اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الْوَهَّابِ الرَّحِيْمِ التَّوَّابِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ بِلَا شَكٍّ وَلَا ارْتِيَابٍ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْهِ الْكِتَابَ ، تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمآبِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا .
أَمَّا بَعْدُ :
Jama’ah Jum’at – Rohimakumulloh
Pertama-tama, khotib berwasiat kepada diri sendiri dan jama’ah sekalian, ”Bertakwalah kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala dan bertaubatlah kepada-Nya karena sesungguhnya Alloh Subhanahu wa ta’ala mencintai orang-orang yang bertaubat”.
Marilah kita memohon ampun kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala dari dosa-dosa kita dan bertaubat secara ikhlas karena Alloh Subhanahu wa ta’ala dengan cara berhenti dari segala kemaksiatan, menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan, dan bertekad bulat untuk tidak mengulanginya lagi. Inilah taubat nashuha yang diperintahkan Alloh Subhanahu wa ta’ala kepada kita.
Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Robb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai”. (QS. At-Tahrîm:8)
Jadi, bukanlah taubat seseorang mengucapkan dengan lisannya “Aku bertaubat kepada Alloh” atau “Ya Alloh berikanlah taubat kepadaku” sementara ia tidak berhenti dari kemaksiatannya kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala. Bukanlah taubat sesorang mengucapkan ucapan taubat sementara ia meremehkan dan tidak peduli dengan kemaksiatan yang dilakukannya. Dan bukanlah taubat seseorang yang mengatakan perkataan taubat sementara ia berniat akan mengulangi perbuatan kemaksiatannya.
Jama’ah Jum’at – Rohimakumulloh
Marilah kita bertaubat sebelum ditutup pintu taubat. Karena sesungguhnya Alloh Subhanahu wa ta’ala masih tetap menerima taubatnya seorang hamba selama ruhnya belum sampai di tenggorokan atau datang kematian.
Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Sesungguhnya taubat di sisi Alloh hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Alloh taubatnya; dan Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisâ:17)
Dan Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:”Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. An-Nisâ:18)
Maka bersegeralah, wahai kaum muslimin, untuk bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala karena kalian tidak mengetahui kapan datanganya ajal dan kapan datangnya adzab Alloh Subhanahu wa ta’ala.
Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? (QS. Al-A’râf:97)
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (QS. Al-A’râf:98)
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
(QS. Al-A’râf:99)
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
[KHUTBAH KEDUA]
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ ، وَبَعْدُ :
Jama’ah Jum’at – Rohimakumulloh !
Apakah kita termasuk orang-orang yang merasa aman dari azab Alloh ? Pantaskah kita merasa aman dari azab Alloh Subhanahu wa ta’ala? Padahal Alloh Subhanahu wa ta’ala telah memberikan bermacam-macam kenikmatan kepada kita sementara kita masih banyak kekurangan dalam mentaati-Nya dan masih banyak kemaksiatan kepada-Nya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh l menunda siksaan untuk orang yang berbuat dzolim, bukan membiarkan mereka. Dan bila telah datang saatnya maka mereka tidak dapat terlepas dari azab-Nya. Alloh berfirman:
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Robbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.
(QS. Hûd:102)
Dan perlu kita ingat bahwa di antara hukuman Alloh yang paling besar adalah kerasnya hati. Sungguh banyak orang sekarang yang hatinya keras. Mereka mendengar nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan dari kitab Alloh dan sunah Rosululloh tetapi seakan-akan tidak mendengarnya. Orang yang terbaik dari mereka adalah orang yang mendengarkan nasihat dan memahaminya ketika mendengarkan saja. Apabila sudah keluar dari majlis, maka matilah semangatnya dan hatinya dikuasai oleh kelalaian. Akhirnya ia kembali kepada kebiasaan sebelumnya, tanpa perubahan.
Kita berlindung kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala dari semua adzab-Nya dan memohon taufik kepada-Nya untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta menjadikan kita orang-orang yang bertaubat kepada-Nya.
قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْدٌ .
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِلْمُبَادَرَةِ بِالتَّوْبَةِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَالرُّجُوْعِ إِلَى مَا يُرْضِيْكَ .
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ .
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 04 Tahun 04
Leave a Reply