Kerjakanlah Shalat Di Awal Waktunya
Ketahuilah bahwa shalat wajib itu dikerjakan menurut waktunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah di ajarkan oleh malaikat Jibril tentang waktu shalat-shalat ‘isya’. Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada umamatnya untuk mengerjakan shalat pada waktunya. Karena, Allah ‘azza wajalla telah menyuruh kita untuk mengerjakan shalat pada waktu yang telah di tentukan.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
إن الصلوة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا
Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisaa’ :103)
Shalat pada waktunya sangat di tekankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ini terkandung dalam pernyataan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ketika di tanya oleh para Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
أي الأعمال أحب إلى الله؟ قال: الصلاة على وقتها, قلت: ثم أي؟ قال: ثم بر الوالدين, قلت: ثم أي؟ قال: ثم الجهاد في سبيل الله.
Artinya: “Amalan-amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Rasulullah menjawab, “Mengerjakan shalat di awal waktunya.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain, dari Ummu Farwah radhiyallahu’anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya,
أي الأعمال أفضل؟ قال: الصلاة في أول وقتها
Artinya: ‘Amalan-amalan apakah yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Mengerjakan shalat di awal waktunya.’ (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya)
Allah telah menentukan waktu shalat atas setiap mukmin, dan Allah pun memerintahkan kita untuk menjaga shalat pada waktu-waktunya, sebagaimana firman Allah:
حفظوا على الصلوت والصلوة الوسطى وقوموا لله قانتين
Artinya: “Peliharalah semua shalatmu, dan periharalah shalat wustha’. Dan berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 238)
Yang di maksud shalat Wustha yaitu shalat ‘Ashar, berdasarkan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika Perang Ahzab,
شغلونا عن الصلاة الوسطى صلاة العصر, ملأ الله بيوتهم وقبورهم نارا
Artinya: “Mereka telah menyibukkan kita dari shalat Wustha’, yaitu shalat Ashar. Semoga Allah memenuhi rumah-rumah dan kubur-kubur mereka dengan api.” (HR. Muslim)
Selain itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang keutamaan shalat ‘Ashar dan shalat Shubuh,
من صلى البردين دخل الجنة
Artinya: “Barangsiapa shalat di dua waktu yang dingin (Shalat Shubuh dan Shalat’Ashar), ia akan masuk Surga.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai sudaraku….
Perhatikanlah kedua waktu ini, janganlah di tunda. Fenomena inilah yang terjadi pada sebagian besar kaum muslimin. Mereka mengerjakan shalat Shubuh mendekat pukul 06.00 hingga 07.00 pagi. Padahal jika matahari sudah terbit, maka waktunya sudah habis. Kecuali bagi orang yang tidak sengaja tertidur lelap sampai terbit matahari, maka ia melakukan shalat sesudah terbit matahari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah sekali terlambat mengerjakan shalat Shubuh, yaitu ketika beliau mengadakan perjalanan (safar) untuk berperang. Beliau berperang dibawah terik matahari dan beralaskan padang pasir yang panas. Beliau dan para Sahabatnya sangat lelah karena perang belum juga berakhir hingga datang waktu malam. Beliau kembali ke kemah dengan merasakan keletihan yang luar biasa sehingga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam terlambat melaksanakan shalat. Dan beliau hanya sekali saja terlambat dalam mengerjakan shalatnya. Berbeda dengan yang terjadi pada sebagian besar kaum muslimin sekarang ini, mereka terlambat setiap hari. Hal tersebut tidak dibenarkan, bahkan kalau sudah keluar waktunya, maka pada hari itu dia tidak shalat.
Sesungguhnya kekuatan iman kepada Allah bisa mendorongnya untuk bangun di waktu Shubuh. Banyak cara agar kita dapat bangun pagi dan mendirikan shalat Shubuh. Adanya kokok ayam adalah bukti bahwa Allah telah memberikan rahmat-Nya berupa kemudahan untuk bangun pagi kepada ummat ini. Kita pun dapat meminta keluarga, tetangga atau teman untuk membangunkan kita ketika datang waktu Shubuh, atau dengan menggunakan jam weker atau alarm handphone.
Sesuatu yang paling kuat menyentuh iman seorang mukmin untuk memenuhi panggilan shalat yaitu adanya panggilan adzan yang merupakan kemudahan dalam islam sebagai pengingat waktu shalat sehingga kita bisa melaksanakan shalat Shubuh berjama’ah dan shalat wajib lainnya.
Wahai Saudaraku….
Ketahuilah bahwa shalat Shubuh ini merupakan shalat yang paling berat atas orang munafik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إن أثقل صلاة على المؤمنافقين صلاة العشاء و صلاة الفجر, ولو يعلمون ما فيها لأتوهما ولو حبوا…
Artinya: “Sesungguhnya shalat yang paling berat atas orang-orang munafik adalah shalat ‘Isya’ dan shalat Fajar (Shubuh). Dan seandainya mereka mengetahui ganjaran yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan mendatangu keduanya meskipun sambil merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, tidak ada istilah “kasihan” kepada keluarga kita meskipun suami pulang sudah larut malam atau si istri kurang tidur karena ketika anak rewel sehingga terlambat libur. Seandainya masih capek dan letih, diperbolehkan untuk istirahat setelah mengerjakan shalat Shubuh. Ketika seorang muslim sibuk bekerja, berdagang, rapat, janji dengan orang kemudian datang waktu Dzuhur, hendaklah meninggalkan pekerjaannya utnuk sementara waktu, kemudian mendirikan shalat Dzuhur. Begitupun dengan shalat ‘Ashar, Maghrib, dan ‘Isya’ wajib dikerjakan oada waktunya dengan berjama’ah.
Fenomena keterlambatan shalat sering terjadi pada orang-orang yang kerja, berdagang, kuliah dan lain-lainnya. Mereka pulang kerja pukul empat sore. Mereka menunda shalat ‘Ashar dengan alasan dapat dikerjakan dirumah sehingga mereka berusaha untuk pulang keruma secepatnya, misalnya dengan naik bus, kereta, atau lainnya.
Ironisnya, terkadang waktu yang di perlukan untuk menunggu bus bisa sampai satu jam di tambah kemacetan yang terjadi di perjalanan sehingga ia sampai dirumah bersamaan dengan di kumandangkannya adazan Maghrib. Maka,pada hari itu ia tidak mengerjakan shalat ‘Ashar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من ترك صلاة العصر فقد حبط عمله
“Barangsiapa meninggalkan shalat ‘Ashar, maka hapuslah amalannya.” (shahih, HR. Ahmad dalam musnadnya)
Jika hal diatas sudah menjadi rutinitas harian anda, maka kerjakanlah shalat dimanapun anda berada, baik ketika dikantor, dikampus, maupun dipasar. Begitupun denha shalat Maghrib dan ‘Isya’ jangan menunda-nunda untuk mengerjakannya. Adapun bagi musafir (orang yang sedang safar/orang yang dalam perjalanan) disunnahkan mengqashar (meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat) dan ia boleh menjamak shalatnya.
Seorang muslim tidak boleh menunda mengerjakan shalat dengan berbagai alasan, misalnya dengan mengatakan “oh, pakaian saya kotor, jadi nanti saja. Nanti dirumah juga bisa shalat.” sikap seorang muslim apabila sudah tiba waktunya, maka kerjakanlah shalat.
Usahakan sebelum naik bus, kereta dan lainnya mengerjakan shalat terlebih dahulu. Kemudian, orang yang naik kendaraan pribadi, hendaklah ia berhenti sejenak untuk mengerjakan shalat. Sungguh, di sepanjangjalan terdapat banyak masjid, mushalla, maupun tempat-tempat untuk shalat.
Ketahuilah, apabila tidak ada masjid maupun mushalla, maka sungguh, bumi ini merupakan tempat shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “…Dijadikan bumi bagiku sebagi tempat shalat dan bersuci (tayammum)..” (Shahih, HR. Ahmad dalam musnadnya)
Wahai saudaraku….
Kerjakanlah shalat pada waktunya dimanapun anda berada dan janganlah merasa berat mengerjakannya. Sesungguhnya islam adalah agama yang mudah. Hendaklah setiap pemimpin perusahaan dan lainnya menyuruh para karyawan mereka untuk melakukan shalat.
Selain dari mengerjakan shalat di awal waktunya hal yang harus kita raih adalah kiat-kiat meraih khusyu’ dalam shalat. Adapun kiat-kiat meraih khusyu’ dalam shalat diantaranya adalah:
- Mengingat Kematian
Dari Anas radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Ingatlah kematian di dalam shalatmu, karena jika seseorang mengingat kematian dalam shalatnya niscaya dia akan melakukan shalatnya dengan baik. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia akan melakukan shalat yang lainnya (kerna meninggal)..” (Hasan, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah: 1421)
- Merenungkan Makna dari Bacaan-Bacaan yang Ada di Dalam Shalat
Ketika seorang hamba sedang mengucapkan, “Allahu Akbar” dia akan selalu membayangkan makna kalimat tersebut dan segala sesuatu yang menyangkut keagungan-Nya. Ketika dia meminta perlindungan, ia akan selalu memikirkan makna yang terkandung dalam perlindungan tersebut, yaitu berharap dan memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Mendengar, Dialah Dzat yang mendengar hamba-Nya, Yang Maha Mengetahui, Dialah yang mengetahui apa yang dibisikkan setan. Ia juga membayangkan bahwa dengan apa yang ia lakukan itu, berarti membuka semua pintu kebaikanmdan menutup semua pintu kejelekkan. Demikianlah seorang hamba merenungkan makna-makna yang terkandung di dalam basmallah, tasbih, dan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam hal ini ia dituntut untuk membuka kitab-kitab tafsir dan penjelasan para ulama, agar ia benar-benar memahami apa yang diucapkannya dan mengucapkan apa yang dipahaminya. Semua itu dilakukan di dalam shalat sesuai dengan kemampuan yang ia miliki dengan kerja keras.
- Meninggalkan Dosa dan Maksiat
Allah Ta’ala berfirman, “..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Kemaksiatan merupakan penghalang yang merintangi kekhusyu’an di dalam shalat. Sedangkan memperbanyak kebaikan dapat menjadikan shalat lebih baik dan lebih khusyu’.
- Tidak Banyak Tertawa
Karena banyak tertawa dapat mematikan hati, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “.. Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
- Memilih Pekerjaan yang Sesuai
Hal itu dapat di pertimbangkan dari beberapa segi:
Pertama: dari segi kehalalan, karena Allah tidak menerima kecuali thayyib (halal), sedang makan barang yang haram menjadikan do’a tidak terkabul dan kekhusyu’an sirna
Kedua: pekerjaan tersebut tidak bentrok dengan waktu-waktu shalat.
Ketiga: diusahakan mencari pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan sehingga ketika tiba waktu shalat, ia pun dapat menghadap Rabb-nya dengan hati yang khusyu’.
- Tidak Terlalu Sibuk dengan Urusan Dunia
Sibuk terhadap dunia dapat mengurangi perhatian terhadap akhirat. Ambillah dunia sekedar untuk menutupi kebutuhanmu dan keluarga. Jika pekerjaan pada waktu pagi sudah cukup, tidak usah bekerja pada waktu sore. Jika sudah sukses dalam bisnis tertentu, tidak usah sibuk dalam bisnis lain yang dapat menghilangkan konsentrasi pikiran dan melupakan Allah, juga melupakan diri sendiri dan keluarga.
- Banyak Membaca Al-Quran dan Doa-Doa di AjarkaN Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Karena semua itu dapat melembutkan hati dan menjauhkan diri dari setan.
- Bersegera Mengerjakan Shalat
Sehingga tidak membuat ia berlari karena tidak ingin ketinggalan berjama’ah, yang pada akhirnya ia akan melaksanakan shalat dalam keadaan yang tidak tenang. Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Jika shalat sudah diiqamatkan (didirikan), maka janganlah mendatanginya dengan berlari, datangilah dengan berjalan. Tenanglah, apa yang kamu peroleh lakukanlah, dan apa yang terluput, maka sempurnakanlah. (HR. Bukhari)
- Merapatkan dan Meluruskan Shaff
Lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat, sedangkan bengkoknya shaf akan mengakibatkan permusuhan, pertentangan hati, kurangnya iman, dan hilangnya kekhusyu’an.
Sumber:
Diambil dari buku Sebaik-Baik Amal adalah Shalat penulis Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Diringkas oleh : Yasmin Yuni Azrah (Pengabdian di Ponpes Darul Quran wal Hadits)
Baca juga artikel:
Leave a Reply