Dunia Lebih Jelek Dari Pada Bangkai – Segala upaya dan daya dikerahkan oleh banyak orang untuk menggapai kenikmatan dunia. Dimata mereka seakan kenikmatan dunia adalah segalanya. Mereka berfikir, tanpa kenikmatan mereka tidak akan meraih kebahagiaan hakiki.
Sebuah perasangka yang keliru. Dunia telah menipu mereka. Mereka tidak mengerti tentang tuk hakikat kehidupan dunia ini.
kemudian Agar kita tidak ikut tertipu dengan hakikat kehidupan dunia, marilah kitamemperhatikan beberapa permisalan berikut yang menggambarkan kehidupan dunia.
Allah memberitahukan bahwa dunia ini tempat senda gurau dan permainan, kemudian setelah itu Allah menjelaskan perbedaan kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat.
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-ankabut: 64)
Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang hakiki, kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehiduapn yang terus menerus, tetap , dan kekal.
Kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina, karena dunya artinya rendah atau hina. Kehidupan dunia yaitu sesuatu yang sedikit dan kecil, kehidupan yang penuh dengan syahwat dan fitnah. Akhir dari dunia adalah kefanaan dan kemusnahan.
Allâh Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ
“Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.”(QS. At-taubah: 38)
Dalam hadits, Nabi Muhammad memberikan perumpamaan bahwa dunia ini seperti setetes air yang melekat di jari, sedangkan akhirat merupakan samudera yang sangat luas. Rasûlullâh bersabda:
وَالله، مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِه – وَأَشَارَ يَحْيَ بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ
Artinya: “Demi Allâh! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, -(perawi hadits ini yaitu) Yahya memberikan isyarat dengan jari telunjuknya- lalu hendaklah dia melihat apa yang dibawa jarinya itu?.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
Dunia ini dilaknat oleh Allâh Artinya, apa saja yang melalaikan manusia dari ibadah kepada Allah maka dia terlaknat.
Dari Abu khurairah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنُ مَا فِيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلَّمُ
Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, atau orang yang mempelajari ilmu.” (hasan, HR. Tirmidzi dalam sunannya)
Dunia ini lebih jelek dari bangkai anak kambing yang cacat. Diriwayatkan dari jabir :
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ بِجَدْيِ أَسَكَ مَيْتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: (( أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: (( أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيَّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ، لِأَنَّهُ أَسَكُ. فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتُ؟ فَقَالَ: (( فَوَاللَّهِ للدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Artinya: “Nabi berjalan melewati pasar masuk dari dataran tinggi, sementara banyak orang berada di dekat Beliau. Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadimilik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allah, kalau anak kambing jantan ini hidup, ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau bersabda; “Demi Allah, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.” (HR. Muslim)
Dunia tidak berharga meskipun hanya seberat sayap nyamuk. Rasûlullâh bersabda:
كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةً مَاءٍ
“Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir” (HR. Bukhari)
Dunia diumpamakan seperti makanan yang dikonsumsi oleh manusia, kemudian setelah itu menjadi kotoran. Rasûlullâh Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مَطْعَمَ ابْنِ آدَمَ جُعِلَ مَثَلًا لِلدُّنْيَا وَإِنْ قَزَّحَهُ وَمَلْحَهُ فَانْظُرُوا إِلَى مَا يَصِيرُ
Artinya: “Sesungguhnya makanan anak Adam (makanan yang dimakannya) dijadikan perumpamaan terhadap dunia. Walaupun ia sudah memberinya bumbu dan garam, lihatlah menjadi apa makanan tersebut akhirnya.” (HR. Ahmad dalam musnadnya)
Seorang Muslim tidak boleh tertipu dengan nikmat-nikmat dan kesenangan, fasilitas, kekayaan, dan apa yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang kafir yang berbentuk kenikmatan dunia yang ada pada mereka.
Allah ta’ala berfirman :
فَلَا تُعْجِبْكَ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ
اَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
Artinya: “Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir.” (QS. At-taubah: 55)
Kalau dunia dan seisinya tidak ada harganya meskipun seberat sehelai sayap nyamuk, lalu mengapa manusia berlomba-lomba mengejarnya? Bahkan mereka korbankan agamanya demi mencari dunia?! Padahal dunia dilaknat oleh Allâh; Dunia ini lebih hina, lebih jelek daripada bangkai kambing yang cacat. Mengapa banyak manusia tertipu dengan dunia padahal Allâh sudah ingatkan agar manusia tidak tertipu dengan dunia. Allâh berfirman (yang artinya): “Wahai manusia! Sungguh, janji Allâh itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. fathir: 5)
Manusia sangat berambisi mengejar dunia, bahkan mereka lebih rakus, lebih tamak, lebih serakah, lebih jahat dan zhalim dalam merusak kehormatan dirinya dan agamanya dibanding dua ekor serigala yang dilepas di kerumunan kambing. Rasûlullâh bersabda:
مَاذِثْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
Artinya: “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat rakus manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (Shahih, HR. HR. Tirmidzi dalam sunannya)
Ingatlah wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin! Kesenangan dunia, keindahannya, kenikmatannya, dan kelezatannya hanyalah sesaat, pasti hilang, pasti hancur, dan semua manusia pasti akan kembali kepada Allâh 3. Oleh karena itu, wahai kaum Muslimin! Bertaubatlah kepada Allâh sebelum kematian datang! Bertaubatlah kepada Allâh sebelum semua dihisab pada hari Kiamat! Gunakan waktu sepenuhnya untuk beribadah kepada Allâh ta’ala.
Yang kita cari adalah akhirat, surga. Maka segeralah bertaubat kepada Allâh dan berlomba-lombalah untuk meraih Surga dengan iman, ilmu, dan amal shalih. Allah Ta’ala berfirman:
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali imran : 133)
Ayat-ayat dan hadits-hadits yang menjelaskan tentang hinanya dunia, bukan berarti dengan itu kita meninggalkan bagian kita di dunia ini. Allâh berfirman (yang artinya): Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allâh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash/28: 77).
Ambillah yang kita butuhkan di dunia ini dan carilah nafkah! Allâh menjadikan dunia ini sebagai kehidupan. Kita membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, dan pakaian.
Begitu juga dunia ini merupakan kesempatan untuk beramal. Bukan berarti kita hanya duduk saja, tidak beribadah dan menunggu ajal. Tetapi dunia adalah kesempatan untuk beramal dan beribadah untuk bekal menuju akhirat. Dunia ini hanya sekejap, jadikanlah ia untuk ketaatan. Siang dan malam terus berputar, maka teruslah kita menuntut ilmu syar’i, melakukan amal- amal sholeh dengan ikhlas dan ittiba dan terus berdzikir mengingat Allâh Kita harus berlomba- lomba melaksanakan ketaatan kepada Allah dan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya yang sesuai dengan Sunnah.
Allah berfirman dalam menyifati para Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam:
اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
Artinya: “Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-anbiyah/21: 90)
Referensi:
Majalah As-sunnah.Mei 2015.dunia lebih jelek dari pada bangkai.ustadz yazid abdul qadir jawaz.
diringkas kembali oleh Diana rosella
BACA JUGA :
Leave a Reply