Jihad Melawan Korupsi –
إن الحمد الله, نحمده ونستعينه, ونستغفره, ونعوذ با الله من شرور أنفسنا, وسيىئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Pertama : Mengubur tradisi korupsi
Tradisi korupsi , suap, sogok, money politics, pungli dan kelompok turunannya telah mengakar kuat dan menjalar secara sistematik pada tubuh birokrasi setiap Lembaga baik negeri maupaun swasta. Fakta ini merupakan salah satu tantangan paling fenomenal bagi agama-agama samawi, terutama agama islam, yang secara tegas mengutuknya.
“Rasulullah mengutuk orang yang menyuap dan orang yang disuap.” Demikian sebuah hadist memperingatkan Ketika salah seorang sahabat Bernama Abdullah bin Lutbiyah terbukti menerima pemberian, Rasulullah yang memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini, segera memberhentikannya.
Dalam Bahasa agama, korupsi, suap, sogok, uang pelican, money politics, pungli dan kelompok turunannya digolongkan sebagai risywah, yakni Tindakan atau perbuatan seseorang yang memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan memengaruhi keputusan pihak penerima agar menguntungkan pihak pemberi secara melawan hukum.
Umumnya, risywah terjadi melalui kesepakatan antara dua pihak-pemberi (raaisy) dan penerima(murtasyii) suap. Namun, kadang ia juga melibatkan pihak ketiga sebagai perantara.
- Perlu jihad
Menurut Imam Ibnul Qayyim Al- Jauziyah, jihad terbagi dalam empat tingkatan, yaitu:
Jihaadun Nafs (jihad melawan hafa nafsu). Termasuk dalam kategori ini adalah berjihad untuk mempelajari ilmu dan petunjuk, yaitu agama Islam yang haq, berjihad untuk mengamalkan ilmu yang telah di perolehnya, mendakwahkan serta bersabar terhadap kesulitan-kesulitan yang menghadang.
Jihaadusy Syaithan (jihad melawan syetan). Dalam hal ini ada dua tingkatan, yaitu berjihad untuk membentengi diri dari serangan syubhat dan keraguaan yang dapat merusak iman dan yang kedua adalah berjihad untuk membentengi diri dari syahwat dan keninginan-keinginan yang merusak.
Jihaadul Kuffar wal Munaafiqiin (jihad melawan orang kafir dan kaum munafiqin). Dalam hal ini ada empat tingkatan, yaitu jihad dengan hati, dengan lisan,dengan harta dan jiwa raga. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
يآيها النبي جاهد الكفار والمنافقين واغلظ عليهم ومأواهم جهنم وبئس المصير
Artinya: “Wahai mabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikaplah keras terhadap mereka.Tempat mereka adalah neraka jahannam,dan itulah tempat seburuk-buruk tempat kembali.”(QS At-Taubah[9]: 73)
Jihaad Ar baabizh Zhulm wal Bida’wal Munkaraat (jihad melawan tokoh-tokoh yang zalim, perlaku bid’ah dan kemungkaran). Dalam hal ini, jihad dibagi dalam tiga timgkatan, yaitu: pertama, jihad dengan tangan bila mampu, kedua bila tidak sanggup maka dengan islam, dan ketiga dengan hati.
Dengan demikian jihad melawan korupsi dapat kita masukkan dalam kategori jihad ini, yaitu jihad melawan hawa nafsu yang menyimpang, mencegah dorongan maksiat dan kenginginan-keinginan yang merusak iman, melawan munafiqun tukang tipu dan pengkhianat amanah, melawan perilaku kotor para koruptor, orang-orang zhalim perampas hak manusia, pembobol uang negara, tukang pungli dan umpeti.
- Amanah mesti diemban
Amanah merupakan pondasi dan perkara agama yang pertama kali diangkat dan hilang dari agama.
Padahal, kalua sikap amanah menjadi penghias dalam bekerja dan muamalah, kesuksesan dan kepercayaan akan teraih.Tak heran jika Islam sangat mengutamakan amanah dalam bekerja dan muamalah neskipun kepada orang kafir. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
إن آالله يأمركم أن تؤدوا آلأمانات إلى أهلها و إذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن الله نعما يعضكم به إن الله كان سميعا بصيرا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengjaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS An-Nisa’ [4]: 58).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan bahwa dia memerintahkan untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya. Di dalam hadist yang hasan dari Samurah, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: ‘Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu,’’’(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlus Sunan).
- Sanksi Perbuatan Korupsi
Banyak sekali ragam sanksi yang diterima pemakan harta haram terutama dari hasil korupsi, mulia sanksi di dunia, sanksi di alam kubur, hingga hukuman di akhirat berupa api neraka jahanam. Para koruptor pasti akan mendapat sanksi berat baik di dunia maupun di akhirat. Di antara sanksi itu adalah tidak dikabulkannya doa mereka dan akan disiksanya mereka secara pedih di alam kubur kelak.
Wahai saudaraku sanksi untuk para koruptor dan pencuri harta negara setelah mereka mati akan lebih pedih dan sangat berat, karena tidak ada pengadilan yang lebih adil dan jujur dari pada pengadilan akhirat.
Sanksi yang berat itu tentu sudah seharusnya mereka terima, karena dampak korupsi bahkan lebih puas dan lebih buruk ketimbang terosrisme. Korupsi membunuh karekter bangsa, menghancurkan ekonomi negara, melumatkan hak-hak rakyat, mengancam masa depan generasi bangsa, membuat masyarakat menderita lahir-batin, mematikan sikap amanah dan kejujuran, menguras cadangan devisa negara, merusak moral dan peradaban bangsa dan menghilangkan kepercayaan investor. Darah daging mana saja yang tumbuh dari makanan dan minuman yang haram akan menjadi hidangan dan santapan api neraka.
Adapun sanksi di dunia untuk korupsi bisa berupa ta’zir, yaitu hukuman yang kadarnya sangat bergantung pada kebijakan pemimpin negara. Koruptor bahkan bisa dieksekusi mati bila perbuatannya menimbulkan dampak negatif secara kolektif dan kekacauan secara umum.
Kedua : Bertaubat Dari Korupsi
Hakikat Taubat
Taubat merupakan perasaan menyesal yang sangat mendalam atas dosa yang telah dilakukan. Dia menyesali dalam hatinya dan meminta mapun dengan lisannya serta di buktikan dalam amal perbuatanya. Orang yang bertaubat akan menghadap Allah dengan sepenuh hati dan menahan diri dari setiap dosa.
Orang yang bertaubat akan merenungkan rincian surga dan janji-janji-Nya dan ancaman-ancaman-Nya bagi orang yang bermaksiat. Dia terus melakukannya hingga rasa takut dan harapannya mannguat berdoa kepada Allah Ta’ala dengan penuh harap dan cemas, memohon agar Allah membersihkan dosa dan kesalahnnya.
Keutamaan Taubat
Keutamaan taubat amat banyaknya. Taubat menghapus segala macam dosa, mengangkat derajat pelakunya, menurutnya ke jalan yang lurus dalam menanngapi ridha dan cinta Allah, serta membuka pintu rezeki dan karunia-Nya.
Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu berkata, “Timbanglah diri kalian sebelum (amal) kalian ditimbang, hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, karena demikian itu akan lebih mudah bagi kalian nanti pada hari hisab jika kalian mengoreksinya pada saat sekarang. Berbekallah untuk menghadapi ‘ardhul akhbar (pada hari Allah mangajak bicara semua hamba-Nya).” Allah Ta’ala berfirman:
يو مئد تعرضون لا تحفى منكم خافية
Artinya: “pada hari itu kamu dihadapkan (kepada tuhanmu), tiada sesuatu apa pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS Al-Haaqah [69]:18).
Orang yang bertaubat dari segala dosa, termasuk korupsi dan suap, akan menjadi seorang hamba yang berhak mendapatkan perlindungan Allah dan rahmat-Nya. Allah memberikan keluasaan reziki dan hidup yang lapang di dunia dan akhirat. Tentang pagala orang bagi orang yang bertaubat ini, Allah Ta’ala berfirman:
أو لئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجرى من تحتها آلأنهار خالدين فيها ونعم أجر العاملين
Artinya: “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari tuhan mereka dan surga yang d idalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS Ali-Imran [3]: 136).
Bahkan, istighfar dan meninggalkan dosa merupakan sebab yang mendatangkan, kesuburan, keturunan yang banyak, dan bertambahnya kemuliaan dan bertambahnya kemuliaan dan kekuatan.
Dalam keimanan tersimpan rahmat bagi segenap bangsa, sedangkan dalam istihgfar tersimpan berkah agama dan dunia. Maka, disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah dalam sunnahnya dan Abdullah bin Abban, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar maka Allah berikan jalan keluar baginya dalam setiap kesusahan dan kesempitan, serta Allah berikan ia rezeki dari arah yang tidak ia sangka.”
Taubat juga menumbuhkan iman dan amal shalih. Orang-orang yang bertaubat tidaklah akan terjatuh kedalam kesesatan. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga tanpa mendapatkan ketidak adilan sedikitpun.
إلا من تاب وءامن وعمل صالحا فأولئك يدخلون الجنة ولايظلمون شيئا, جنات عدن آلتي وعد آلرحمن عباده بالغيب إنه كان وعده مأتيا
Artinya: “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun, yaitu surga ‘And yang telah dijadikan oleh Tuhan yang Maha pemuranh kepada hamba-hamba-Nya, sedikitpun (surg aitu) tidak tampapk. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati,” (QS Maryam [19]:60-61).
Betapa besar berkah istighfar dan manfaat taubat. Dengan keduanya, segala rahmat diturunkan, bermacam rezeki menjadi berkah dan segala Kebaikan bertambah banyak. Dengan keduanya Allah karuniakan harta dan anak. Allah mengampuni dosa. Ia membuka tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat hamba-Nya yang berbuat salah dimalam hari. Dia membuka tanganya pada malam hari untuk menerima taubat hamba-Nya yang berbuat salah pada siang hari, sebagai bentuk karunia dari-Nya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya orang berakal menyibukkan diri dengan berbuat ketaatan kepada Rabbnya.
Bersambung…..
Referensi : Zainal Abidin bin Syamsudi/2008/Jihad Melawan Korupsi/Pustaka Imam Abu Hanifah
Diringkas oleh : Bella Nopita Sari (pengabdian ponpes darul qur’an wal hadits)
BACA JUGA :
Leave a Reply