Bersabar Demi Keutuhan Rumah Tangga

bersabar demi keutuhan rumah tangga

Bersabar Demi Keutuhan Rumah Tangga – Sesungguhnya Allah telah mewajibkan husnul ‘usyrah (pergaulan yang baik) antar suami-istri. Maka, masing-masing pihak memenuhi hak pasangannya, sehingga terwujudlah kebaikan dan kedamaian bagi mereka berdua.

Namun, terkadang muncul sikap tidak menyenangkan dari pasangan hidup. Suami merasakan istrinya suka cemberut dan mahal senyum. Begitu juga sebaliknya, istri melihat suami suka bermuka masam, egois bahkan melontarkan kata-kata kasar. Sesungguhnya ada pergaulan yang tidak baik yang di perlihatkan teman hidupnya.

Dalam  kejadian seperti ini, seorang istri atau suami tidak sepantasnya langsung menghadapi sikap buruk itu dengan respon negatif yang sama, apalagi mengambil langkah tergesa-gesa misalnya dengan ancaman meminta cerai atau kabur meninggalkan rumah.

Maka, sudah menjadi kewajiban suami-istri untuk bersabar dalam menghadapi kekurangan pendamping hidupnya atau keburukan sikap yang ada pada dirinya. Ini menjadi faktor tolak ukur yang akan mempertahankan keutuhan rumah tangga dan kehidupan suami-istri.

Pada saat menasihati seorang wanita yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari suami berupa wajah yang masam, kurang perhatian dan mudah marah, Syaikh Ibnu Baaz mengatakan :

“tidak diragukan lagi bahwa suami-istri untuk saling mempergauli pasangannya dengan cara yang  patut dan saling memperlihatkan cinta, kasih dan akhlak mulia yang disertai dengan budi pekerti yang baik dan wajah yang ceria”. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Artinya: “Dan bergaulah dengan secara patut. (QS.An-Nisa’/4:19).

Dan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ

Artinya: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban yang menurut cara yang ma’ruf. (Q.S Al-Baqarah/2:228)

Dan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :

“ janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri”. (HR. Ahmad dalam Musnadnya)

Dan Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :

“Orang Mukmin yang paling sempurna keimanannya orang yang paing baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah orang yang baik terhadap istri-istri mereka. Dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap keluargaku. (Muttafaq Alaih)

Maka, engkau (istri) sudahkah berbuat benar dengan bersabar dan menahan diri untuk menghadapi apa yang terjadi berupa sikap kasar dan akhlak yang buruk dari suamimu. Saya berpesan akan engkau lebih bersabar lagi dan tidak meninggalkan rumah, karena sikap tersebut akan melahirkan kebaikan yang banyak lagi dan kesudahan yang baik in sya Allah, berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya:  “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar”. (QS. Al-Anfal/8.46)

Dan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

اِنَّه مَنْ يَّتَّقِ وَيَصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf/12:90).

Dan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

فَاصبِرۡۛ اِنَّ العَاقِبَةَ لِلمُتَّقِينَ

Artinya: “Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik bagi orang yang bertakwa.”(QS. Hud/11:49)

Sabar dalam mengalah bukan hal yang mudah, menerima segala tuntutan itu tidaklah ringan.Namun ingatlah pahala kebaikan yang Allah SWT berikan pada akhirnya berupa hikmah, kedewasaan dan lapangnya hati dalam menyikapi kehidupan di dunia. Dan raihlah ketenangan hati berupa keikhlasan dalam menerima segala ketidaksempurnaan di dunia ini.

Islam adalah landasan sekaligus solusi bagi berbagai persoalan, termasuk dalam rumah tangga. Jika kita menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi dalam menghadapi badai rumah tangga, maka di samping menuai pahala, juga menyelesaikan masalah dan menguatkan cinta suami dan istri. Berumah tangga  perlu bersyukur dan juga banyak bersabar.

Dalam kehidupan berumah tangga, seorang Istri berada dalam perintah dan ketaan kepada suaminya. Maka hendaknya suami bertakwa kepada Allah dalam urusan-urusan istrinya dan mengarahkan dengan sebaik-baiknya yang bermanfaat bagi urusan agama dan duniawinya, niscaya suami akan mendapati buah hasil positifnya cepat atau lambat. Bila tidak mengarahkan hal ini, maka janganlah suami mencela kecuali dirinya sendiri.

Bagus juga bila engkau menggodanya dan berbicara dengan tutur kata yang melunakkan hatinya dan menyebabkan dirinya tersenyum kembali kepadamu, serta menyadari hak-hakmu (sebagai istri). Tinggalkan tuntutan-tuntutan kepdanya yang bersifat duniawi, selama ia sudah menunaikan hal-hal penting yang wajib, sehingga hatinya terbuka dan dadanya lapang untuk memenuhi keinganan mu yang baik dan engkau akan suka dengan kesudahan yang terjadi in sya Allah.

Semoga Allah memberi kita semua taufik untuk mendapatkan tambahan kebaikan dan memperbaiki keadaan pasangan kita dan berkenan menunjukinya kepada jalan yang lurus, dan memberinya akhlak yang baik, wajah yang berseri-seri dalam perhatian terhadap pasangan kita. Sesungguhnya Allah sebaik-baiknya Dzat yang diminta. Dialah Dzat yang Maha Pemberi hidayah menuju jalan yang lurus.

REFERENSI:

Sumber: Majalah As-sunnah #08 Thn.XXII/Rabi’ul Awwal 1440 H/ November 2018 M

Diringkas Oleh: Dea Arista (Pengajar Pondok Pesantren Darul- Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

BACA JUGA :

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.