Masuk surga bukan dilihat dari banyak hartanya, banyak keluarganya atau tinggi pangkatnya, namun seseorang dapat masuk ke surga karena keimanannya dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dan orang yang terbaik dikalangan manusia adalah orang yang paling betaqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, dan juga surga disediakan kepada muttaqin (orang-orang yang bertaqwa kepada Allah). Bahkan orang-orang miskin dari segi harta sekalipun, jikalau mereka bertaqwa kepada Allah maka mereka akan memperoleh jalan menuju surga. Sebagaimana terdapat hadist tentang para sahabat yang faqir mengadu kan kepada Rasulullah shallahhu ‘alai wa salam karena mereka ingin mendahuli masuk surga kareana orang kaya bisa bershadaqoh dengan hartanya sedangkan orang faqir belum tentu bisa:
عن أبي ذر رضي الله عنه أيضا أن ناسا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، قالوا للنبي: يا رسول الله ذهب أهل الدثور بالأجور، يصلون كما نصلي، ويصومون كما نصوم، ويتصدقون بفضول أموالهم قال: ((أوليس قد جعل الله لكم ما تصدقون؟ أن بكل تسبيحة صدقة، وكل تكبيرة صدقة، وكل تحميدة صدقة، وكل تهليلة صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، وفي بضع أحدكم صدقة)) قالوا: يا رسول الله، أيأتي أحدنا شهوته ويكون له فيه أجر؟ قال: أرأيتم لو وضعها في حرام، أكان له وزر؟ فكذلك إذا وضعها في الحلال كان له أجر.
Artinya: Dari Abu Dzarr rodiyallahhu ‘anhu: bahwasannya sejumlah orang dari sahabat Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam berkata kepada beliau shallahu ‘alahi wa sallam:’’Wahai Rasulullah,orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka. Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam bersabda: ‘’Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh? Sesungguhnya setiap tashbih merupakan shodaqoh, setiapa takbir merupakan shodaqoh, setiap tahmid merupakan shodaqoh, setiap tahlil merupakan shodaqoh, menyuruh yang ma’ruf shodaqoh, mencegah yang mungkar merupakan shadaqoh dan pada kemaluan salah seorang diantara kalian terdapat shodaqoh.’’ Mereka bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya dan mendapatkan pahala di dalamnya? Beliau bersabda:’’ Bagaiman a pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang haram,bukankah baginya dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka ia mendapatkan pahala.’’ (Shahih, HR. Muslim)
Hadist diatas menunjukkan bahwa ada para sahabat Rasulullah shallahu ‘alahi wa salam dalam keadaan fakir terhadap hartanya, ungkapan mereka ini bukan karena hasad, tidaklah protes terhadap takdir Allah ta’ala, akan tetapi tujuan mereka berharap siapa tahu ada amalan yang bisa menandingi amalan mereka (orang kaya yang bershadaqoh).
Yang mana orang kaya tersebut melakukan amalan-amalan ibadah sama seperti yang mereka lakukan. Contohnya: sholat , puasa dan bersedekah dengan kekayaan yang dimiliki oleh orang yang kaya sedangkan orang faqir belum tentu bisa bersedekah dengan harta mereka (dalam harta mereka yang dimiliki belum bisa memenuhi kelangsungan mereka), maka para sahabat yang faqir mengungkapkan perasaan mereka kepada Rasulullah shallahu ‘alahi wa salam karena ingin merahi amalan shodaqoh seperti orang-orang yang kaya dengan mengatakan :’’ Wahai Rasulullah,bagaimana caranya agar kami bisa mendahului mereka atau seperti mereka? Kemudian Rasulullah bersabda: ‘’Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh? Sesungguhnya setiap tashbih merupakan shodaqoh, setiap takbir merupakan shodaqoh, setiap tahmid merupakan shodaqoh, setiap tahlil merupakan shodaqoh, menyuruh yang ma’ruf shodaqoh, mencegah yang mungkar merupakan shadaqoh dan pada kemaluan salah seorang diantara kalian terdapat shodaqoh.’’
semua hal yang telah disebutkan Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam dan beliau mengatakannya sebagai shadaqoh mampu dilakukan oleh orang-orang fakir. Maka isilah waktu kalian dengan tasbih,takbir,tahmid, tahlil, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar ini semua bernilai shodaqoh.
Sementara orang-orang yang kaya mungkin tidak bersedekah setiap hari. Apabila pada suatu hari mereka bersedekah, maka tidak seluruh waktu dalam sehari itu mereka isi dengan bersedekah, sementara kalian mamapu untuk melakukan hal itu. Tatkala beliau shallahu ‘alahi wa sallam menjelaskan hal ini, mereka rodiyaallahhu ‘anhum akhirnya menjadi puas dengan penjelasan beliau,akan tetapi ketika beliau bersabda: “dan pada kemaluan salah seorang kalian merupakan shodaqoh.’’ Artinya: bila seseorang mendatangi istrinya maka dengannya ia akan mendapatkan pahala bersedekah karena diletakkan pada yang halal dan bukan yang haram.
BEBERAPA FAIDAH (PELAJARAN) DARI HADIST INI:
- Perlombaan para Sahabat rodiyallahu ‘anhum dan sikap saling mendahului satu sama lain dalam beramal shalih, sebab dalam hadist ini mereka datang menghadap Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam dan berkata: bahwa telah pergi orang kaya dengan pahala mereka. Dan mereka tidak bermaksud hasad, akan tetapi ingin supaya Rasulullah shallahu ‘alai wa salam membuka bagi mereka pintu amal sehingga bisa mendahului orang-orang kaya.
- Para sahabat rodiyallahu ‘anhum mempergunakan harta mereka dalam hal kebajikan di dunia dan akhirat, yaitu dengan bershadaqoh.
- Dalam amal badaniyyah (yang dilakukan anggota tubuh),baik yang kaya maupun yang miskin bisa melakukannya. Berdasarkan perkataan mereka: ‘’mereka shalat sebagaimana kami shalat,berpuasa sebagaimana kami puasa.’’ Orang kaya pun demikan seperti kami. Dan terkadang pelaksanaan orang fakir lebih bagus dan sempurna daripada orang kaya.
- Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam telah membuka pintu kebaikan bagi orang-orang fakir, berdasarkan sabda beliau: يصلون كما نصلي، ويصومون كما نصوم “bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh?’’ kemudian beliau menyebutkan pintu-pintunya.
- Menepatkan ucapan pembicaraan yang tidak mungkin diingkari, berdasarkan: أوليس قد جعل الله لكم ما تصدقون؟ “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bershodaqoh?’’ sebab dengan ini lebih mengena dalam menegakkan hujjah atasnya.
- Semua amalan yang beliau shallahu ‘alahi wa sallam sebutkan bernilai shadaqoh, akan tetapi shadaqoh ini ada yang bersifat wajib,dan ada yang tidak wajib. Ada yang bermanfaat bagi orang lain (muta’addi), ada yang bermanfaat sebatas untuk dirinya sendiri (qaashir). Sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.
Beliau shallahu ‘alahi wa sallam bersabda: ‘’ Sesungguhnya setiap tashbih merupakan shodaqoh, setiap takbir merupakan shodaqoh, setiap tahmid merupakan shodaqoh, setiap tahlil merupakan shodaqoh.’’ Hal-hal ini, semuanya bersifat qaashir (bermanfaat sebatas untuk dirinya sendiri). Ada yang wajib dan ada yang tidak wajib.
Dalam hal takbir, ada yang wajib dan ada yang tidak wajib. Takbir dalam shalat hukumnya wajib,takbir ketika dzikir setelah shalat hukumnya mustahabb (sunnah), demikian pula dikatakan pada tashbih dan tahlil.
وأمر بالمعروف صدقة، ونهي عن المنكر صدقة ‘’ menyuruh yang ma’ruf shodaqoh, mencegah yang mungkar merupakan shadaqoh ‘’. ini termasuk wajib. Akan tetapi menyuruh kepada ma’ruf terkadang menjadi wajib ‘aini (kepada setiap individu) bagi mereka yang mampu dan tidak didapatkan selainnya. Dan terkadang menyuruh yang ma’ruf itu menjadi mustahab yaitu ketika menyuruh yang ma’ruf yang berhukum mustahab. Demikian pula dalam hal yang mencegah yang mungkar,terkadang menjadi wajib kifayah bagi orang yang mampu,akan tetapi ada orang bisa mewakilinya,[dan terkadang menjadi wajib ‘aini apabila tidak ditemukan selainnya,dan ia mampu melakukannya]. Dan melarang kemungkaran pun bisa menjadi mustahab tatkala kemungkaran itu merupakan suatu perkara yang bersifat makruh (dibenci,namun tidak sampai mendatangkan dosa bila melakukannya), dan selama perkara tersebut bisa dimutlakkan sebagai kemungkaran.
Orang yang miskin juga punya keutamaan saat ia mau bersabar,maka janganlah merasa sedih jika dalam keadaan miskin. Ada tiga keutamaan bagi orang miskin:
- Penghuni surga banyak orang miskin
Dalilnya: ‘’ Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan anggap lemah oleh para manusia….’’ (HR.Bukhori no.4918 dan Muslimno:2853)
- Orang miskin mendahului orang kaya masuk surga
Dalilnya: ‘’Orang yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dahulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun’’. (HR. Ibnu Majah no.4122 dan Tirmidzi no.2353)
- Berkah dari doa orang miskin
Dalilnya: ‘’Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah mereka, yaitu dengan doa,shalat dan keikhlasan mereka.’’ (HR.An-Nasai no.3178)
Semoga Artikel ini memotivasi bagi orang yang merasakan keadaan miskin dan begitu pula semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang diberi kelonggaran hartanya agar, lebih peduli kepada orang-orang miskin terutama terhadap kerabat terdekat.
Semoga bermanfaat. Barokallahhu fikum.
Referensi:
- Syarah Hadist Arba’in karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
Peringkas Artikel: Nensi Lestari (pengajar ponpes Darul Qur’an wal Hadist OKU Timur)
BACA JUGA:
Leave a Reply