Seorang penuntut ilmu harus selalu dan senantiasa mengintropeksi diri dan berusaha untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan dari dalam dirinya. Diantaranya:
- Hasad (dengki/iri)
Artinya membenci datangnya nikmat Allah kepada orang lain. Jadi, hasad bukan mengharapkan hilangnyanikmat Allah dari orang lain. Bahkan semata-mata ketidaksenangan seseorang terhadap nikmat yamg Allah berikan kepada selainnya. Maka ini adalah hasad, baik ia mengharapkan hilangnya nikmat itu atau tetap ada, tetapi ia membenci (tidak menyukai) hal itu. Pengertian ini sebagaimana yang ditetapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan, “hasad adalah kebencian seseorang terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain”.
Seorang muslim dan muslimah tidak boleh dengki karena dengki adalah sifat tercela, sifat orang-orang Yahudi dan dapat merusak amal. Allah melarang seseorang mengharapkan segala apa yang Allah lebihkan dan utamakan atas sebagian manusia dan sebagian yang lain.
Allah berfirman,
ولا تتمنوا ما فضل الله به بعضكم على بعض للر جا ل نصيب مما اكتسبوا وللنساء نصيب وسءلوا الله من فضلهء إن الله كا ن بكل شىء عليما
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-nya. Sungguh Allah maha mengetahuisegala urusan”. (QS. An-Nisaa: 32)
Sifat hasad ini memiliki beberapa sebab, namun ada obatnya, ketahuilah bahwa jika hal ini tumbuh dalam diri anda, maka janganlah meremehkan dan melalaikannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan “karenanya dikatakan tidak ada jiwa yang terbebas dari hasad. Namun orang yang tercela menampakkannya sedangkan orang yang mulia menyembunyikannya”. Dengan begitu akan baiklah jadinya semua urusan kita.
- Delapan tanda hasad
- Senang dengan kesalahan temannya.
- Senang dengan ketidakhadiran temannya.
- Senang dan merasa puas jika temennya dicela.
- Menjelekkan temannya apabila ditanya tentangnya.
- Hatinya akan terasa sakit dan dadanya terasa sempit apabila ada pertanyaan dilontarkan kepada orang lain atau temannya ditanya padahal ia ada.
- Tidak menghargai manfaat atau ilmu yang dimiliki temannya.
- Mencoba menyalahkan pembicaraan temannya dan mengkritiknya apabila temannya menjawab.
- Tidak menisbatkan keutamaan dan pelajaran yang ia dapatkan kepada orang yang menunjukannya.
Saudaraku! Janganlah anda keberatan untuk mendo’akan orang yang berbuat baik kepadamu. Tetapi berdo’alah kepada Allah untuknya dan akuilah keutamaannya . katakanlah; si fulan telah menunjukan kepadaku permasalahan ini, padahal aku telah menghabiskan waktu yang lama untuk membahasnya namun saya tidak menemukan jawabannya.
Ibnu Abdil Barr berkata, “dikatakan, sungguh di antara berkahnya ilmu adalah menisbatkan sesuatu kepada orang yang mengatakannya”.
- Dampak buruk dari sikap hasad
Orang yang hasad akan terjerumus ke dalam beberapa bahaya berikut ini:
- Dia membenci apa yang telah Allah tetapkan karena, kebenciannya kepada nikmat yang Allah berikan kepada orang lain berarti kebenciannya terhadap apa yang telah Allah tetapkan baginya sekaligus menentang keputusan Allah.
- Sungguh hasad akan memakan kebaikan -kebaikannya sebagaimana api memakan kayu bakar.
- Sesungguhnya hati orang yang hasad akan merasakan kesedihan, rasa panas, dan api yang memakannya. Maka setiap kali melihat nikmat Allah atau orang yang dengki, ia akan berduka dan dadanya akan terasa sempit lalun ia selalu mengawasi orang tersebut. Setiap kali melihat satu nikmat pada orang yang ia dengki, ia akan selalu bersedih, berduka, dan dunia akan terasa sempit baginya.
- Bahwa di dalam hasad terdapat penyerupaan dengan orang yahudi. Telah diketahui bahwa orang yang memiliki slah satu sifat orang kafir, maka ia termasuk golongan mereka. Dalam perkataan ini Rasulullah bersabda,
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”. (HR Abu Dawud)
- Bagaimanapun kuatnya hasad, ia tidak akan mampu menghilangkan nikmat Allah dari orang lain.
- Hasad dapat menghilangkan kesempurnaan iman, berdasarkan sabda Rasulullah,
لا يؤ من أحد كم حتى يحب لأ خيه ما يحب لنفسه
“Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi saudaranya apa-apa yang ia sukai bagi dirinya”. (Muttafaq Alaih)
- Hasad dapat mengakibatkan seseorang lalai dan memohon kepada Allah akan karunia-nya.
- Seseungguhnya hasad dapat menyebabkan dirinya memandang rendah nikmat Allah yang telah Allah berikan kepadanya.
- Hasad merupakan akhlak tercela karena orang yang hasad selalu memantau nikmat yang Allah berikan kepada orang lain di tengah masyarakat dan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi manusia dari orang yang didengki dengan merendahkan atau meremehkan kebaikannya.
- Sesungguhnya jika orang yang hasad (dengki) bertindak melampaui batas kepada orang yang didengki maka orang yang didengkinya tersebut akan mengambil kebaikan-kebaikan orang yang hasad tersebut pada hari kiamat. Jika kebaikan orang yang hasad tersebut habis, maka kebuirukan orang didengki akan diberikan kepadanya.
Engkau wahai saudaraku, jika engkau melihat Allah telah memberikan nikmat kepada seseorang dengan suatu nikmat, berusahalah agar engkau pun seperti itu, jangan membenci orang yang diberi nikmat itu, kemudian ucapkanlah,
اللهم زده من فضلك وأعطني أفضل منه
“Ya Allah, tambahkan kepadanya karunia-mu dan berikan kepadaku yang lebih utama daripada apa yang telah engkau berikan kepadanya”.
Hasad tidak bisa mengubah suatu keadaan (yang Allah sudah takdirkan), tetapi hasad hanyalah sebagai mana yang telah kita sebutkan tadi. Di dalamnya terdapat kerusakan dan bahaya yang sepuluh ini.
- Enam obat hasad
Hasad adalah perkara yang sangat berbahaya bagi seorang penuntut ilmu. Setiap kali ia menganggapnya ringan, maka penyakit ini akan mengakar dalam dirinya. Sifat yang seharusnya dimiliki penuntut ilmu adalah sifat ghibthah, yaitu berharap mendapatkan seperti apa yang ada pada saudaranya berupa kebaikan dunia dan agama, namun tidak membenci kedua kebaikan itu dari saudaranya atau tidak mengharapkan agar kedua kebaikan itu hilang dari saudaranya.
Rasulullah bersabda,
لاحسد إلا فى اثنتين: رجل اتاه الله مالا فسلط على هلكته ءى الحق، ورجل اتاه الله الحكمة فهو يقضى بها ويعلمها
“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua perkara: 1. Seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah , lalu ia menggunakan harta tersebut dalam berbuat kebajikan (di jalan kebenaran), dan 2. Seseorang yang dikaruniai oleh Allah berupa himah (ilmu), lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya”. (Mttafaq Alaihi)
Berikut adalah berbagai kiat agar terlepas dari sifat hasad:
- Mendo’akan teman tanpa sepengetahuannya.
- Berusaha mencintainya dan menanyakan keadaan dan keluarganya.
- Mengunjunginya dan mengakui keutamaannya.
- Tidak rela dengan ketidakhadiran temannya, ejekan, dan celaan yang diarahkan padanya.
- Mendahulukannya daripada diri sendiri.
- Meminta pendapat dan nasihat kepadanya.
Refrensi: Diambil dari Buku Menuntut Ilmu Karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Peringkas: Aryadi Erwansyah (Admin Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits, OKU Timur)
baca juga artikel :
Leave a Reply