Wajibnya Taubat

wajibnya taubat

Tidak ada khilaf (perbedaan pendapat) di antara ulama tentang wajibnya taubat, bahkan taubat adalah fardhu ‘ain yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah.

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah (wafat tahun 689 H) berkata, “Para ulama telah berijma’ tentang wajibnya taubat, karena sesungguhnya dosa-dosa itu akan membinasakan manusia dan menjauhkan manusia dari Allah. Maka, wajib segera bertaubat !”

Allah Subhanahu wa Ta’alamemerintahkan kita untuk bertaubat dan perintah ini merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah (wafat tahun 751 H) mengatakan : “Taubat merupakan awal persinggahan, pertengahan, dan akhir perjalanan hidup. Seorang hamba yang sedang mengadakan perjalanan menuju Allah Subhanahu wa Ta’alatidak boleh lepas dari taubat hingga ajal menjemputnya. Taubat merupakan awal langkah seorang hamba kepada Allah dan kesusahannya. Dan kebutuhan seorang hamba terhadap taubat di akhir hayatnya teramat penting dan sangat mendesak. Sebagaimana juga taubat di butuhkan di awal perjalanan hidup seorang hamba.”

Allah Subhanahu wa Ta’alaberfirman:

وتوبوا الى الله جميعا أيه المء منون لعلكم تفلحون ٣١

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur [24]: 31)

 

Ayat ini diturunkan di Madinah. Allah Ta’ala berfirman kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang pilihan supaya mereka bertaubat. Sesudah mereka beriman, bersabar, hijrah, dan berjihad.

Allah Ta’ala juga berfirman:

وأن استغفروا ربكم ثم تو بوا اليه يمتعكم متعا حسنا الى أجل مسمى ويءت كل ذى فضل فضله وان تولو فانى أناف عليكم عذاب يوم كبير ٣

Artinya: “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya, (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik ( terus menerus) kepadamu, hingga pada waktu yang telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya, jika kamu berpaling, maka sungguh aku takut, kamu akan di timpa siksa hari kiamat.” (QS. Hud [11] : 3)

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang istighfar dan meminta ampun kepada Allah dengan benar, maka Allah akan mengampuninya dan memberi kenikmatan yang banyak serta keutamaan. Sebaliknya, jika ia tidak mau bertaubat bahkan ia berpaling dari Allah, maka Allah berhak untuk menimpakan azab dan siksa kepadanya.

Taubat wajib dilakukan dengan segera, tidak boleh ditunda. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah dari perbuatan dosa hukumnya adalah wajib di lakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda.”

Imam An-Nawawi rahimahullah (wafat tahun 676 H) berkata: “Para ulama telah sepakat bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib. Wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, baik itu dosa kecil maupun dosa besar.”

Kesalahan dan dosa-dosa yang di lakukan oleh manusia banyak sekali. Setiap hari, manusia pernah berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada khaliq (Allah Maha Pencipta) maupun dosa kepada makhluknya. Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan dan dosa. Mata sering melihat yang haram, lidah sering bicara yang tidak benar, berdusta, melaknat, sumpah palsu, menuduh, membicarakan aib sesama muslim (ghibah), mencela, mengejek, menghina, mengadu domba, memfitnah dan lain-lain. Telinga sering mendengarkan lagu dan musik yang jelas bahwa hukumnya haram, tangan sering menyentuh perempuan yang bukan mahram, mengambil barang yang bukan miliknya (ghasab),  mencuri, memukul bahkan membunuh atau melakukan kejahatan yang lainnya. Kaki pun sering melangkah ke tempat-tempat maksiat dan dosa-dosa lainnya.

Dosa dan kesalahan akan berakibat keburukan dan kehinaan bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat, bila orang itu tidak segera bertaubat kepada Allah. Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik ia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai atau pun ulama.

Setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar ( minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepada-nya,sebagaimana yang di lakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa salam. Setiap hari beliau  memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali.bahkan dalam suatu hadits disebutkan bahwa beliau meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelis. Sebagaimana dalam hadits:

عن ابن عمر قال ان كنا لنعد لرسول الله صلى الله عليه وسلم في المجلس الواحد ماءة مرة

Dari Ibnu umar, ia berkata, kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan :

رب اغفرلي وتب علي انك انت تؤاب الرحيم

“Ya Rabbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sungguh, Engkau Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (HR. Muslim dalam shahihnya)

 

Apabila ada yang beranggapan bahwa dirinya telah melakukan perbuatan dosa yang banyak sekali, sehingga ia merasa putus asa dari ampunan Allah Ta’ala, maka ia harus mengubah anggapannya itu menjadi keyakinan bahwa Allah subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni segala dosa jika pelakunya bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha, yaitu taubat yang ikhlas, jujur, benar, dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Segeralah bertaubat ! Tidak ada kata terlambat dalam masalah taubat. Pintu taubat selalu terbuka hingga matahari terbit dari barat.

Seorang muslim tidak boleh merasa putus asa dari rahmat Allah ‘azza wa jalla. Sesungguhnya Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قل يعبادى الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله ان الله يغفر الذنوب جميعا انه هو الغفور الرحيم ٥٣

“Artinya: Katakanlah: wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah.sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Az-Zumar : 39:53)

 

ان الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيىء النهار ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيىء الليل حتى تطلع الشمس من مغربها

“Artinya: Sesungguhnya Allah Azza wa jalla selalu membuka tangannya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari. Dan Allah membuka tangannya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di malam hari. Begitulah, hingga matahari terbit dari barat.” (HR. Imam Muslim dalam shahihnya)

Hadist ini dan hadits-hadits yang lainnya menunjukkan bahwasanya Allah senantiasa memberi ampunan di setiap waktu dan menerima taubat setiap saat. Dia Subhanahu wa Ta’alaselau mendengar orang yang beristighfar dan mengetahui taubat hambanya, kapan saja dan dimana saja, oleh karena itu, apabila manusia mengabaikan mengenai perkara taubat ini dan lengah dalam memanfaatkan kesempatan untuk mencapai keselamatan, maka rahmat Allah dan luas itu akan berbalik menjadi malapetaka, kesedihan dan kesedihan di padang mahsyar. hal ini tak ubahnya seseorang yang sedang kehausan padahal di hadapannya ada air bersih namun ia tidak dapat menjamahnya, hingga datanglah maut menjemput sesudah merasakan derita haus tersebut. Begitulah gambaran orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka. Pintu Rahmat sebenarnya terbuka lebar, tetapi mereka enggan memasukinya. Jalan keselamatan sudah tersedia, tapi mereka tetap berjalan di jalan kesesatan.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Abdirrahman Abdullah bin al- khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwasannya nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ان الله يقبل توبة العيد ما لم يغرغر

Artinya: Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama ruhnya belum sampai di kerongkongan.” (HR. At-tirmidzi)

 

Syarat-syarat Taubat

Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai berikut :

Imam an- Nawawi rahimahullah bahwa syarat-syarat diterimanya taubat itu ada tiga, yaitu :

  1. الاقلاع (al-iqla’u)

Orang yang berbuat dosa harus berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia pernah lakukan.

  1. الندم (an-nadamu)

Dia harus meyesali perbuatan dosanya tersebut.

3  .العزم (al- azmu)

Dia harus mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulangi perbuatan itu.

  1. Pernyataan bebas ( keridhaan) dari hak orang yang dirugikan

Apabila perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping tiga syarat di atas,ditambah satu syarat lagi yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak orang yang dirugikan itu. Jika yang dirugikan itu hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka ia harus meminta maaf, dan jika berupa ghibah atau umpatan,maka ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak perlu meminta maaf kepada orang yang diumpat.

Demikian yang di jelaskan oleh imam an- Nawawi rahimahullah dalam kitab Riyadush Shalihin.

Adapun Syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin rahimahullah menambahkan tentang syarat-syarat di terimanya taubat sebagai berikut:

  1. الاخلاص ( al-ikhlas)

Dia harus bertaubat dengan ikhlas semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

  1. Dilakukan pada saat di terimanya taubat

Yaitu dia bertaubat sebelum ruhnya berada di kerongkongan (sakaratul maut) atau sebelum matahari terbit dari barat (hari Kiamat).

Disamping syarat-syarat diatas, dianjurkan pula bagi orang yang bertaubat untuk melakukan shalat dua rakaat yang di namakan shalat taubat. Hal ini berdasarkan hadits yang di riwayatkan dari abu bakar radhiyallahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

ما من رجل يذنب ذنبا ثم يقوم فيتطهر ثم يصلى ثم يستغفر الله الا غفر الله له ثم قرأ هذه الا ية والذين إذا فعلوا فا حشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فا ستغفروا لذنوبهم

Artinya: “Tidak ada seorang pun yang berbuat dosa lalu ia pergi bersuci dan ia shalat dua rakaat, kemudian ia mohon ampun kepada Allah dari dosa tersebut, niscaya Allah akan ampunan dosanya.” (HR. Tirmidzi dalam sunannya)

 

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan tentang 12 jenis dosa dan maksiat yang setiap muslim wajib bertaubat atasnya, yaitu :

1) Kufur, baik kufur akbar maupun kufur ashghar

Misalnya, seperti perbuatan meninggalkan shalat, seperti halnya orang yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka ia telah kufur (ingkar) terhadap Allah dan rasulnya. Seperti juga mencela nasab, meratap, dan sebagainya yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih.

2) Syirik, baik syirik akbar maupun syirik ashghar

Adapun bagi orang yang selama hidupnya telah bertaubat dari perbuatan syirik yang pernah ia lakukan, maka Allah Subhanahu wa Ta’alaakan mengampuni dosa-dosanya.

3) Nifaq (kemunafikan)

Kemunafikan itu dibangun di atas dua tiang, yaitu dusta( bohong ) dan riya’ ( ingin dilihat orang).

Kemunafikan dibagi menjadi dua, yaitu nifaq i’tiqadi dimana pelakunya kafir keluar dari Islam dan nifaq ‘amali dimana pelakunya tidak dihukumi kafir.

4) Fusuq (kefasikan)

Perbuatan fasik yaitu perbuatan dosa, baik dalam hal keyakinan maupun perbuatan. Seperti meyakini keyakinan sesat.

5) Is-yan (kelalaian)

Termasuk perbuatan ini adalah durhaka kepada orang tua.

6) Itsmun (dosa)

Termasuk perbuatan ini adalah berbohong, ingkar janji,

7) ‘Udwan(permusuhan)

Termasuk perbuatan ini adalah mengadu domba, berkelahi, tempat mengumpat, termasuk juga melewati batas dalam bermusuhan.

8) Fahsya (perbuatan keji)

Termasuk perbuatan ini adalah berbuat zina dan liwath (homoseks)

9) Munkar (merusak)

Termasuk perbuatan ini adalah seluruh perbuatan maksiat secara umum, seperti membuka aurat, membuka praktek perdukunan, sihir, dan semacamnya.

10) Baghyu (kezhaliman)

Termasuk perbuatan ini adalah melukai orang lain, baik perasaan maupun hartanya.

11) Qaulun ‘ala Allah bighairi ‘ilmin (berkata atas Nama Allah tanpa ilmu)

Termasuk perbuatan ini adalah mengingkari sifat-sifat Allah, menyamakan Allah dengan makhluk-Nya, perbuatan bid’ah, dan semacamnya.

12) Ittiba’u ghairi sabilil mu’minin (tidak mengikuti jalannya kaum mukminin)

Termasuk perbuatan ini adalah mengikuti jalan-jalan hizb dan firqah-firqah yang menyimpang dan sesat.

 

Referensi : Taubat kewajiban seumur hidup, wajibnya taubat, Pustaka khazanah fawa’id, jumadal ula 1439H/ februari 2018

Diringkas oleh : Rosa Aulia (pengabdian DQH)

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.