Bertaubat Sebelum Tidur

bertaubat sebelum tidur

Bertaubat Sebelum Tidur – Hidup di dunia ini hanya sementara. Hanya hitungan jam saja jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat kelak. Saat kematian menjemput seseorang, berarti harus berpisah dengan dunia dan segala isinya. Dan itu pasti terjadi. Allah Ta’la berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ

Artinya: “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. (QS. Al-Anbiya’/21: 35)

Dalam ayat lain Allah berfirman :

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُ‍‍دْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُ‍‍نْتُ‍‍مْ فِي بُرُوجٍ مُّ‍‍شَيَّدَةٍ ۗ

Arinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu (berada) dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. )QS An-Nisa : 78)

Kematian akan menimpa semua orang, baik yang shalihah atau yang durhaka, yang kaya raya ataupun yang miskin. Yang terpandang atau pun tidak, yang ikut berjihad ataupun yang duduk bersantai dirumahnya, dan yang lain sebagainya. Semuanya pasti akan mati bila ajalnya telah tiba ajalnya dan semuanya akan binasa, karena Allah Subhanahu Wata’ajaberfirman :

كلّ من عليها فان …

Artinya: Semua yang ada di bumi itu fana (tidak kekal). (QS. Ar-Rahman/55:26)

Kemudian sesudah mati, kita akan dihidupkan kembali untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya kita. Allah berfirman, yang artinya, “sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” (QS. Hus/11:7)

 MARI SEGERA BERTAUBAT KEPADA ALLAH

Jika memang demikian, sementara sudah dapat dipastikan bahwa setiap manusia tidak akan luput dari kelalaian, dan dosa kecuali yang dirahmati Allah dan diberi al-‘ishmah (terpelihara dari salah dan dosa) seperti para nabi dan rasul, maka sudah seharusnya kita semua segera bertaubat kepada Allah dan tidak menunda-nundanya.

Nabi bersabda :

كلّ بنى آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

Artinya: Setiap anak Adam (manusia) banyak yang berbuat kesalahan, namun sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan ialah orang yang bertaubat (kepada Allah). (HR. Ibnu Majah 2/1420, no.4251)

Allah memerintahkan kita agar segera bertaubat

sebagaimana firman-Nya :

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

Artinya: Dan bertaubat lah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung. (QS. An-Nur/24:31)

Dan firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّ‍‍صُوحًا  …

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertaubat lah kepada Allah dengan taubat yang benar (ikhlas). (QS. At-Tahrim/66:8).

Dan hendaknya kita sering beristigfar (mohon ampun kepada l-Nya) atas dosa-dosa yang telah kita berbuat selama ini. Karena Allah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang akan senantiasa menerima taubat dari para hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa sebesar dan sebanyak apa pun. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُ‍‍سِهِمْ لَا تَ‍‍قْ‍‍نَطُوا مِ‍‍نْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّ‍‍هُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya: “katakanlah : “wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian putus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar/39: 53)

Di dalam hadist Qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

قال الله تبارك وتعالى يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان فيك ولا ادأبالي يا ابن آدم لو بلغت ذنوبك عنان السماء ثم استغفر اني غفرت لك ولا ابالي يا ابن آدم إنك لو أتيني بقراب الارض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابة مغفرة

Artinya: Allah berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku , aku ampuni engkau apa pun dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Wahai anak-anak Adam. Walaupun dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepadaku, aku akan mengampuni engkau dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika  engkau mendatangiku dengan dosa sepenuh bumi engkau tidak menyekutukan-ku, maka aku akan menemui dengan ampunan sepenuh itu pula. (HR. Tirmidzi IV/548, no. 3540)

Hendaknya kita mempersiapkan diri dengan bekal takwa untuk menempuh perjalanan menuju negeri akhirat yang merupakan tempat tinggal abadi.

BEBERAPA HAL YANG DAPAT MENDORONG SESEORANG AGAR BERTAUBAT KEPADA ALLAH SEBELUM TIDUR

Kenapa sebelum tidur? Terdapat banyak hal yang dapat membantu seorang hamba untuk segera bertaubat kepada Allah kapan pun dan di mana pun. Namun dalam pembahasan kali ini kamu akan menyebutkan sebagian amalan yang diharapkan dapat mendorong seorang hamba bertaubat kepada Allah sebelum tidur nya. Di antaranya:

  1. Melakukan Muhasabah (Introspeksi Diri)

Muhasabah ialah usaha seseorang untuk mengevaluasi segala perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Sebelum tidur hendaklah seorang hamba mengintrospeksi diri atas segala perkataan maupun perbuatannya sepanjang hari, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allah maupun hak-hak sesama manusia. Jika dia telah melakukan amal Sholih, maka hendaknya dia bersyukur dengan memuji Allah dan memohon kepadanya tambahan nikmat. Dan memohon kepada-Nya pula agar senantiasa diberi Taufiq dan kesanggupan untuk dapat melaksanakan amal ketaatan. Namun jika sebaliknya, maka hendaknya dia segera bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya serta bertekstur untuk segera melakukan kebaikan.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَ‍‍نْظُ‍‍رْ نَفْسٌ مَّ‍‍ا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ…

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah”. (QS. Al-Hasyr/59: 18)

  1. Mengingat Alam Kubur yang Sangat Gelap Dan Dia Akan Menyendiri di sana.

Ketika akan tidur, hendaknya seseorang akan mengingat suasana alam kubur yang sangat gelap, dia akan berada di sana seorang diri tanpa teman, hanya amalnya selama di dunia yang mendampinginya. Dengan mengingat kondisi ini, hati akan merasa takut kepada Allah dan siksa-Nya yang sangat pedih, sehingga dia terdorong untuk segera bertaubat kepada Allah dan banyak mohon ampun kepada-Nya.

  1. Banyak Mengingat Kematian

Setiap muslim dan muslimah yang sehat ataupun yang sedang sakit, tua maupun muda, hendaknya selalu mengingat kematian yang datang secara tiba-tiba. Ingatan ini bisa menghalangi dan menghentikan seseorang dari perbuatan maksiat serta memotivasinya untuk beramal shalih.

Mengingat kematian ketika dalam kesempitan akan bisa melapangkan hati seseorang hamba. Kalau dia ingat kematian ketika hatinya sedang senang, maka dia itu menyebabkan dia tidak lupa diri. Dengan begitu ia selalu dalam keadaan siap untuk pergi meninggalkan dunia dan menghadap Allah.

Mengingat mati bisa melembutkan hati dan menghancurkan sikap taman terhadap dunia. Karenanya, Rasulullah memberikan anjuran untuk banyak mengingatnya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

أكثروا ذكر هاذم اللذات

Artinya: “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian)”. (HR. At-Tahrim Tirmidzi no 2307, An-Nasa’i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258)

Orang cerdas yang sesungguhnya ialah orang yang banyak mengingat kematian dan banyak mempersiapkan bekal untuk mati.

Imam al-Querhubi berita, ‘Ad-Daqqaq berkata, “siapa yang banyak mengingat anti, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara : berseberangan untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan antusias dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati, ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak Ridha dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu; yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak merasakan sekaratnya, kepayahannya, dan kepahitannya ! Cukuplah kematian sebagai pengeruk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan memupus angan-angan. Apakah engkau wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan tibanya hari kematianmu dan perpindahan hidupmu dari tempatmu yang sekarang?” (Lihat at-Tadzkirag, hal. 9).

  1. Menyadari Hakikat Kehidupan Dunia Yang Fana Dan Akhirat Yang Kekal

Keberadaan makhluk di dunia ini hanyalah sementara, dan semua yang ada di dalam semesta yang kekal dan abadi. Sedangkan kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang hakiki, kekal dan abadi.

Orang yang memahami hikmah hidup ini juga mengetahui bahwa Allah telah menciptakannya di dalam kehidupan ini tiada lain hanya untuk mengujinya, siapa di antara para hamba-Nya yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana firman-Nya di dalam surat Al-Mulk, ayat 2.

Dengan demikian, maka dia pun segera terdorong untuk bertaubat kepada Allah, memohon ampunan kepada-Nya, dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang hakiki nan abadi.

Demikian tulisan singkat tentang bertaubat sebelum tidur. Mudah-mudahan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan menjadi amal shalih bagi penulisnya. Aamiin.

 

REFERENSI:

Ditulis oleh: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawwaz, LC. , Dari majalah As Sunnah Edisi 09/THAN. XIV/SHAFAR 1432H/JANUARI 2011M

Diringkas oleh: Latifah Septia Kirana (Pengajar ponpes Darul Qur’an Wal-Hadits)

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.