Menjadi Istri Paling Bahagia

menjadi istri paling bahagia

Menjadi Istri Paling Bahagia – Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Nabi kita, Muhammad, Amma ba’du:

Kebaikan rumah tangga bergantung pada pema- haman yang sempurna tentang tabiat rumah tangga itu sendiri, dan memasuki seluk-beluknya dengan lang- kah yang mantap dari kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan). Siapa saja yang memperhatikan rusak- nya “proyek” rumah tangga, maka ia akan mendapati kerusakan itu dikarenakan rusaknya pemahaman ten- tang dasar-dasar rumah tangga dan hak-hak dan ke- wajiban di antara kedua pasangan, terlebih di zaman kita sekarang ini yang didominasi kejahilan terhadap prinsip-prinsip akhlak dan adab Islami, serta merasa cukup dengan “kulit” ilmu pengetahuan dan strata pendidikan modern. Karena itu, wanita Muslimah wajib memahami beberapa akhlak, adab dan nasihat yang sudah semestinya berhiaskan dengannya.

Berawal dari banyaknya wanita Muslimah yang datang kepada saya untuk meminta nasihat perkawin- an sebelum mereka melangkahkan kaki ke pelaminan, maka saya menulis buku ini untuk mereka dengan se- gala keterbatasan. Buku ini memuat sejumlah dasar akhlak terpuji dalam kehidupan berumah tangga agar istri bisa mengambil hati dan cinta suaminya, serta menjadi faktor utama kelanggengan mahligai rumah tangga. Pesan-pesan ini saya rangkai untuk saudari- saudari kandung saya yang hendak menikah, dan un- tuk seluruh wanita Muslimah. Semuanya saya tulis de- ngan ringkas agar lebih mudah dibaca dan dipahami.

Nasihat ke-1

Perbaikilah Hubunganmu dengan Allah, Niscaya Allah Memperbaiki Hubunganmu dengan Sesama Manusia Ini adalah kaidah Rabbani, yang bisa diterapkan dalam semua keadaan.

Jika engkau menghendaki bantuan dan pertolong- an, maka Allah telah memberikan resepnya lewat firman-Nya:

يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرُكُمْ

Artinya: “Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” (QS. Muhammad: 7)

Dia berfirman:

إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقُوا وَالَّذِينَ هُم مُحْسِنُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaik. an.” (QS. An-Nahl: 128)

Jika engkau ingin dicintai orang-orang yang ber- iman, maka Allah telah memberikan resepnya le- wat firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa ka- sih sayang.” (QS. Maryam: 96)

Maksudnya, dicintai dan dikasihi dalam hati orang- orang yang beriman.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدْرَ لَهُ وَلَا يُمْسِي إِلَّا فَقِيرًا وَلَا يُصْبِحُ إِلَّا فَقِيرًا وَمَا أَقْبَلَ عَبْدٌ إِلَى اللَّهِ بِقَلْبِهِ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ تَعَالَى قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ تَنْقَادُ إِلَيْهِ بِالْوُدِّ وَالرَّحْمَةِ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ خَيْرٍ أَسْرَعَ

Artinya: “Barangsiapa yang tujuannya kepada dunia, maka Allah menjadikan kefakirannya di pelupuk mata- nya dan menceraiberaikan urusannya, serta la ti- dak memperoleh dunia melainkan apa yang telah ditakdirkan baginya. Ia tidak berada di waktu pe- tang melainkan dalam keadaan fakir, dan tidak pu- la berada di waktu pagi melainkan dalam keadaan fakir. Tidaklah seorang hamba menghadap kepada Allah dengan hatinya, melainkan Allah menjadi- kan hati orang-orang yang beriman bersimpati ke- padanya dengan kasih sayang, dan sungguh Allah lebih cepat memberikan balasan setiap kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi)

Jika engkau menghendaki perlindungan dari keja- hatan manusia, maka Allah akan memberikan jamin- an perlindungan kepada hamba yang menyembah- Nya dengan penyembahan yang sebenarnya. Dia Subhanahu Wata’ala berfirman:

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ وَتُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِن دُونِهِ، وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ وَمَن يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّضِلَّ أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزِ ذِي انتِقَامٍ

Artinya: “Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba- hambaNya. Dan mereka mempertakuti kamu de- ngan (sembahan sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak se orang pun pemberi petunjuk baginya. Dan ba- rangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Mahaperkasa lagi memiliki (ke- kuasaan untuk) mengadzab?” (QS. Az-Zumar: 36-37)

 Jika engkau ingin dimudahkan dari kesulitan, ke- luar dari segala kesempitan, dan mengetahui antara yang hak dan yang batil, yang salah dan yang benar, maka Allah menjamin hal itu bagi siapa saja yang taat dan bertakwa kepada-Nya. Dia Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan mem- berinya rizki dari arah yang tiada disangka-sang- kanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperlu- an)nya.” (QS. At-Thalaq: 2-3)

Dia Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan da- lam urusannya.” (QS. At-Thalaq: 4)

Dia  Subhanahu Wata’ala berfirman:

يا أيها الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانَا

Artinya: “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqan.” (QS. Al-Anfal: 29)

Jika engkau ingin terhindar dari perbuatan keji, maka Allah memberikan arahan dengan firman-Nya:

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

Artinya: “Demikianlah, agar Kami memalingkan daripada- nya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ter- pilih.” (QS. Yusuf: 24)

Jadi, dengan konsisten dalam ketaatan kepada Allah, maka Dia akan membebaskan dan member- sihkanmu dari segala keburukan, sebagaimana Allah telah memelihara Nabi-Nya, Yusuf dari terjerumus perbuatan keji dalam situasi yang paling sempit dan paling sulit bagi diri manusia. Demikianlah Allah menjadikan komunikasi seorang hamba dengan-Nya seba. gai pelindung dari terjerumus dalam perbuatan keji tersebut. Dia berfirman tentang komunikasi seorang hamba dengan Rabbnya lewat shalat:

وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ إِنَّ الصَّلوةَ تَنْهَى عَن الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَر

Artinya: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Karena itu, perbaikilah hubungan antara dirimu dengan Allah 5, niscaya Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan suamimu, sebagaimana Allah mem- perbaiki hubungan hamba-hamba pilihan-Nya dengan istri-istri mereka.

Allah berfirman tentang Nabi Zakaria:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسْرِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَشِعِينَ

Artinya: “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Ka- mi anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami ja- dikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan ha- rap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90)

Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu Anhu berkata, “Barangsiapa yang tulus niatnya dalam melaksanakan kebenaran, sekalipun terhadap dirinya sendiri, maka Allah me- lindunginya dari manusia. Barangsiapa yang berhias dengan sesuatu yang tidak pantas baginya, maka Allah akan memburukkannya.”

Ibnu al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, mengomentari perkataan Umar yang begitu mendalam: Ungkapan ini menyerupai perkataan Nabi. Ini sudah sepatutnya keluar dari lidah al-Muhaddits al- Mulham (seorang yang diberi ilham dari Allah). Dua kalimat di atas merupakan perbendaharaan ilmu, dan sebaik-baik cara menginfakkannya adalah dengan menjadikannya bermanfaat bagi orang lain dan me- manfaatkannya semaksimal mungkin.

Kalimat yang pertama adalah sumber dan pokok segala kebaikan. Sedangkan kalimat kedua adalah po- kok dan cabang keburukan.

Jika seorang hamba niatnya ikhlas, visi dan misi- nya semata-mata karena wajah-Nya, maka Allah akan senantiasa bersamanya, karena Allah bersama orang orang yang bertakwa dan yang berbuat kebaikan. Sementara puncak ketakwaan dan kebaikan adalah mengikhlaskan niat karena Allah dalam menjalankan kebenaran. Dan, Allah tidak akan terkalahkan!

Barangsiapa yang Allah bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkan atau mengusiknya?

Jika Allah 3 selalu bersama hambanya, maka adakah yang ia takuti? Sebaliknya, jika Allah tidak ber- samanya, maka kepada siapa lagi ia akan berharap? Kepada siapa lagi ia akan menggantungkan hidupnya? Dan, siapa lagi yang akan menolongnya selain-Nya?

Bila seorang hamba melaksanakan kebenaran ter- hadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain, dan se- mua itu ia lakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk yang lain, walaupun langit dan bumi menghim- pit dirinya, niscaya Allah memeliharanya dan membe- rinya kelapangan dan jalan keluar. Sungguh seorang hamba hanya diberi balasan (berupa kesulitan) karena melalaikan tiga perkara ini (takwa, ihsan dan ikhlas), atau dua di antaranya, atau salah satunya. Wallahu ta’ala a’lam.

 

REFERENSI:

Ditulis Oleh : Badr bin Ali bin Thami al-Utaibi

Diringkas Oleh : Nyai Anita Sari

Diambil Dari : Buku Menjadi Istri Paling Bahagia

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.