Apabila orang orang yang ada di antara kita merasakan sakit hati atau berduka cita, atau ingin agar kebutuhannya tercapai (terpenuhi), atau keinginan nya tercapai, maka dia akan mencari seseorang yang bisa merealisasikan kebutuhannya dan mewujudkan keinginan nya.
Tidak diragukan lagi bahwa Allah subhan nahu wa ta ala adalah yang maha kuasa melapangkan duka cita, menghilangkan sakit hati, menunaikan segala kebutuhan, dan menolak mara bahaya. Maka Dia-lah Dzat Yang kunci segala perkara berada di TanganNya. Dia-lah yang bila menghendaki sesuatu, Dia berfirman kepadanya, “jadilah” maka terjadilah. Maka tidak ada yang harus Anda lakukan agar hajatmu (keperluanmu) terlaksana dan tujuanmu tercapai, selain Anda meminta pertolongan dengan berdoa kepada Allah subhannahu wa ta’ala, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan rabbmu berfirman,’Berdoalah kepadaku, niscaya aka kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (GHAFIR: 60).
Tidak ada yang harus anda lakukan –Wahai saudaraku- selain Anda berdoa kepada Allah subhannahu wa ta’ala agar Dia mengabulkan doa Anda, tidak ada upacara-upacara dan ritual-ritual keagamaan untuk bermunajat kepada Rabbmu dan memohon ampun keperluanmu kepadaNya. Perkaranya tidak memerlukan perantara dan tidak pula kedudukan agar engkau meminta kepada Allah suatu kebutuhan di antar satu kebutuhan-kebutuhanmu,
”Dan Rabbmu berfirman,’berdoalah kepadaKu, niscaya akan kuperkenankan bagimu’.” (GHAFIR: 60)
Dia lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya. Dia mendengar suara langkah semut di atas batu yang licin di malam gelap gulita. Ketahuilah, Dia mendengar mu pada saat Anda memanggil dan bermunajat kepadaNya.
Apabila Anda mengangkat kedua tanganmu kepadaNYa, maka sesungguhnya Allah Mahahidup lagi Maha Pemurah, merasa malu dari hambaNya, lalu mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong dan tidak mendapatkan apa-apa.
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
“Doa adalah ibadah.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi.
Akan tetapi, kadangkala seseorang bertanya seraya berkata, “Bagaimana caranya agar doaku di kabulkan, apa saja yang harus saya lakukan agar Allah mengabulkan Doaku?” Maka katakan kepada Anda, bahwa ada beberapa perkara yang mesti di perhatikan ketika berdoa dan beradab dengannya. Diantara yang demikian itu adalah:
- Mantap dalam berdoa. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian berkata, ‘Ya Allah, ampuni lah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah berilah rahmat kepadaku jika Engkau menghendaki.’ Hendaklah ia bersikap mantap dalam berdoa, karena sesungguhnya Allah, tidak ada yang bisa memaksaNya.” Muttafaq ‘alaih (redaksi Bukhari)
- Yakin pasti di kabulkan oleh Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu yakin akan di kabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan dia dari hati yang lalai nan lengah” Hadits Hasa. (Tirmidzi)
- Mengangkat kedua tangan. Al- Bukhari meriwayatkan di dalam shahihnya, dari Abu Musa radiyaAllahu anhu, beliau berkata, “ Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa kemudian mengangkatkan kedua tangannya, dan aku meihat putih kedua ketiaknya.”
- Mengambil kesempatan di waktu–waktu utama yang di kabulkan doa padanya, dan tempat–tempat yang utama. Dan di antaranya , malam lailatul Qadr, di tengah malam akhir, selepas shalat, di antara adzan dan iqamah, di dalam sujud, dan lain-lain.
Di sini ada satu persoalan dan kami sedang membicarakan tentang doa, yaitu bahwa sebagian orang bertanya tanya dan berkata, “Sesungguhnya saya meminta dan berdoa kepada Allah, dan saya tidak melihat doa itu di kabulkan untukku, serta keinginan dan tujuan saya tidak pernah terealisasikan.
Untuk menjawab hal itu, kami katakan,
- Bisa jadi karena himah Rabbaniyah dengan cara Allah subhanahu wa ta’ala memalingkan keburukan dari orang yang berdoa semisal permohonannya, atau Dia menyimpan pahala semisalnya untuknya. Diriwayatkan dalam hadits ‘ubadah bin ash-Shamit radhiyaAllahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim di muka bumi yang berdoa kepada Allah dengan sebuah doa, melainkan Allah memeberikan kepadanya doanya itu, atau Dia memalingkan keburukan darinya yang misalnya, selama dia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan tali silaturahim.” Maka seporang laki-laki dari suatu kaum berkata ,”Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa.” Beliau menimpali, “Allah lebih banyak karunianya.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata “Hadits hasan dan shahih”. Dan al-Hakim meriwayatkan dari riwayat abu said radhiyaAllahu anhu dengan ada tambahan “Atau Dia menyimpan pahala semisal untuknya”.
- Atau orang yang berdoa memohon dengan dosa dan memutuskan tali silahturahim, berdasarkan hadits yang lalu dan di dalamnya,
“Selama tidal berdoa dengan dosa atau memutuskan tali silahturahim.”
- Atau orang yang berdoa, di mana makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya juga haram. Di dalam shahihain, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata tentang seorang laki-laki yang mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berdoa “Wahai rabbku, Wahai Rabbku,”
“Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya juga haram, di berikan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin di kabulkan doanya?”
- Atau meminta segera di kabulkan dalam berdoa: Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Di kabulkan untuk seseorang dari kalian, selama dia tidak terburu-buru.” (HR.BUKHARI & MUSLIM).
- Atau dia tidak mantap dalam berdoa, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Hendaklah dia memantapkan permintaannya” .
Dari Abu Hurairah radhiyaAllahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah maka Allah akan marah kepadanya”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu majah).
Kejaiban Do’a
Kebanyakan dari kita baru mau berdoa kepada Allah di saat tertimpa musibah, masalah, kesedihan, atau kesusahan. Sedang tatkala dalam kondisi lapang dan berkecukupan, ia menjauh dan seakan lupa dengan Rabb nya. Padahal sejatinya kita selalu butuh terhadap doa, karena doa merupakan senjata bagi seorang muslim. Begitu banyak hal yang awalnya terlihat tidak mungkin kemudian menjadi mungkin dengan doa. Bahkan di sebutkan di dalam hadits yang shahih, bahwa doa bisa mencegah takdir.
Dari salman Al-farisi radhiyallahu anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“ Tidaklah seorang muslim di muka bumi yang berdoa kepada Allah dengan sebuah doa, melainkan Allah memeberikan kepadanya doanya itu, atau Dia memalingkan keburukan darinya yang misalnya, selama dia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan tali silaturahim.” Maka seporang laki-laki dari suatu kaum berkata ,”Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa.” Beliau menimpali, “Allah lebih banyak karunianya.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata “Hadits hasan dan shahih”. Dan al-Hakim meriwayatkan dari riwayat abu said radhiyaAllahu anhu dengan ada tambahan “Atau Dia menyimpan pahala semisal untuknya”. Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan berdoa kepada Allah ta’ala dan kepastian di kabulkannya doa seorang muslim dengan salah satu dari tiga perkara yang tersebut dalam hadits di atas, jika terpenuhi padanya syarat di kabulkannya doa. Inilah makna firmannya: “Dan apabila hamba hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila dia berdoa kepada-Ku” (Al-Baqarah:186).
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
- Doa seorang muslim akan dikabulkan dan tidak tertolak jika memenuhi syarat diterimanya doa.
- Luasnya karunia Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman, dengan menjadikan pengabulan doa mereka dalam berbagai macam kebaikan dan keutamaan.
- Dalam hadits ini disebutkan dua di antara syarat-syarat dikabulkannya doa, dan masih ada syarat-syarat yang lain, yaitu: ikhlas dalam berdoa, tidak tergesa-gesa dalam pengabulan doa, halalnya makanan, minuman, dan pakaian dan lain-lain.
- Syarat penting lain dikabulkannya doa adalah yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam sabda beliau:”Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kamu yakin (Allah akan) mengabulkannya,dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari (seorang yang ketika berdoa) hatinya lalai dan lupa (tidak konsentrasi).”
- Keburukan yang di hindarkan dari seorang hamba dengan doanya adalah mencakup semua keburukan, baik dalam urusan dunia maupun agama.
- Dianjurkan memohon doa sebanyak banyaknya kepada Allah, karena rahmat Allah dan karuniaNya lebih luas dari apa yang di minta hamba hambaNya.
Sudah begitu lama, ingin agar harapan segera terwujudkan. Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang. Kadang jadi putus asa karena sudah seringkali memohon kepada Allah. Sikap seorang muslim adalah tetap terus berdoa. Boleh jadi terkabulnya doa tersebut tertunda. Boleh jadi pula Allah mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.
Ayat yang patut kita renungi yang berada di dalam surat Al baqarah: 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
“Dan apabila hamba hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila dia berdoa kepada-Ku” (Al-Baqarah:186).
Sebagian sahabat RadhiyaAllahu anhu berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah Rabb itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdoa ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)
Abul ‘abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Kedekatan yang di maksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdoa (kedekatan yang sifatnya khusus). (majmu; fatawa, 5/247).
Perlu di ketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam:
- Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.
- Kedekatan Allah yang khusus pada hambaNya dan seorang muslim yang berdoa pada Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkannya) doanya, menolong nya dan memberi taufik padanya. (Tafsir Al karimi Rahman, 87).
Kedekatan Allah pada orang yang berdoa adalah kedekatan yang khusus . Allah begitu dekat pada orang yang berdoa dan yang beribadah padanNYa . Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba denga Allah adalah ketika sujud.
Siapa saja yang berdoa kepada Allah dengan menghadirkan hati ketika berdoa, menggunakan doa yang di tuntunkan, menjauhi hal hal yang dapat menghalangi doa, maka niscaya Allah akan mengijabah doanya. Terkhusus lagi jika ia melakukan sebab-sebab terkabulnya doa dengan tunduk pada perintah dan larangan Allah dengan perkataan dan perbuatan, juga di sertai dengan mengimaninya.
Maka dari itu mulailah kita perbanyak berdoa dan janganlah pernah lelah dalam meminta kepada Allah ta,ala . Dan bersungguh sungguhlah dalam memohon ampunan kepada Allah ta’ala, Dialah yang Maha mendengar dan Maha pengampun.
Judul Asli : Ad- Din An-Nashihah
Diterjemahkan Oleh : Fiqri Hakim Nasution untuk Kuncikebaikan.com
Leave a Reply