Mencintai dan memulyakan seorang muslim adalah merupakan perintah agama yang mulia ini. Terlebih kepada orang- orang yang sholih dan ulama.
Makanya Allooh menyepadankan persaksian mereka dengan persaksian diri Nya. Tetapi perlakuan ini harus dalam koridor yang benar, tidak ghuluw atau berlebih- lebihan, sebab mereka adalah manusia biasa tidak memiliki kemaksuman seperti para nabi, dan mereka tidak pula memiliki sifat ketuhanan.
Hal ini harus di perhatikan oleh setiap muslim lantaran praktek ghuluw masih terus di lakukan oleh sebagaian kaum muslimin. mereka ada yang beranggapan bahwa ulama itu tidak mungkin salah, sebagaian yang lainnya beraggapan bahwa seorang ulama mampu menjamin pengikutnya masuk surga.
Sikap ghuluw inilah yang menjrumuskan seseorang kedalam kesyirikan lantaran mensifati orang – orang sholih dengan sifat – sifat ketuhanan yang hanya pantas bagi Allooh. inilah berbuatan yang di lakukan oleh orang-orang yahudi dan nasrani, dimana orang-orang yahudi telah menuhankan uzair mereka mengatakan bahwa uzair adalah anak Allooh, begitu juga dengan orang-orang nasrani yang telah menuhankan Isa bin maryam, padahal mereka berdua adalah manusia biasa. Oleh karena itu kaum muslimin harus berhati-hati jangan sampai mengikuti jejak mereka krena Nabi kita telah mewanti-wanti akan hal ini beliau bersabda:
Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, samapai mereka masuk lubang biawakpun kalian akan mengikuti mereka. Kami bertanya : Wahai Rosululloh, apakah mereka itu yahudi dan nasrani? Beliau menjawab, : siapa lagi kalau bukan mereka
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
Apakah yang di maksud dengan ghuluw, syaikul islam Ibnu Taimiyah mengatakan ” Ghuluw adalah melewati batas dalam memuji atau mencela melebihi yang semestinya.
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
Apakah hukumnya ghuluw, Ghuluw hukumnya haram berdasarkan firman Allooh ( Qs. Al maidah 77 )
Katakanlah ” Hai ahli kitab janganlah kamu berlebih-lebihan ( melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang – orang yang telah sesat dahulunya ( sebelum kedatangan nabi Muhammad) dan mereka talah menyesatkan kebanyakan manusia, dan mereka tersesat dari jalan yang benar.
Juga sabda Rosulullooh
Wahai manusia, waspadalah kalian terhadap sikap ghuluw dalam beragama, sebab yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah sikap ghuluw dalam beragama. ( HR Ibnu majah)
di dalam kitab Qaulul Mufid syarah kitabut tahid Ibnu Utsaimin berkata ” Rosulullooh melarang Ithro ( berlebihan dalam memuji ) karena ithro dan ghuluw menyeret seseorang kepeda peribadatan sebagaimana realita sekarang ini kita dapati seseorang berdo’a kepada Rosulullooh di samping kuburannya mereka berdo’a wahai Rosulullooh tolonglah kami, wahai Rosulullooh negri kami kekeringan, dan permintaan- permintaan yang lainnya
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
di antara perbuatan ghuluw yang banyak di lakukan oleh sebagaian kaum muslimin saat ini adalah
-
membangun masjid di kuburan atau membangun kuburan di dalam masjid
membangun masjid di kuburan adalah termasuk perbuatan ghuluw
Rosulullooh bersabda :
Allooh melaknat orang –orang yahudi dan nasrani karena mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid, ( Aisyah berkata ) kalau bukan karena hak itu niscaya kuburan beliau akan di nampakan, hanya saja beliau takut atau di takutkan kuburannya akan di jadikan masjid ( HR Bukhori)
Juga pernah umu salamah menceritakan kepada rosulullooh tentang gereja yang dia lihat di habasyah dan gereja itu banyak terdapat gambar patung di dalamnya. Beliau lantas bersabda :
Mereka itu (yaitu orang nasrani) jika ada orang yang sholih meninggal dunia mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuat gambar patungnya, mereka itu adalah makhluk yang paling jelek di sisi Allooh pada hari kiamat ( HR Bukhori )
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
Hadits di atas menunjukan bahwa membangun masjid di kuburan atau mengubur mayit di masjid adalah di larang karena termasuk tindakan melampoi batas selain itu dapat meyeret pelakunya kedalam perbuatan syirik
Imam syafi’i berkata di dalam kitab al majmu syarah muhadzdzab’ ”saya benci apabila ada makhluk yang di agaungkan hingga kuburanya di jadikan sebagai masjid. Sebab di takutkan akan terjadi fitnah yang akan menimpa pelakunya dan orang yang sesudahnya”.
Syaikh Al bani mengatakan bahwa sholat di kuburan atau shoalat menghadap kuburan atau membangun masjid di atas kuburan adalah hukumnya haram sebab hal itu di laknat dan di sifati oleh rosulullooh sebagai makhluk yang terjelek di sisi Allooh.
Kemudian perbuatan ghuluw yang ke dua adalah
2. berkeliling mencari kuburan untuk di ziarahi
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
Ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat kematian , mengingat hari kiamat, melembutkan hati, dan mendo’akan orang yang sudah meninggal adalah di perintahkan di dalam agama islam, tetapi tujuan ini bisa terpenuhi dengan berziarah di daerah masing-masing maka tidak di perlukan lagi mencari kuburan untuk di ziarahi. Juga Nabi kita Muhammad dan para Shohabatnya tidak pernah berwisata ke berbagai daerah mencari kuburan untuk di ziarahi. bahkan nabi kita telah bersabda :
لا تسد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: مسجد الحرام ومسجدي هذا ومسجد الأقصي
Tiadak di bolehkan bepergian untuk beribadah melainkan menuju tiga masjid, masjidil harom, masjidku ini yaitu masjid nabawi dan masjidil Aqso ( HR bukhori )
Karena ziarah kubur seperti ini dapat di pastikan mempunyai maksud- maksud lain semisal berkeyakinan bahwa berdo’a di sisi kuburan si fulan lebih berkah, lebih cepat terkabul. mereka menjadikan orang yang sudah meninggal itu sebagai perantara untuk berdo’a kepada Allooh. dan tawasul dengan orang yang sudah meningal tidak di benarkan di dalam islam, karena Nabi dan juga para shohabatnya tidak pernh melakukan hal seperti ini . makanya ketika shohabat Umar bin Khotob ingin berdo’a meminta hujan kepada Allooh beliau tidak mendatangi kuburan Nabi Muhammad untuk berdo’oa di samping kuburannya padahal nabi kita adalah Nabi yang sangat mulia tetapi yang beliaulakukan adalah bertawasul dengan paman Nabi yang masih hidup yaitu ibnu Abas
Saudara seiman yang dicintai oleh Alloh Ta’ala
itulah beberapa contoh perbuatan ghuluw yang masih di lakukan oleh sebagaian kaum muslimin dan perbuatan ghuluw inilah yang menjadi penyebab terjadinya kesyirikan di bumi ini seperti yang terjadi pada jaman Nabi Nuh padahal dosa syirik adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allooh.
Referensi:
Terjemah Qaulul Mufid syarah kitabut tahid Ibnu Utsaimin
Di ketik ulang oleh: Imam Rofi’i
Leave a Reply