Agar Anak Perempuan Patut di Bangggakan

agar anak perempuan patut dibanggakan

Agar anak perempuan patut di bangggakan – Pembahasan tentang pendidikan anak perempuan merupakan pembahasan yang menarik. Namun anehnya pendidikan anak perempuan terkadang dilupakan oleh sebagian orang tua. Terbukti, kebanyakan orang tua hanya bertanya-tanya tentang pendidikan anak laki-laki mereka. Sebaliknya, sedikit diantara mereka yang bertanya tentang berpendidikan untuk anak perempuan mereka. Padahal jika para orang tua berusaha sungguh-sungguh untuk memperbaiki anak perempuan mereka, maka mereka ibarat telah memperbaiki generasi yang baik pula.

Anak perempuan jika baik akhlaknya tentu berkedudukan yang sangat agung. Nampak di masyarakat kaum muslimin dan di rumah-rumah mereka kebaikan yang terpandang justru sebab kebaikan kaum wanita mereka. Kebaikan rumah-rumah kaum muslimin justru kebanyakan datang dari para istri dan anak-anak perempuan mereka.

Anak perempuan mudah terpengaruh atau dipengaruhi

Anak perempuan memiliki sifat dan watak yang berbeda dengan anak laki-laki. Anak perempuan berwatak lebih lembut. Bahkan sifat kelembutan anak perempuan lebih khusus dibandingkan sifat kelembutan kau wanita secara umum.

Dengan watak kelembutannya tersebut anak perempuan lebih mudah mempengaruhi dan dipengaruhi. Betapa banyak orang tua yang mudah menolak keinginan anak laki-laki, namun mudah terpengaruh oleh anak perempuannya sebab kelembutannya. Dari sinilah ia mudah mempengaruhi dan terpengaruh oleh lingkungan, teman-teman, dan kerabatnya.

Hal yang cukup menggelisihkan adalah kenyataan kaum wanita saat ini sudah lebih banayak di luar rumahnya daripada di rumah orang tua atau suami mereka. Hal ini merupakan poin penting dalam merumuskan pendidikan anak perempuan. Mengingat sekedar banyak keluar rumah saja bagi kaum wanita sudah merupakan bentuk penyimpangan dari sifat dan jati diri kaum wanita itu sendiri. Dan ia termasuk sebab lemah dan berkurangnya rasa malu mereka. Jika kaum wanita sudah lemah atau sedikit rasa malunya, tentu akibatnya akan buruk dan hina.

Selain itu, di luar rumah banyak lingkungan tidak baik, wanita lain yang juga belum tentu baik, bahkan kebanyakannya tidak baik. Bagaimana juga dengan sarana-sarana permainan dan senda garauan yang melalaikan lainnya. Semuanya tentu akan mempengaruhi anak-anak perempuan muslimah. Jika pengaruhnya buruk, akan buruklah mereka. Jika mereka buruk dan hina, akan hina pula kaum laki-laki mereka. Tidaklah kaum ini takut akan kehinaan?

Mengingat hal demikian seyogianya para orang tua muslim merenungi firman Allah berikut:

وإذا بشر أحدكم بالأنثى ظل وجهه مسودا وهو كظيم . يتوارى من القوم من سوء ما بشر به أيمسكه على هون أم يدسه في التراب ألا ساء ما يحكمون

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah.Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. ( QS. An-Nahl: 58-59)

Mereka mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup sebab takut terhina. Padahal mereka oran-oran kafir musyrik. Namun bagaimana dengan sekarang? Apakah kaum mukmin dan muslim takut terhina sebab anak perempuan mereka sebagaimana kaum kafir musyrik dahulu takut terhina?

Jika demikian, tahulah kita bahwa anak perempuan pun membutuhkan didikan dan perhatikan agar mereka dan para orang tuanya tidak menjadi terhina.

Anak perempuan butuh tempat mencurahkan isi hati

Itu karena anak perempuan memiliki kepekaan yang lebih dan di saat yang sama memiliki sifat kedudukaan. Dengan sebab itulah anak perempuan sangat butuh seseorang yang ia jadikan tempat mencurahkan isi hatinya. Untuk itu tempat yang pertama kali baginya semestinya ialah ibunya, jika tidak memungkinkan maka ayahnya, atau kedua-duanya. Dan jika anak keberatan mengungkapkan isi hatinya, maka bisa dengan sarana tulisan di selembar kertas dan semisalnya.

Terkadang anak perempuan merasa malu mengungkapkan isi hatinya berupa kedukaan dan kegelisahannya. Terlebih lagi apabila yang sedang ia hadapi merupakan masalah sensitif. Padahal jika masalah-masalah sensitif itu menumpuk padanya, akan menimbulkan ledakan masalah dan menjadi sarana yang memudahkan pihak lain yang tak bertanggung jawab untuk menjeratnya. Atau anak akan lebih mudah terpengaruh oleh bacaan yang ia baca, apapun ajakan buku itu, atau tontonan yang ia saksikan.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan,bahwa lebih dari 70% anak-anak perempuan berhadapan dengan tekanan-tekanan hidup sebab mereka tidak mendapati seseorang untuk dijadikan tempat mengadu. Kemungkinan sebabnya mereka diasuh oleh seorang ibu yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah duduk bersama anak perempuannya dan rajin menanyakan perasaannya, mendengerkan apa yan ingin ia sampaikan, menemani ia berlajar,bermain dan semisalnya. Terkadang juga sebab si ibu bukan orang yang berpindidikan atau enggan berlajar,sehingga terdapat dinding pemisah antara dunia anak perempuannya dengan dunianya sendiri. Memang si ibu telah mengajarinya memasak,mencuci,merapikan tempat tidur,atau yang lainnya. Namun perlu diketahui bahwa anak perempuan juga butuh seseorang yang bisa mengisi kekosongan jiwanya. Dengan duduk bersama anak perempuan dan mendengarkan apa yang ia sampaikan, sudah cukup untuk mengisi kekosongan jiwa si anak. Berjalannya komunikasi akan melenyapkan kekosongan jiwa anak perempuan.

Jangan biarkan anak perempuan justru mencari orang lain untuk mengisi kekosongan jiwanya. Jika terjadi anak perempuan lebih memilih sahabatnya sebagai teman mencurahkan isi hati dan pengisi kekosongan jiwanya, maka harus senantiasa dalam pengawasan. Jangan sampai anak perempuan terpengaruh hal-hal yang bisa merusak dirinya. Lebih lagi bila sampai ia lebih memilih teman teman lain jenis, maka jelas harus dilarang dan segera diberi pilihan lain sebagai solusi atas semua yang sesungguhnya saat itu ia butuhkan.

Meremehkan dan akibat buruknya

Tinggal di negeri seperti negeri kita ini yang terbuka dan banyak memiliki potensi pariwisata harus senantiasa waspada,terjaga,siaga,dan tahap dami tahap melakukan perbaikan. Apalagi di era globalisasi seperti saat ini. Kewaspadaan yang dimaksudkan khususnya dalam mendidik dan membina anak. Di antara hal pertama yang harus dimulai ialah pembinaan dan pendidikan anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan sejak kecil menuju takwa kepada Allah dalam masalah.

Apa yang dikenakan oleh anak perempuan di masa kecilnya, akan dikenakan juga kelak di masa dewasa. Karena asas yang mendasari perilaku anak di masa depan adalah apa yang ia lakukan di masa lalunya. Padahal yang paling asasi dalam kehidupan anak perempuan ialah rasa malu. Oleh karenanya jika anak perempuan di masa kecil terbiasa dikikis rasa malunya,atau dihilangkan,maka akan hilanglah makna kehidupannya kelak saat dewasa. Padahal rasa malu itu tidaklah ada pada seseorang melainkan mendatangkan kebaikan. Dengan demikian, jika rasa malu itu lenyap makan akan lenyap pula kebaikan anak perempuan tersebut. Kenyataannya,masih banyak didapati para ayah juga ibu yang meremehkan masalah pakaian anak perempuan mereka, bahkan sampai anak tersebut beliau pun,tetap di waspadai.

Di antara hal pertama juga yang harus diwaspadai ialah media masa dengan berbagai jenisnya. Televisi,VCD player,HP, sambungan internet atau media cetak.

Di dalam buku Buyutun Muthmainnatun, Dr. Nashir Sulaiman al-Umar menyebutkan bahwa seorang guru di di negeri-negeri teluk yang tidak di sebutkan namanya telah menyebutkan, “ Suatu saat diadakan penelitian di sejumlah sekolah Tsanawiyah( di negeri kita setingkat SMA)di salah satu kota. Mereka mendapati pada sebagian sekolah Tsanawiyah,persentase siswa yang telah hilang keperawanannya mencapai 100%, sebagaiannya mencapai 90% dan yang paling sedikitnya 80%”. Na’udzu billah.

Dan ternyata hal itu merupakan akibat dari peremehan dan kelalaian para orang tua terhadap keberadaan televisi dengan parabolanya dan media masa lainnya dirumah. Kita memohon kepada Allah selamatkan dari musibah seperti ini dan selainnya.

Referensi : MAJALAH AL-MAWADDAH , Di TULIS oleh : ABU Ammar al-Ghoyami

Diringkas oleh: SYAHLA AULIA ZAHRA

BACA JUGA :

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.