Doa Yang Tidak Tertolak

DOA YANG TIDAK TERTOLAK

DOA YANG TIDAK TERTOLAK

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, shalawat dan salam atas nabi yang paling mulia dan penutup para Rasul, nabi kita Muhammad serta para keluarganya dan semua sahabatnya.

Sesungguhnya Allah memerintahkan para hambanya untuk berdoa dan berjanji kepada mereka akan mengabulkan doa-doa mereka dalam banyak ayat di dalam kitab-Nya yang mulia. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir/40: 60)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS. Ibrahim/14: 39)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah/2: 186)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

﴿اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ ٥٥ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ ٥٦﴾

Artinya: “55.Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 56.Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf/7: 55-56)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang semakna dengan ayat di atas.

Sungguh Allah  menghendaki para hamba-Nya agar berdoa dan Allah memotivasi mereka agar berdoa kepada-Nya, meskipun Dia maha kaya dan tidak butuh dengan doa mereka. Sebagaimana yang Alah firmankan dalam hadits qudsi:

))يَاعِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَانَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَانَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ البَحْرَ((….

Artinya: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan memudharatkan-Ku dan tidak akan pula memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, kalau seandainya orang-orang pertama di antara kalian dan orang-orang terakhir (belakangan) baik manusia atau jin semua berada pada satu hati yang paling bertakwa diantara kalian, tidaklah hal itu menambah atas kerajaan (kekuasaan)-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku, jika orang-orang yang pertama dan terakhir dari kalian semua berada pada satu hati yang paling durhaka diantara kalian, tidaklah hal itu akan mengurangi kerajaan (kekuasaan)-Ku sedikitpun. Wahai hamba-hamba-Ku,sesungguhnya jika orang-orang yang pertama dan terakhir dari kalian baik manusia dan jin berdiri di satu tempat tinggi dan luas lalu meminta (kebutuhannya) kepada-Ku, kemudian Aku memberikan setiap orang apa yang dimintanya, maka tidaklah hal itu mengurangi sedikitpun apa yang ada pada-Ku kecuali seperti berkurangnya (air laut yang menetes) yang diujung jarum jika dicelupkan kedalam lautan….” (Diriwayatkan oleh imam Muslim dalam shohihnya no. 2577)

Dan dengan demikian Allah masih menyukai para hamba-Nya agar meminta kepada-Nya. Bahkan semakin besar perhatian seorang hamba terhadap doa, maka semakin besar pula bagian dan porsi cinta Allah untuk dia. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan:

((ليس شيء أكرمَ على الله تعالى من الدعاء))

Artinya: “Tidak ada yang ada yang lebih mulia disisi Allah dari pada berdoa”. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 3370) . dalam hadits lain:

((إنه من لم يسأل الله يغضب عليه))

Artinya: “Barangsiapa yang tidak memohon/meminta kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya”. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi no. (3373))

Hadits diatas menunjukan bahwasannya doa memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah. Dan banyak sekali dalil-dalil yang menunjukan betapa pentingnya doa berdoa dan keutamaan berdoa.

ALLAH MARAH JIKA KALIAN TIDAK MEMINTA KEPADANYA, SEDANGKAN ANAK KETURUNAN NABI ADAM SEBALIKNYA, DIA AKAN MARAH JIKA BANYAK DIMINTAI.

Tuhan semesta alam Allah menyukai orang-orang yang berdoa kepada-Nya. Allah berjanji kepada mereka akan mengabulkan doa mereka, memenuhi harapan-harapan mereka dan memberikan apa yang mereka minta, jika terpenuhi syarat-syarat syariat di dalam doa mereka dan menghilangkan segala hambatan yang dapat menghalangi dari terkabulnya doa tersebut.

Dan sangat banyak dalil-dalil dari Al-Quran dan sunnah Rasulullah yang menunjukan bahwasanya doa mustajab itu memiliki syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh orang yang berdoa ketika ia berdoa. Begitu juga ada penghalang-penghalang yang harus diwaspadai, agar doannya tidak menjadi doa yang tertolak.

Imam Ibnul Qoyyim -semoga Allah merahmatinya- terlah mengumpulkan ringkasan yang sangat bagus, yang mencakup kebaikan yang besar. Yang didalamnya menjelaskan hal-hal yang paling penting, yang seharusnya diperhatikan oleh orang-orang yang berdoa dalam doa mereka kepada Allah. Yang kemudian beliau Rahimahullah menutup perkataanya setelah menyebutkan syarat-syarat atupun adab-adab di dalam berdoa, dengan mengatakan: “bahwasanya doa yang seperti ini hampir tidak pernah tertolak.” (Al-jawabul kaafii: 17)

Oleh karena itu, sebagai bentuk nasihat dan kebaikan untuk menyebarkan perkataan beliau (Imam Ibnul Qoyyim -semoga Allah merahmatinya-) dengan memberikan catatan yang menjelaskan tujuannya dan menerangkan faidah-faidahnya. Dan di awal akan disampaikan perkataan beliau secara lengkap.

Imam Ibnul Qoyyim -semoga Allah merahmatinya- mengatakan:

“jika terkumpual dalam do’a (seorang hamba):

*hadirnya hati dan terfokusnya secara utuh kepada permohonan yang dimintanya,

*(waktu dia berdo’a) bertepatan dengan salah satu dari enam waktu (yang dijanjikan padanya) pengabulan do’a, yaitu: sepertiga malam yang terakhir, ketika adzan, waktu di antara adzan dan iqamah, di akhir shalat-shalat (lima waktu) yang wajib (sebelum salam), ketika imam (khathib) naik ke mimbar pada hari Jum’at sampai selesai shalat Jum’at, dan akhir waktu (siang) setelah shalat Ashar (sebelum matahari terbenam) pada hari Jum’at.

*disertai perasaan khusyu’ dalam hati, merendahkan diri, tunduk, pasrah dan mengakui kelemahan diri di hadapan Allâh Azza wa Jalla.

*menghadap qiblat

*berdo’a dalam keadaan suci (dari hadats).

*serta mengangkat kedua tangannya kepada Alläh Azza wa Jalla.

*memulai (do’anya) dengan memuji dan menyanjung Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

*lalu bershalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

*kemudian sebelum menyampaikan permohonannya, dia bertaubat dan beristigfar (memohon ampun kepada-Nya).

*menyampaikan permohonannya kepada Alläh Azza wa Jalla, dengan merengek-rengek dan bersungguh-sungguh meminta.

*disertai perasaan takut dan berharap.

*bertawassul kepada-Nya dengan nama-nama-Nya (yang maha indah), sifat-sifat-Nya (yang maha tinggi), dan mentauhidkan-Nya.

*serta terlebih dahulu bersedekah sebelum berdo’a.

*Maka sungguh do’a (seperti) ini hampir (pasti) tidak akan ditolak selamanya.

*Terlebih lagi jika do’a tersebut bersesuaian dengan do’a-do’ a yang diberitakan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa do’ a-do’a tersebut kemungkinan (besar) dikabulkan atau mengandung nama Allāh yang paling agung. (Al-jawabul kaafii:16-17)

REFERENSI:

Diterjemahkan oleh: Zainul Fakhri (staf pengajar pondok pesantren Darul Quran wal Hadits)

Dari sumber: Ad-Du’aau Aladzi Laa Yuroddu karya Syaikh Abdurrozzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Baca juga artikel:

Jadi Santri Nggak Enak, Belajar Tross?

Macam-Macam Tauhid

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.