BILA HIDAYAH MENYAPA
Dalam ayat yang akan disebutkan berikut, tentang Allah menggambarkan tentang orang-orang yang diberikan hidayah dan orang yang jauh dari hidayah. Orang yang jauh dari hidayah akan Allah jadikan dadanya sempit, hidupnya susah, meskipun hidupnya dipenuhi dengan kenikmatan duniawi. Mereka diibaratkan seperti orang yang naik ke puncak gunung, dimana orang-orang yang melihatnya dari bawah seperti orang yang telah bebas dan berhasil, akan tetapi kenyataannya dia bernafas dengan susah payah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَه يَشْرَحْ صَدْرَه لِلْاِسْلَامِۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّه يَجْعَلْ صَدْرَه ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”[1]
Demikianlah perumpamaan orang-orang yang belum mendapatkan hidayah, seakan-akan kita melihat bahwa mereka telah mendapatkan segala kenikmatan dunia, mereka bisa melakukan apa yang mereka kehendaki, akan tetapi mereka menjalani hidup dengan tidak bahagia. Mereka tidak merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan yang dirasakan oleh seorang muslim yang mungkin hidup dalam keterbatasan namun hati mereka dipenuhi dengan iman dan qona’ah kepada Allah ta’ala.
Sempitnya hidup yang Allah gambarkan dalam ayat di atas tentunya dirasakan oleh orang-orang yang dahulu masih terjerumus dalam lautan kemaksiatan. Mereka pasti merasakan kegelisahan, kebimbangan dan keraguan, bahkan tidak tahu tujuan hidup kita tatkala itu, padahal mungkin saat itu mereka memiliki harta yang banyak. Akan tetapi tatkala mereka meninggalkan itu semua, lalu mulai duduk di masjid untuk shalat, mendengarkan pengajian, membaca Alquran, maka pasti ada kebahagiaan yang mereka rasakan. Seperti itulah perpindahan keadaan seseorang yang terjerumus dalam kemaksiatan menuju hidayah. Maka bagaimana lagi keadaan orang yang sebelumnya musyrik, kemudian mendapatkan hidayah untuk masuk Islam.
Oleh karenanya jika hidayah telah menyapa seseorang maka dia akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Pada kesempatan ini, kita akan menyampaikan kisah orang-orang yang disapa oleh hidayah, yang terkadang tidak sangka-sangka. Kebanyakan di antara kita mendapatkan hidayah sejak kecil. Kita lahir dalam kondisi kedua orang tua yang telah muslim, sehingga kita tinggal mengikut agama orang tua kita. Akan tetapi ada orang-orang yang dahulunya dalam kesyirikan,
yang kemudian Allah beri hidayah kepada mereka untuk mengenal Islam. Orang-orang seperti mereka itu lebih merasakan betapa luar biasanya nikmat hidayah itu. Sebagaimana para sahabat Nabi terdahulu, mereka betul-betul mengetahui betapa indahnya Islam karena sebelumnya mereka dalam kesyirikan. Oleh karenanya tatkala Raja Najasyi memanggil Ja’far bin Abi Thalib tatkala para sahabat berhijrah ke negeri Habasyah untuk bertanya tentang Islam, Ja’far bin Abi Thalib menceritakan: “Kami dahulu adalah suatu kaum yang jahil, dahulu kami menyembah berhala dan memakan bangkai, dahulu kami melakukan perbuatan keji dan memutus tali silaturahim, dahulu kami buruk dalam bertetangga, orang yang kuat di antara kamu memangsa yang lemah, dan kami masih dalam keadaan seperti itu sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari kalangan kami sendiri. Kami mengetahui nasab dan kejujurannyam amanah dan kehati-hatiannya dalam menjaga kehormatan. Dia mengajak agar kami mengesakan dan menyembah hanya kepada Allah, meninggalkan apa yang kami sembah seperti nenek moyang kami berupa patung. Dia menyuruh kami berbuat jujur dalam berbicara, menunaikan amanah dan menyambung tali silaturahim, berbuat baik kepada tetangga dan menahan diri dari hal-hal ayng haram dan menumpahkan darah. Dia melarang melakukan kekejian dan perkataan dusta, memakan harta anak yatim, dan menuduh orang yang baik dengan tuduhan berzina. Dia menyuruh kami agar kami menyembah Allah saja, dia menyuruh kami shalat, zakat dan puasa.”[2]
Ja’far menceritakan bagaimana kerusakan-kerusakan yang dia lakukan dahulu sebelum masuk ke dalam Islam. Akan tetapi setelah masuk Islam dia mengatakan bahwa itu adalah kenikmatan. Padahal waktu mereka (para sahabat) masuk Islam, mereka sedang diintimidasi, disiksa dan dimusuhi oleh orang-orang Quraisy, dan mereka juga diusir dari negeri mereka. Akan tetapi mereka merasakan kenikmatan iman dan Islam, meskipun dalam kondisi terdesak.
Maka bagaimana lagi dengan kenikmatan yang kita rasakan, di mana kita hidup di negeri yang aman untuk beislam. Kita hidup di negeri yang seseorang bisa merasa aman manapun berada. Oleh karenanya ini merupakan nikmat yang harus kita syukuri kepada Allah.
Kita akan menyebutkan kisah-kisah yang menarik tentang bagaimana hidayah menyapa seseorang yang kadang tanpa diduga dari zaman Nabi dan dari zaman orang-orang sekarang yang sampai kisah mereka kepada saya.
Islamnya Shofwan bin Umayyah bin Khalaf
Dikisahkan bahwa Shofwan bin Umayyah sangat dendam kepada Nabi karena bapaknya yang juga merupakan majikannya Bilal, terbunuh tatkala perang badar. Akhirnya diapun mengikuti segala peperangan yang terjadi setelah perang Badar seperti perang Uhud, perang Khandaq, untuk membunuh Nabi. Saking dendamnya ia kepada Nabi, saat terjadi Fathu Makkah tahun 8H, dia tidak mau masuk Islamdimana pada waktu itu kebanyakan kaum musyrikin masuk Islam karena melihat keramah-tamahan dan akhlak Nabi Bahkan dalam suatu kesempatan di berkata; “Jika semua orang masuk Islam dan hanya satu yang tidak masuk Islam, maka sayalah yang tidak masuk Islam tersebut”. Dikisahkan bahwa tatkala dia hendak pergi dari mekkah, Nabi melarangnya dan memintanya tetap tinggal di Mekkah. Maka kemudian hiduplah Shofwan bin Umayyah bersama Nabi. Sampai suatu ketika Nabi melakukan beberapa kali peperangan dan mendapatkan ghanimah yang banyak. Setelah itu Nabi mengingat bahwa Shofwan bin Umayyah adalah orang yang suka dengan harta. Maka Nabi memberikan kepada Shofwan bin Umayyah 100 ekor unta. Kemudian diberikan lagi 200 ekor unta hingga jumlahnya menjadi 300 ekor unta. Maka Shofwan berkata: “Demi Allah, Rasulullah telah memberiku hadiah yang banyak sekali. Sebenarnya dahulu beliau adalah orang yang paling saya benci, tetapi karena beliau selalu memberi hadiah kepadaku, sehingga beliau kini adalah orang yang paling saya cintai.”
Semua dalil ini menunjukkan bahwa ada orang yang masuk Islam karena diberi harta. Maka dari itu sering saya sampaikan, jika ada orang yang dendam kepada Anda, cobalah berikan apa yang terbaik yang bisa Anda berikan. Dendamnya kepada Anda pasti akan berkurang seiring dengan intensifnya pemberian Anda kepadanya. Oleh karenanya para ulama mengatakan bahwa di antara orang yang berhak menerima zakat adalah muallaf. Meskipun Islamnya belum kokoh, tetap perlu untuk diberi agar dia semakin tertarik dengan Islam. Tatakala dia telah pelajari Islam lebih dalam, maka kelak jadilah Islam lebih diacintai daripada harta sebagaimana perkataan Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.
Islamnya Nu’aim bin Mas’ud Al-Ghatafany
Sahabat yang satu ini masuk Islam tatkala terjadi perang Khandaq. Dan kondisi pada perang khandaq adalah kondisi yang lebih dahsyat bagi kaum muslimin daripada kondisi pada saat prang Uhud.
Kaum muslimin tatkala itu diserang oleh sepuluh ribu pasukan Al-Ahzab yang terdiri dari kaum Quraisy empat ribu orang dan dari kabilah Ghatafan beserta yang lainnya berjumlah enam ribu orang. Dan pada saat itu kaum muslim berjumlah kurang lebih dua ribu orang. Tatkala itu situasi seakan-akan menunjukkan bahwa kaum muslimin akan kalah dan hancur. Namun dalam kondisi genting seperti itu, ternyata ada seorang dari kabilah Ghatafan yang masuk Islam, dialah Nu’am bin Mas’ud. Padahal pada saat itu sebenarnya sangat mustahil musuh akan masuk Islam, karena musuh mengira bahwa mereka akan menang melawan kaum muslimin. Maka tatkala dia masuk Islam, maka Nabi shalallahu alaihi wassalam pun memerintahkannya untuk melakukan taktik dalam peperangan yang akhirnya berhasil memporak-porandakan barisan kaum Yahudi dan kaum musyrikin. Intinya adalah Nu’aim masuk Islam tatkala kondisi genting. Padahal dalam kondisi kaum muslimin yang terkepung, biasanya yang muncul adalah seorang munafik. Akan tetapi ternyata ada orang yang masuk Islam dari golongan musuh. Begitulah hidayah yang terkadang datang tanpa di duga-duga.
Inilah beberapa kisah tentang bagaimana hidayah menyapa para sahabat karena sebab-sebab yang tidak terduga. Karena jika Allah berkehendak, maka siapapun orangnya akan masuk Islam. Adapun kisah orang-orang saat ini yang disapa oleh hidayah tanpa diduga di antaranya adalah kisah yang saya dapatkan dari Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin alAbbad. Dikisahkan bahwa suatu hari ada orang Arab yang jahil berkunjung ke negeri orang kafir di Eropa. Tatkala dia masuk ke negera tersebut, dia mengambil seorang tour guide yang dia adalah seseorang yang percaya kepada Allah tapi non muslim. Maka suatu malam masuklah mereka berdua ke suatu diskotik dan minum khamar. Tatkala mereka meminum khamartersebut, orang Arab tersebut berkata, “Semoga Tuhanmengampuni dosa saya”. Maka orang kafir yang bersamanya pun berkata, “Semoga saya demikian”. Orang Arab itu kemudian menanggapi perkatan orang kafir tersebut, “Kamu tidak akan diampuni. Jika kamu kafir, maka kamu di neraka jahannam selamalamanya. Namun jika kita bertauhid, walaupun kita bermaksiat, kita mungkin akan masuk neraka tapi kemudian akan masuk surga”. Maka orang kafir pun akhirnya memikirkan perkataan orang Arab tersebut. Akhirnya tour guide tersebut berfikir dan merenungkan bagaimana mungkin dia tidak selamat, sedangkan mereka berdua dengan orang Arab sama-sama meminum khamar. Maka setelah itu diapun membaca dan mencari tahu tentang Islam sehingga akhirnya diapun masuk Islam. Dan saya dikabarkan bahwa tour guide tersebut telah belajar di Universitas Islam Madinah.
Lihatlah, lagi-lagi ini menunjukkan kepada kita bahwa seseorang bisa masuk Islam tanpa terduga. Sebagaimana kisah di atas, seseorang bisa masuk Islam gara-gara menemani seseorang untuk meminum khamar. Dialog yang tidak begitu panjang ternyata mengetuk pintu hatinya untuk memperlajari Islam.
Indahnya Islam
Di akhir pembahasan ini, kita akan membahas tentang bagaimana indahnya Islam. Kita kan membahas bahwa agama Islam adalah agama yang terbaik, mampu mendatangkan rahmat bagi umat manusia. Keistimewaan yang dimiliki Islam sangatlah banyak, dan kita tidak bisa membahasnya satu persatu. Akan tetapi kita akan sebutkan beberapa keistimewaan Islam yang bisa menjadi renungan bagi kita. Di antara keistimewaan Islam adalah,
- Islam adalah agama yang paling mendekatkan hambanya kepadaTuhanNya
Lihatlah Islam yang mengajarkannya umatnya untuk melaksanakan ibadah shalat yang wajib lima kali dalam sehari. Padahal mungkin dalam agama-agama yang lain seseorang hanya beribadah kepada Tuhannya hanya satu atau dua kali dalam sepekan. Dan kita tahu bahwa kebahagiaan itu asalnya dari Allah pencipta alam semesta ini. Dan semua orang dalam agama apapun sepakat bahwa kebahagiaan akan diraih dengan beragama. Maka jika kebahagiaan itu berkaitan dengan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya, maka Islam adalah agama yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhan. Lihatlah Islam, orang yang baru bangun dari tidurnya langsung melaksanakan shalat subuh, kemudian tatkala di pagi hari dia sibuk dengan dunia, maka siang hari dia diingatkan lagi untuk shalat. Kemudiian ketika siang hari seseorang kembali bekerja atau istirahat, diingatkan kembali untuk shalat di sore hari. Kemudian pada sore hari yang kebanyak orang lalai, makakembali diingatkan untuk shalat pada pergantian hari, bahkan
pada waktu isya diingatkan kembali untuk shalat dan mendekatkan diri kepada Allah. Sampai ada orang kafir yang mengatakan, “Saya cemburu dengan Islam, dia sangat mudah untuk berhubungan dengan Tuhannya”. Oleh karenanya keistimewaan Islam adalah Islam agama yang paling menawarkan kebahagiaan karena penganutnya sangat mudah untuk berhubungan dengan Tuhannya, yaitu tinggal ambil air untuk wudhu dan shalat.
- Islam adalah agama yang paling logis
Islam adalah agama yang paling logis, terlebih lagi dalam masalah keyakinan terhadap Tuhan. Oleh karenanya Allah menyebutkan sifat dan kriteria Tuhan dalam Al-quran,
قل هو الله أحد ١ الله الصمد ٢ لم يلد و لم يولد ٣ و لم يكن له كفوا أحد
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”[3]
Lihatlah bagaimana Allah menggambar kriteria dan sifat Tuhanadalah Esa. Karena tidak mungkin jika ada Tuhan lain selain Allah. Kemudian sifat Tuhan adalah semua manusia bergantung kepada-Nya, dan tidak bergantung kepada selainNya. Karena jika ada Tuhan yang butuh kepada yang lain, maka dia bukan Tuhan. Kemudian Tuhan tidak dilahirkan dan tidak melahirkan. Jika Tuhan punya anak, maka tentunya anaknya akan mirip Tuhan, dan tentunya anak tersebut berhak untuk disembah. Sebagaimana firman Allah Subhanau Wata’ala:
قُلْ اِنْ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ وَلَدٌ فَاَنَا۠ اَوَّلُ الْعٰبِدِيْن
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).”[4]
Maka konsekwensi dari anak Tuhan adalah dia mirip Tuhandan dia berhak untuk disembah. Oleh karenanya Islam menetapkan bahwa Tuhan tidak punya anak dan tidak pula memiliki bapak. Kemudian kriteria terakhir adalah tidak ada yang serupa dengan Tuhan.
Surah Al-Ikhlas adalah surah yang paling sering kita baca tatkala shalat. Terkadang kita membacanya tatkala shalat dua rakaat sebelum subuh, witir, dzikir pagi petang, dan sebelum tidur. Itu semu disunnahkan untuk dibaca agar terpatri dalam benak kita tentang syarat-syarat Tuhan. Maka cobalah bandingkan dengan agama lain. Maka akan kita dapatkan agama lain Tuhan mereka tidak memenuhi kriteria ini. Maka kita katakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling logis.
Ketidaklogisan hanya ada pada agama yang meyakini bahwa Tuhan ada tiga, Tuhan perlu makan dan minum, Tuhan dilahirkan, Tuhan ketakutan, Tuhan tidak Maha Tahu, Tuhan dari kalangan manusia yang dilahirkan dan mati, dan lain-lain. Sehingga Tuhan-Tuhan yang mereka yakini tidak memenuhi syarat-syarat sebagai Tuhan. Bahkan anehnya ada orang yang menjadikan hewan sebagai Tuhan yang buang air. Maka apakah pantas Tuhan disifati demikian?Oleh karenanya para ulama menasihati kita bahwa tatkala seseorang berdiskusi dengan orang yang beragama selain Islam, maka hendaknya pembicaraan mereka adalah tentang konsep keTuhanan. Oleh karenanya seorang muslim perlu untuk memahami konsep keTuhanan Islam. Dan jika karena kita seseorang akhirnya memutuskan untuk masuk Islam, maka kita juga akan mendapat pahala dari semua ibadah yang dia lakukan.
- Islam adalah agama yang menggabungkan antara dunia dan akhirat
Agama Islam bukanlah agama yang hanya berbicara tentang akhirat semata. Tetapi Islam juga mengatur tentang tatanan dunia dan akhirat. Maka bisa jadi ada seseorang yang kita temui
bahwa dia adalah orang yang kaya dan juga orang yang taat beragama. Bukan menjadi syarat untuk seseorang ahli dalam agama harus tidak pandai dalam urusan dunia. Islam tidak melarang seseorang untuk kaya, Islam tidak melarang seseorang untuk bekerja, Islam tidak melarang seseorang untuk menikmati dunia. Bahkan tatkala ada orang yang berlebihan dalam beragama sehingga melupakan hak-hak duniawinya, maka ini yang terlarang dan perlu untuk ditegur. Contohnya adalah apa yang dialami oleh Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu. Di sebugkan dalam shahih Bukhari:
denganmu?” Dia menjawab: “Saudaramu Abu Darda’, dia tidak memperhatikan kebutuhan dunia”. Kemudian Abu Darda’ datang, lalu ia membuat makanan untuk Salman. Salman berkata kepada Abu Darda’: “Makanlah!”. Abu Darda’ menjawab: “Aku sedang berpuasa”. Salman berkata: “Aku tidak akan makan hingga engkau makan”. Dia berkata: “Lalu Abu Darda’ ikut makan”. Pada malam hari Abu Darda’ bangun, lalu Salman berkata: “Teruskanlah tidur”. Maka iapun tidur lalu bangun lagi, lalu Salman berkata: “Teruskanlah tidur”. Maka iapun tidur lagi. Pada akhir malam Salman berkata: “Sekarang bangunlah”. Kemudian mereka berdua shalat malam”. Lalu Salman berkata kepada Abu Darda’: “Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu, dan jiwamu mempunyai hak atasmu, dan isterimu mempunyai hak atasmu, maka berilah setiap hak kepada orang yang berhak”. Kemudian Abu Darda’ menemui Nabi lalu ia menceritakan hal itu. Maka Beliau bersabda: “Salman benar”. [5]
Selain penganut agama Islam beranggapan bahwa mereka tidak bisa menjalankan agama mereka kalau tidak meninggalkan dunia. Adapun Islam tidak demikian, melainkan mempersilahkan penganutnya untuk menikmati dunia. Oleh karenanya Islam tidaklah melarang melainkan hanya untuk mengatur agar seseorang tidak berlebih-lebihan dan islam adalah agama yang menghubungkan antara dunia dan akhirat dan tidak meninggalkan salah satunya.
- Islam komprehensif dan meliputi segala sesuatu
Di antara bentuk kesempurnaan Islam adalah Islam merupakan agama yang telah memiliki segala aturan. Jangankan masalah kenegaran dan urusan-urusan besar lainnya, adab makan dan minum, adab berhubungan suami-istri, dan bahkan adab buang air yang merupakan perkara yang sering disepelekan-pun juga telah diajarkan dalam Islam. Cobalah cari agama mana yang mengajarkan hal-hal sampai kepada yang paling kecil seperti Islam. Bahkan dalam adab bergaul Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua orang saling berbisik kalau ada orang lain di hadapan mereka
- Islam tidak melarang sesuatu kecuali untuk menghindarkan kemudharatan
Lihatlah larangan khamar dalam Islam. Saya tidak menemukan agama lain yang melarang khamar kecuali Islam. Dalam Islam, khamar adalah induk dari segala keburukan. Betapa banyak karena khamar terjadi pembunuhan, kecelakaan, pertikaian dan perkelahian dan yang lainnya. Islam sejak dahulu mengharamkan khamar karena Islam memuliakan akal. Dengan akal, seseorang bisa dibedakan antara hewan dan manusia. Akan tetapi dengan khamar, akal seseorang bisa hilang, bahkan bisa seperti orang yang gila. Dan Islam tidak ingin seorang manusia yang mulia jadi bersifat demikian. Bahkan dalam agama yang lain khamar malah dijadikan sebagai hidangan dalam acara-acara syukuran.
Kemudian tidak ada agama lain yang mengharamkan zina dengan segala sebab-sebabnya seperti agama Islam. Adapun agama yang lain mungkin sebelumnya pernah mengharamkan zina, akan tetapi mungkin telah dirubah oleh pengikut agama tersebut, sehingga saat ini mereka begitu menggapangkan permasalahan tersebut. Lihatlah di negara-negara Eropa yang banyak dari masyarakatnya enggan untuk menikah. Kebanyakan mereka lebih rela untuk berzina daripada menikah. Berbeda dengan Islam yang mengajarkan tentang indahnya pernikahan, tentang pemuliaan para wanita yang tidak boleh disentuh oleh semua orang. Bahkan di antara hikmah wajibnya ada wali untuk menikahkan seorang perempuan adalah untuk menghindarkan wanita dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini Islam tidaklah mengekang seseorang, akan tetapi Islam mengatur agar laki-laki dan perempuan saling mendapatkan kemaslahatan bersama.
Inilah pembahasan berkaitan dengan keindahan dan kesempurnaan islam. Sebenarnya masih banyak tentang keindah-indahan islam yang belum terpaparkan. Namun insyaa Allah pembahasan di atas bisa mewakilkan semuanya. Semoga ini bisa menjadikan kita istiqomah dalam beragama aamiin…
REFRENSI:
Sumber: kajian ustadz Firanda
Judul: Saat Hidayah Menyapa
Ditulis oleh: Anggun Paramita Farhah
Status: Pengajar Ma’had Darul Qur’an wali Hadits
[1] QS. Al-an’am: 125
[2] HR. Ahmad
[3] QS. Al-Ikhlas:1-4
[4] QS. Az-Zukhruf: 81
[5] HR. Bukhari
Baca juga artikel:
Leave a Reply