oleh : Ust Adi M Abu Aisyah Lc
Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah. Ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat namun tidak disertai dengan ikhlas, tidak akan Alloh terima. Sebaliknya, ibadah yang dilakukan dengan ikhlas tapi menyalahi tuntunan Alloh dan tuntunan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak dapat membuahkan pahala sedikitpun.
Ikhlas yang merupakan syarat diterimannya ibadah memiliki banyak keutamaan dan kebaikan yang akan didapat pelakunya. Diantara keutamaan–keutamaan yang disebutkan tersebut adalah sebagai berikut:
- Keikhlasan adalah sebab kekalnya persahabatan diantara orang-orang mukmin baik di dunia maupun di akhirat.
Alloh berfirman:
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, mengadakan perbaikan, berpegang teguh pada (agama) Alloh dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Alloh. Maka mereka itu bersama dengan orang-orang yang beriman dan kelak Alloh akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (Qs. An-Nisâ’: 146)
Imam Ath-Thobari ketika menafsirkan ayat di atas berkata: “Mereka mengikhlaskan agama mereka kepada Alloh” mereka mengikhlaskan ketaatan dan amalan hanya untuk Alloh. Mereka hanya menginginkan Alloh dengan ketaatan dan amalan itu, tidak beramal karena ingin dilihat manusia, tidak beramal karena ragu terhadap agama, dan bahwa Alloh menghitung apa yang mereka kerjakan, Alloh akan memberi balasan kepada orang yang berbuat kebaikan dengan kebaikan dan membalas keburukan dengan keburukan, Alloh akan memberikan keutamaan, dan ampunan kepada mereka. Mereka beramal dan beribadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Alloh, dan mengharapkan ridho Alloh, itulah makna mengikhlaskan ketaatan kepada Alloh. Kemudian Alloh berfirman: “Maka mereka itu bersama dengan orang-orang mukmin”. Dahulu mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat kemunafikan, setelah mereka memperbaiki diri, berpegang teguh dengan agama Alloh, dan mengikhlaskan agama kepada Alloh, maka mereka bersama orang-orang mukmin di surga, mereka tidak bersama dengan orang-orang munafik yang mati dalam kemunafikan, Alloh menjanjikan neraka yang paling bawah buat orang-orang munafik itu.”[1]
Syaikh Abdurrohman bin Nashir As-Sa`di berkata: “Orang-orang yang memiliki sifat-sifat ini (berpegang teguh pada agama Alloh, mengadakan perbaikan, dan ikhlas dalam mengerjakan ketaatan) bersama-sama dengan orang-orang mukmin di dunia, di alam kubur, dan di hari Qiamat.”[2]
Sungguh kebersamaan yang sangat indah, kebersamaan dalam kebahagiaan, persahabatan dalam meraih keberuntungan, dan persatuan dalam menggapai pahala yang besar di dunia, di alam kubur, dan di akhirat.
- Keikhlasan adalah sebab keselamatan seorang mukmin dari perbuatan keji dan mungkar.
Alloh berfirman:
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih dan yang ikhlas.” (Qs. Yusuf:24)
Ath-Thobari berkata: “Firman Alloh demikianlah kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian”, artinya yaitu: Sebagaimana Kami perlihatkan tanda Kami untuk meninggalkan keinginan untuk berbuat zina, demikian juga kami ciptakan segala sebab yang dapat menolak kesedihan yang akan menimpanya, yang dia tidak ridhoi; supaya Kami palingkan dia dari melakukan perbuatan yang haram, dan berzina, agar Kami jadikan dirinya suci dari kotoran itu.”
Syaikh Abdurrohman bin Nashir As-Sa’di berkata: “Sesungguhnya Alloh menyelamatkannya (Yusuf) dari kemungkaran dan kekejian karena dia termasuk di antara hamba-hambanya yang ikhlas dalam beribadah kepada-Nya. Mereka adalah orang-orang yang dipilih, dikhususkan, diberi nikmat, dan dijauhkan oleh Alloh dari hal-hal yang dibenci. Dengan demikian inilah, mereka menjadi orang-orang pilihan-Nya.”[3]
Keselamatan dari kemungkaran dan terjaga dari kekejian adalah kunci untuk menjadi orang-orang pilihan Alloh, dan dengan mengikhlaskan diri dalam beribadah dan beramal karena mengharapkan pahala dan surga Alloh adalah salah satu di antara cara untuk menangkal kemaksiatan. Sebagaimana Alloh telah menyelamatkan Yusuf dari perbuatan yang keji karena keikhlasannya. Demikian juga kalau kita ikhlas dalam beribadah, maka Alloh akan menyelamatkan kita dari kehinaan, kesengsaraan, dan kecelakaan karena melakukan perbuatan haram.
- Keikhlasan adalah sebab keselamatan dari godaan setan.
Alloh berfirman yang artinya:
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka“. (Qs. Al-Hijr : 39-40)
Syaikh Abdurrohman bin Nashir As-Sa`di berkata ketika menafsirkan dua ayat ini: “(Yaitu) Saya akan jadikan dunia indah dalam pandangan mereka, dan saya akan membuat mereka lebih mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga mereka tunduk kepadaku untuk melakukan semua kemaksiatan. Saya akan halangi mereka semua dari meniti jalan yang lurus, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas, yaitu hamba-hamba yang Engkau pilih karena keikhlasan, keimanan, dan tawakal mereka.”[4]
Iblis dan bala tentaranya tidak akan berhenti menggoda dan membujuk semua manusia agar lengah, terlena, dan jauh dari jalan para Nabi dan para Rosul. Mereka terus berusaha dengan sungguh-sungguh dan tidak kenal lelah untuk menyesatkan manusia, namun usaha mereka sia-sia belaka, ketika mereka berhadapan dengan orang-orang yang ikhlas. Keikhlasan adalah senjata yang ampuh untuk menaklukkan dan mengalahkan setan.
- Keikhlasan adalah sebab dimasukkannya seorang muslim ke surga. Alloh berfirman:
“Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Lâ ilâha illallôh” (Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: “Apakah kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rosul-rosul (sebelumnya). Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan adzab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan, kecuali hamba-hamba yang ikhlas dan dipilih oleh Alloh. Mereka itu memperoleh rejeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan. Di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khomer dari sungai yang mengalir. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khomer itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap.” (Qs. Ash-Shoffât: 34-49)
Imam Qurtubi berkata: “Ayat ini adalah pengecualian dari orang-orang yang merasakan adzab…”[5]
Syaikh Abdurrohman bin Nashir As-Sa’di berkata: “Sesungguhnya mereka (orang-orang yang ikhlas) tidak merasakan adzab yang pedih, karena mereka mengikhlaskan amalan-amalan yang mereka kerjakan untuk Alloh semata, maka Alloh pun memilih, mengkhususkan rahmat buat mereka, dan memperlakukan mereka dengan baik dengan kelembutan-Nya.”[6]
Surga adalah rumah kenikmatan dan kebahagiaan yang menjadi dambaan setiap orang yang beriman. Banyak kiat untuk menggapai surga, salah satunya adalah dengan mengerjakan amalan, ibadah, ketaatan, dan semua kebaikan karena Alloh dan untuk Alloh.
Inilah sekelumit diantara keutamaan orang-orang yang ikhlas dalam berbuat, beramal, bekerja, beribadah, dan melakukan ketaatan hanya karena mengharapkan pahala dan surga Alloh. Semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan yang sangat agung ini, kita bersemangat, bertekad, berusaha, dan berdo’a supaya kita dimasukkan Alloh kedalam golongan orang-orang yang ikhlas, dan dapat memetik buah kebaikan, kebajikan, keutamaan dibalik keikhlasan.
Jangan ragu untuk ikhlas berbuat
Agar diri jadi selamat
Jangan bimbang untuk ikhlas beribadah
Agar meraih surga yang sangat indah
Tetapkan niat hanya untuk Yang Maha Penyelamat
Agar kebahagiaan mudah didapat
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 03 Tahun 02
[1] Lihat “Tafsir Ath-Thobari” hal. 622-623.
[2] Lihat “Taisîrul Karîmir Rohmân fî tafsîril Kalâmil Mannân” Hal. 264.
[3] Lihat “Taisîrul Karîmir Rohmân fî tafsîril Kalâmil Mannân” Hal. 541.
[4] Lihat “Taisîrul Karîmir Rohmân fî tafsîril Kalâmil Mannân” Hal. 592-593.
[5] Lihat “Tafsir Al-Qurtubi” jilid 18 hal. 28.
[6] Lihat “Taisîrul Karîmir Rohmân fî tafsîril Kalâmil Mannân” Hal. 984.
Leave a Reply