Akibat Buruk Perbuatan Maksiat

akibat buruk perbuatan maksiat

Akibat Buruk Perbuatan Maksiat (Part 2)

  1. Maksiat dan dosa mengkibatkan makluk berani berlaku buruk kepada pelaku maksiat . Syaitan-syaitan berani mengganggu,menyesatkan, membisikkan rasa was-was ,menakut-nakuti lagi membuat jiwanya sedih, menjadikannya lupa melakukkan sesuatu yang membawa maslahat jika ingat serta membahayakan jika lupa. Sehingga, syaitan-syaitan semakin berani mendorong dirinya berbuat maksiat kepada Allah.

Lebih-lebih syaitan-syaitan dari golongan manusia berani menngganggunyam baik dari hadapan maupun belakangnya, istri , pelayan, anak-anak , tetangga , bahkan binatang tunggangannya menjadi berani kepadanya.

Sebagian ulama’ salaf berkata:. “sesungguhnya aku berbuat maksiat kepada Allah, lalu aku dapati pengaruh buruknya itu ada pada tingkah laku istri dan binatang tungganganku.’’

Demikian pula para penguasa, mereka memberikan hukuman kepadanya, yang mana apabila mereka dalam hukuman tersebut, maka ini berarti mereka telah menegakkan hukuman-hukuman Allah padanya.

Jiwanya pun berani dan mempersulit dirinya. Sekiranya dia hendak berbuat Kebaikan, maka jiwanya akan menolak untuk segera taat dan mewujudkannya kepada hal-hal yang membinasakan dirinya, bai kia kehendaki ataupun tidak dikehendaki.

  1. Dosa dan maksiat menjauhkan setiap hamba dari wali atau pelindunganya, makhluk yang paling berguna dan peduli dengan pemberi nasihat atasnya . sekaligus makluk yang mendatangkat kebahagiaan saat dekat dengan dirinya, dia tidak lain adalah malaikat yang di tugaskan menjaga dirinya.

Sebaliknya , dosa serta maksiat akan mendekatkan pelakunya kepada musuhnya dan makluk yang paling besar tipu dayanya, serta paling berbahaya baginya, ya, dia tidak lain adalah syaitan.

Karena manakala seorang hamba berbuat maksiat kepada Allah, maka malaikat darinya sesuai dengan kadar kemaksiatan tersebut. Bahkan  malaikat akan jauh darinya dalam jarak yang sangat jauh disebabkan satu kedustaan yang dilakukannya.

Dalam suatu hadist disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang mencari Abu Bakar ash-Shiddiq dan Ketika itu Nabi duduk di dekatnya. Nabi takjub dan tersenyum . namun, saat laki-laki itu melontarkan cacian yang lebih banyak lagi, Abu Bakar pun  membalas sebgian cacian maka Nabi pun marah dan beranjak pergi dari tempat ini.

Abu Bakar bergegas menyusul beliau dan berkata: ‘’Wahai Rasulullah , Ketika dia mencaciku engkau tetap duduk di sampingku, Ketika dia mencaci engkau tetap duduk di sampingku, dan Ketika aku membalas sebagian ucapannya, engkau terlihat marah dan beranjak pergi”?

Maka Nabi Shallallahu laihi Wasallam menjawab:

إِنَّهُ كَانَ مَعَكَ مَلَكٌ يَرُدُّ عَنْكَ، فَلَمَّا رَدَدْتَ عَلَيْهِ بَعْضَ قَوْلِهِ؛ وَقَعَ الشَّيْطَانُ، فَلَمْ أَكُنْ لِأَقْعُدَ مَعَ الشَّيْطَانِ

Artinya:

’sebelumnya da malaikat bersama kamu yang akan membela kamu, akan tetapi manakala kamu membalas caciannya, syaitan pun datang. Sedangkan aku tidak ingin duduk bersama syaitan.’’(HR.Ahmad (9624)

 

Apabila seorang muslim mendoakan Kebaikan bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, maka malaikat mengaminkan doanya seraya berdoa;’’Bagimu seperti apa yang kamu doakan( bagi saudaramu tadi).’’ Begitu pun apabila seorang hamba usai membaca surah Al-Fatihah, malaikat mengamini doanya.

Dalam satu hadits di sebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ

Artinya’:

tidaklah seorang muslum mendoakan sudaranya pada saat dia tidak berada di sisnya, melainkan malaikat akan berkata:’’dan bagimu semisal dengan itu.” (HR. Muslim (2732))

 

Apabila seorang mukmin menjaga tauhidnya serta senantiasa mengikuti jalan Allah dan tuntunan Rasulullah , maka para malaikat pemikul Arsy Allah dan malaikat-malaikat yang ada di sekelilingnya niscaya memohonkan ampunan kepada Allah baginya. Malaikat yang menyertai seorang mukmin senantiasa melindungi serta membela dirinya, mengajarkannya ilmu kepadanya, meneguhkan dan mendukungnya maka itu tidak pantas baginya berbuat jahat dan melampaui batas dalam mengganggu , mengusirdan menjauhkannya.

  1. Dosa dan maksiat itu mendatangkan hal-hal yang membinasakan seorang hamba di dunia dan di akhirat . karena dosa-dosa adalah penyakit. Kapan saja penyakit tersebut menjadi parah, ia pasti akan membinasakannya.

Sebagimana badan manusia yang takkan menjadi sehat tanpa mengkonsumsi makanan yang baik, sehat lagi terbukti mampu menjaga kekuatannya. Juga tanpa menghindari makanan yang bisa menjadikannya sakit dan dikhawatirkan bahayanya.

Demikian pula hati manusia , tidak akan sempurna kehidupannya kecuali dengan mengkonsumsi makanan Rohani, berupa iman dan amal shalih, yang akan mampu memelihara kekuatan jiwanya, dan mengosongkannya dengan taubat nashuha yang akan bisa menghilangkan berbagai bahan serta materi yang rusak dan buruk. Dan hati manusia juga tidak akan sempurna kehidupannya selain dengan adanya benteng yang ia  dapat melindungi kesehatannya dan menghindarkan dari apa yang menjadi lawannya, maksudnyatidak menggunakan segala apa yang merusak Kesehatan hatinya.

Secara garis besar , cinta terhadap dunia ini dengan berlebihan akan merusak agama, sebagaimana air cuka merusak madu dan riya’ merusak amal perbuatan.

Gambaran Tentang Akhirat

Ketika pertama seorang hamba memasuki Surga, dia pasti akan melupakan segala kesusahan serta cobaan yang pernah dihadapi semasa hidup. Sekalipun Ketika di dunia dia adalah orang yang paling menderita di antara seluruh manusia.

Sebaliknya , saat hamba yang durhaka dicampakkan ke dalam Neraka ,dia pasti melupakan segala kenikmatan yang pernah dia rasakan semasa hidupnya. Ya, sekalipun dia adalah orang yang paling senang saat hidup di dunia dibandingkan seuruh manusia.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً، ثُمَّ يُقَالُ : يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ ؟ فَيَقُولُ : لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ : يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ ؟ فَيَقُولُ : لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ، وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

Artinya:

’’akan di hadirkan pada hari Kiamat seorang penghuni Neraka yang paling senang hidupnya di dunia, lalu dia dicelupkan kedalam Neraka sekali celup saja. Kemudian ditanyakan kepadanya:’’ Hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kenikmatan ? Dia menjawab :’’Demi Allah ,tidak pernah Ya Rabbi.’’ Akan dihadirkan pula pada hari Kiamat seorang penghuni Surga yang paling sengsara hidupnya di dunia, lalu dia dimasukkan ke dalam Surga sesaat saja. Kemudian, ditanyakanlah kepadanya:’’Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah engkau merasakan sengsara? Dia menjawab:’’ Demi Allah tidak pernah, Ya Rabbi, aku tidak pernah mengalami kesengsaraan , serta aku tidak pernah melihatnya sama sekali.’’ (HR.Muslim (7266))

 

Nikmat Surga Terendah dan Azab Neraka Teringan

Kita tidak dapa membayangkan tentang besarnya kenikmatan yang Allah sediakan untuk para hamba-Nya di dalam surga

Betapa tidak, Rasulullah menyebut ihwal nikmat Surga terendah dengan gambaran yang dahsyat.

Bahwasannya beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إِنِّي لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا، وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا، رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ كَبْوًا، فَيَقُولُ اللَّهُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى، فَيَرْجِعُ، فَيَقُولُ : يَا رَبِّ، وَجَدْتُهَا مَلْأَى. فَيَقُولُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ، وَجَدْتُهَا مَلْأَى. فَيَقُولُ : اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ ؛ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا – أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشَرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا – فَيَقُولُ : تَسْخَرُ مِنِّي أَوْ تَضْحَكُ مِنِّي وَأَنْتَ الْمَلِكُ ؟ “. فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ ، وَكَانَ يُقَالُ : ذَلِكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً

Artinya:

’’sungguh, aku mengetahui orang terakhir keluar dari Neraka dan terakhir masuk Surga. Ia adalah seseorang yang keluar dari Neraka sambil merangkak, lantas diperintahkan oleh Allah:” pergi, lalu masukklah ke Surga!’’ maka dia pergi ke Surga, akan tetapi terbayang olehnya Surga telah penuh. Dia pun Kembali dan berkata:’’ Ya Rabbi, Saya dapati Surga telah penuh.’’Allah berkata pergi, lalu masukklah kedalam Surga maka dia pergi ke Surga, akan tetapi terbayang olehnya Surga telah penuh, maka dia Kembali dan berkata:’’ Ya Rabbi, saya dapati Surga telah penuh.’’ Kemudian, Allah berkata:’’ pergilah ,lalu masukklah ke Surga , maka di sana untukmu seluas dunia sepuluh kali, atau untuk mu seluas dunia dan sepuluh kali nya.’’ Maka dia menyahut:’’engkau mengejek dan mentertawakan aku, sedangkan Engkau Raja yang berkuasa?’’ (HR.Bukhori-Muslim)

 

Ibnu mas’ud berkata:’’ sesungguhnya aku melihat Rasulullah tertawa saat menerangkan hasit ini hingga terlihat gigi gerahamnya. Dan demikian itu serendah-rendahnya tingkatan penghuni Surga.kita juga tidak dapat membayang kan betapa dahsyatnya azab Neraka. Sedangkan azab Neraka yang paling ringan saja sudah seperti yang di sebutkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلَانِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ، يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِي الْمِرْجَلُ ، مَا يَرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا، وَإِنَّهُ لَأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا

Artinya:

sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan azabnya adalah orang yang memakai sepasang sendal dan sepasang talinya yang terbuat dari api Neraka, dan ( karena memakainya ) oraknya menjadi mendidih seperti mendidihnya air dalam periuk .  Dia melihat bahwa tidak ada orang yang lebih pedih siksanya daripada dirinya, padahal sesunggunya di aitu adalah penghuni Neraka yang paling ringan siksanya”. (HR.Muslim dalam shahihnya)

 

Indahnya Surga

Ayat-ayat al-Qur’an menjelaskan nikmat surga, semoga Allah menjadikan kita penghuninya.

۞ مَّثَلُ ٱلجَنَّةِ ٱلَّتِی وُعِدَ ٱلمُتَّقُونَۖ تَجرِی مِن تَحتِهَا ٱلأَنهَـٰرُۖ  أُكُلُهَا دَاۤئِم وَظِلُّهَاۚ تِلكَ عُقبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوا۟ۚ وَّعُقبَى ٱلكَـٰفِرِينَ ٱلنَّارُ

Artinya:

‘’perumpamaan Surga yang dijanjikan kepada orang yang bertaqwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya Sungai-sungai , senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertaqwa, sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Allah ialah Neraka.’’ (Q.S Ar-Ra’d/13; 35).

 

Dan di dalam firman Allah yang lain, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, yang artinya: ‘’Perumpamaan taman Surga yang (ia) janjikan kepada orang-orang yang bertakwa, disana ada Sungai-sungai yang air nya tidak payau, dan Sungai-sungai khamer (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan Sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka….’’(QS. Muhammad 47;15)

 

Begitu pula di dalam firman Allah yang lain, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, yang artinya: ”dan naungan (pepohonan) nya dekat di atas mereka dan di mudahkan semudah-mudahnya untuk memetic (buah)nya. Dan mereka di edarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kristal,kristal yang jernih terbuat dari perak , mereka tentukan ukurannya yang sesuai (dengan kehendak mereka). Dan disana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe . (yang didatangkan dari) sebuah mata air (di Surga) yang di namakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh para pemuda yang tetap muda. Apabila kamu melihatnya, akan kamu kira mereka, Mutiara yang bertaburan. Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (Surga),(maka) niscaya engkau akan melihat berbagai macam kenikmatan dan Kerajaan yang besar.” (QS. Al-Insan/76:14-20)

 

Mungkin itu sekilas tentang ayat-ayat yang membahas tentang indahnya Surga, dan in syaa Allah akan kita lanjutkan pada artikel berikutnya tentang surga .

REFERENSI:

USTADZ ABU IHSAN AL-ATSARI DAN UMMU IHSAN AL-ATSARI/ CINTA DUNIA : AKIBAT BURUK PERBUATAN MAKSIAT/ DI RINGKAS DARI BUKU TERAPI PENYAKIT WAHN(CINTA DUNIA) /Anas Arlaya

Baca juga:

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.