DAMPAK WAFATNYA RASULULLAH TERHADAP KAUM MUKMININ
Imam Ahmad Rahimahullah berkata, telah berkata kepada kami Bahz, dia berkata, telah berkata kepada kami Hammad bib Salamah, dia berkata, telah berkata kepada kami abu Imran al-Juwaini,dari Yazid bin Babanus, ia berkata “Aku pergi beserta seorang sahabatku menemui Aisyah dan kami minta izin agar dibolehkan masuk, maka beliau melemparkan bantal tempat duduk, kemudian beliau menurunkan hijab, setelah itu sahabatku berbicara, ‘Wahai Ummul Mukminin, bagaimana pandangan Anda mengenai ‘Iraak ? Beliau balik bertanya, apa itu ‘Iraak ? Maka aku menepuk pundak kawanku. Aisyah berkata padaku, ‘Berhentilah! Kenapa engkau menyakiti saudaramu.’ kemudian dia bertanya lagi, ‘apa itu ‘Iraak ?’ yaitu keluarnya darah haid. Maka jawabannya adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Allah mengenai perempuan yang datang haid. Kemudian Aisyah melanjutkan, ‘Pernah Rasulullah mendekapku dan memeluk kepalaku sementara pemisah antara aku dan dirinya hanyalah sehelai kain padahal aku sedang haid.’
Aisyah melanjutkan, ‘kebiasaan Rasulullah jika melewati pintu rumahku, beliau pasti akan mengucapkan kata-kata yang bermanfaat untukku. Suatu hari beliau melewati pintu rumahku namun tidak mengatakan apapun, kemudian beliau lewat kembali dan tidak mengatakan apapun juga. Begitulah dua hingga tiga kali. Maka kukatakan kepada pembantuku, ‘Letakkan bantal tempat dudukku di depan pintu!’ kemudian aku mengikat kepalaku dengan kain, tak lama kemudian beliau pun lewat.’ Rasulullah berkata-kata, ‘wahai Aisyah, ada apa denganmu?’ aku menjawab, ‘Aku merasa sakit kepala.’ Rasulullah berkata, ‘ Namun kepalakulah yang lebih sakit,’ Kemudian beliau pergi dan tak lama kemudian ternyata beliau dibawa pulang dalam keadaan digotong dengan kain, kemudian beliau mengirim utusan dan berkata kepada para istrinya, ‘ Aku sedang sakit keras dan tidak dapat lagi berkeliling ke rumah-rumah kalian, maka izinkanlah aku agar dirawat dirumah Aisyah.’ Maka sejak itu aku merawatnya. Padahal tidak pernah sebelumnya hal ini kulakukan kepada seorang pun. Suatu ketika tatkala kepala beliau berada di atas pundakku, tiba-tiba kepalanya miring kearah kepalaku. Aku mengira beliau ingin bersandar di kepalaku. Maka keluarlah dari mulut beliau setitik ludah dingin yang mengenai leherku dan membuat aku menggigil, maka aku yakin bahwa beliau pasti dalam keadaan pingsan, Maka kututupi diri beliau dengan kain tak lama kemudian datanglah Umar dan al-Mughirah bin Syu’bah, keduanya minta izin agar dapat masuk dan aku mengizinkan keduanya setelah hijab kuturunkan, seketika Umar memandang kepada Rasullullah dan berkata, ‘Alangkah beratnya pingsan yang diderita Rasulullah, al-Mughirah berkata, ‘wahai Umar, sesungguhnya Rasulullah telah wafat.’ Umar menjawab ‘Engkau bohong, bahkan engkau adalah orang yang cepat termakan fitnah, sebab Rasulullah tidak akan mati hingga Allah membinasakan habis seluruh orang-orang munafik.’
Aisyah melanjutkan,’setelah itu datang Abu Bakar, dan mengangkat hijab sambil memandang ke arah Rasulullah dan berkata, ‘innalillahi wa Inna ilaihi Raji’un, sesungguhnya Rasulullah telah wafat.’ kemudian dia mendekati kepala Rasulullah, dan mendekat ke arah mulut lalu mencium keningnya kemudian ia berkata, ‘Aduhai Nabi, ‘ kemudian dia mengangkat kepalanya dan kembali mendekat ke mulut Nabi serta mencium keningnya sambil berkata, ‘Aduhai pilihan Allah’ kemudian ia kembali mengangkat kepalanya dan mendekat ke arah mulut serta mencium keningnya sambil berkata, ‘Aduhai kekasih Allah… Rasulullah telah wafat!’ Lantas ia keluar menuju masjid sementara Umar sedang berpidato dan berbicara di hadapan manusia, ‘sesungguhnya Rasulullah tidak mati hingga Allah membinasakan habis seluruh orang-orang munafik.’
Kemudian Abu Bakar angkat suara sambil memuji Allah dan membuka pembicaraan dengan membacakan ayat, yang artinya: ‘sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.’(QS. Az-Zumar: 30).
Hingga selesai kemudian membacakan ayat lainnya, ‘Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau di bunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad) ? Barangsiapa yang berbalik kebelakang (kembali murtad)maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.’ (QS. ali-imran : 144).
Setelah itu ia berkata, ‘Barangsiapa menyembah Allah, maka Allah mahahidup dan tidak akan mati, dan barangsiapa yang menyembah Muhammad , maka ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah wafat.’
Spontan Umar bertanya ‘apakah yang engkau bacakan tadi terdapat dalam kitabullah? Aku tidak pernah merasa bahwa Ayat ini termaktub dalam kitabullah!’ Umar melanjutkan, ‘wahai saudara-saudara sekalian, inilah abu Bakar dan dialah orang yang paling kita tuakan dari seluruh kaum muslimin, maka bai’atlah dia.’ maka manusia pun membai’atnya’.”
Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan dalam kitab asy-syama’il dari hadits marhum bin Abdul Aziz al-athar, dari abu Imran al-Juni, tetepi hanya sebagian lafazh ini.²
Al-Hafizh Al Baihaqi berkata, Telah berkata kepada kami Abdullah al Hafizh, dia berkata, telah berkata kepada kami abu Bakar Ibnu Ishaq, dia berkata, telah berkata kepada kami Ahmad bin Ibrahim bin milhan, dia berkata, telah berkata kepada kami Yahya bin Bukair, dia berkata, telah berkata kepada kami al-Laits dari uqail dari Syihab, Abu Salamah memberitahukan padaku dari Abdurrahman, bahwa Aisyah memberitakan kepadanya ‘abu Bakar dengan kudanya as-Sunuh. Setelah turun, Beliau langsung masuk ke masjid tanpa berbicara kepada siapa pun, kemudian masuk ke kamar Aisyah menuju Rasulullah yang diselimuti kain hibrah, maka abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah kemudian menciumnya dan menangis, kemudian ia berkata, ‘aku siap menebus dirimu dengan ayah dan ibuku wahai Rasulullah. Demi Allah, tidak mungkin Allah mengumpulkan dua kematian untukmu selamanya, adapun kematian yang Allah tuliskan atasmu kini telah engkau rasakan’.”³
Az-Zuhri berkata, “Telah berkata kepadaku abu Salamah dari Ibnu Abbas bahwa abu Bakar keluar menuju masjid sementara Umar sibuk berpidato di hadapan manusia. Abu Bakar berkata, padanya, ‘Duduklah wahai Umar!’ Namun Umar enggan duduk, abu Bakar berkata sekali lagi, ‘Duduklah engkau Umar!’ Namun Umar masih tetap enggan duduk. Maka abu Bakar mulai mengucapkan tasyahud dan akhirnya manusia meninggalkan Umar danengalihkan perhatian mereka kepada abu Bakar.
Abu Bakar berkata, ‘Amma ba’du, barangsiapa diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad sekarang telah wafat, namun siapa yang menyembah Allah,maka sesungguhnya Allah akan tetep hidup, Allah berfirman,
‘Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau di bunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad) ? (QS. Ali Imran: 144)
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, ‘Demi Allah, seolah-olah manusia tidak pernah tahu bahwa Allah pernah menurunkan ayat ini hingga di bacakan oleh abu bakar, dan akhirnya semua orang menerima ayat tersebut dan selalu merka baca ketika mereka ditimpa musibah’.”
Az-Zuhri berkata, “telah berkata kepadaku Sa’id bin al-Musayyaib bahwa Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak sadar hingga aku dengar abu Bakar membacakan ayat tersebut, maka aku yakin bahwa itulah yang benar, tanpa sadar aku jatuh terduduk, kakiku tak kuat lagi menahan tubuhku, maka yakinlah aku ketika abu bakar membacakan ayat itu bahwa Rasulullah telah wafat’.” Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Yahya bin Bukair.²
PERINGATAN
Al waqidi menyebutkan dari guru-gurunya, mereka berkata, “ketika orang-orang mulai memperdebatkan perihal Rasulullah di mana sebagian mengatakan bahwa beliau telah wafat dan sebagian lainnya mengatakan bahwa beliau belum wafat, maka asma’ binti Umais meletakkan tangannya di atas kedua pundak Rasulullah dan berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah telah wafat, sebab tanda kenabian yang berada di pundaknya telah lenyap. Inilah tanda kematiannya.’ Begitulah yang diriwayatkan oleh Al Hafizh Al Baihaqi dalam kitabnya Dala’il an-Nubuwwah¹ dari jalan Al Waqidi, sementara Al Waqidi ini adalah rawi yang dha’if (lemah),dan ia pun tidak menyebutkan nama-nama gurunya ditambah lagi riwayat ini terputus, menyelisihi hadist yang shahih, dan maknanya sangat aneh sekali, bagaiman mungkin tanda kenabian beliau terhapus atau hilang.”
Al waqidi dan yang lainnya menyebutkan dalam kitab Al wafat berita-berita yang sangat aneh dan Munkar, sengaja tidak kami sebutkan disebabkan sanad-sanadnya sangat lemah dan matannya yang Munkar, apalagi yang disebutkan oleh tukang cerita yang datang belakangan, banyak sekali berita yang di pastikan palsu. Cukuplah hadits-hadits yang shahih maupun Hasan yang terdapat dalam kitab-kitab yang masyhur daripada menukil dari kitab-kitab yang dipenuhi oleh kebohongan dan tidak dikenal sanadnya.
BERSAMBUNG…..
Referensi:
Di ringkas dari buku : Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung
Penulis : al-Hafizh Ibnu Katsir
Penerbit : Dar Al-Wathan, Riyadh KSA
Di ringkas oleh : Khairul Anwar
Baca juga artikel:
Leave a Reply