Amalan Muslim Sehari Semalam (Mengisi Waktu 2/3 Malam Terakhir -part 1 ) – Perlu diketahui bahwa ibadah tidak semestinya dilakukan hanya sesaat di suatu waktu. Seperti ini bukanlah perilaku yang baik. Para ulama pun sampai mengeluarkan kata-kata pedas terhadap orang yang rajin shalat –misalnya- hanya pada bulan Ramadhan saja. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya amalan tersebut ditinggalkan. Para ulama kadang mengatakan, “Sejelek-jelek orang adalah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang yang sholih adalah orang yang rajin ibadah dan rajin shalat malam sepanjang tahun”. Ibadah bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadhan, Rajab atau Sya’ban saja. Sebaik-baik ibadah adalah yang dilakukan sepanjang tahun. Asy Syibliy pernah ditanya, ”Bulan manakah yang lebih utama, Rajab ataukah Sya’ban?” Beliau pun menjawab, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin.” Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy yang rajin ibadah di setiap bulan, sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Sya’ban saja. Kami juga dapat mengatakan, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Romadhoniyyin.” Maksudnya, beribadahlah secara kontinu (ajeg) sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Ramadhan saja.
A. Bangun Tidur
-
Membaca Doa Bangun dari Tidur dan Memperbanyak Dzikir
Dianjurkan ketika bangun tidur untuk membaca doa sebagaimana hadist yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman. Beliau radhiallahu ‘anhu berkata :
“Biasanya Nabi ketika berbaring di tempat berbaringnya (untuk tidur) ketika malam hari, beliau berdoa:
Allahumma bismika amuutu wa ahyaa
“Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup.”
Jika beliau bangun beliau berdoa :
Alhamdulillahilladzi ahyaana ba’damaa amaatana wa ilaihin nusyuur
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkanku dan mematikanku dan kepadaNya lah kita dikembalikan.”[1]
-
Berwudhu’ dan Bersiwak
Rasa kantuk setelah bangun tidur memang sulit dilawan dan tidak jarang seorang muslim yang sudah bangun bisa melanjutkan tidu lagi karena tidak mengikuti anjuran Nabi Muhammad yaitu berwudhu. Dari Abu Khurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang di antara kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatannya ia mengatakan: “malammu masih panjang, teruslah tidur”. Maka jika orang tersebut bangun, kemudian ia berdzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu’ terbukalah satu ikatan lagi. Kemudian jika ia shalat maka terbukalah seluruh ikatan. Sehingga ia pun bangun dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun jika tidak melakukan demikian, maka ia biasanya akan bangun dalam keadaan buruk jiwanya dan malas”.[2]
Allah telah memerintahkan untuk berwudhu ketika orang-orang yang beriman hendak mendirikan shalat.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” [3]
Saat berwudhu’ dianjurkan juga untuk bersiwak. Bersiwak dilakukan sebelum atau saat memulai wudhu ketika berkumur. Dari Hudzaifah bin al-Yaman رضي الله عنه beliau mengatakan:
“Biasanya Nabi jika bangun di malam hari beliau menggosok-gosok mulutnya dengan siwak”[4]
Hikmahnya dijelaskan oleh Syaikh Shalih al-Fauzan: “Ini dianjurkan karena ketika tidur bau mulut biasanya berubah, disebabkan uap dari perut yang naik. Dan dalam keadaan ini, dengan bersiwak akan menghilangkan bau yang tidak sedap di mulut”[5]
Tata Cara Wudhu’
Pertama, berniat berwudhu (dalam hati) untuk menghilangkan hadats
Kedua, mengucapkan basmallah
Ketiga, membasuh dua telapak tangan 3 kali
Keempat, mengambil air dengan tangan kanan kemudian memasukkannya kedalam mulut (berkumur-kumur) dan hidung (istinsyaq), kemudian mengelurkannya (istintsar) dengan tangan kiri sebanyak 3 kali
Kelima, membasuh seluruh wajah dan menyela-nyela jenggot 3 kali
Keenam, membasuh tangan kiri hingga siku bersamaan dengan menyela-nyela jemari kemudian juga tangan kiri dengan masing-masing sebanyak 3 kali
Ketujuh, menyapu seluruh kepala dengan cara mengusap dari depan ditarik ke belakang, lalu ditarik lagi ke depan, dilakukan sebanyak 1 kali, lalu dengan air yang tersisa disapukan pada kedua telinga bagian luar dan dalam sebanyak 1 kali
Kedelapan, membasuh kaki kanan sampai mata kaki bersamaan dengan menyela-nyela jemari menggunakan kelingking tangan, lalu dilanjutkan pada kaki kiri, masing-masing sebanyak 3 kali.
Dalilnya keumumannya adalah dari Humraan budak ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه, mengatakan: “Suatu ketika ‘Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu kemudian berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya (sekali saja) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi berwudhu dengan wudhu yang semisal ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berwudhu dengan wudhu semisal ini kemudian sholat 2 raka’at (dengan khusyuk)dan ia tidak berbicara di antara wudhu’ dan sholatnya maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”[6]
Do’a Setelah Wudhu’
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Asyhaduallaa ilaha illallah wa anna muhammadan ‘abdullah warasuulah
“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah”.[7]
At-Tirmidzi menambahkan,
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِين
Allahummaj’alnii minattawabiina waj’alni minal mutathahhiriin
“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termsuk orang-orang yang selalu mensucikan diri”[8]
Peringatan: tidak sepantasnya seorang berwudhu dengan berlebih-lebihan dengan cara boros air dan lebih dari 3 kali basuhan karena hal ini termasuk zhalim.
B. Shalat Malam
-
Keutamaan Shalat Malam dan Anjurannya
Ayat-ayat al-Qur’an tentang shalat malam, sedikit dari banyaknya antara lain:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
Artinya: “Dan pada sebagian malam shalat Tahajjud-lah kamu…”[9]
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
Artinya: “Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.”[10]
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ
Artinya: “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada be-berapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).”[11]
Hadits-hadits tentang keutamaan shalat malam, antara lain:
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari”[12]
Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا berkata: “Rasulullah selalu melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah.”[13]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr al-‘Ash radhiallahu’anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Dawud Alaihissallam dan puasa yang paling dicintai Allah juga puasa Nabi Dawud Alaihissallam. Beliau tidur setengah malam, bangun sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam serta berpuasa sehari dan berbuka sehari.”[14]
-
Waktu Shalat Tahajud
Shalat tahajud boleh dikerjakan di awal, pertengahan maupun akhir malam. Ini semua pernah dilakukan Nabi, dalilnya: Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, mengatakan: “Tidaklah kami bangun agar ingin melihat Rasulullah di malam hari mengerjakan shalat kecuali pasti kami melihatnya. Dan tidaklah kami bangun melihat beliau dalam keadaan tidur kecuali pasti kami melihatnya pula.”[15]
Waktu utama mengerjakan shalat malam adalah di akhir malam, dalilnya:
Dari Abu Khurairah رضي الله عنه, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.”[16]
Demikian penjelasan ringkas terkait amalan muslim sehari semalam dengan sub judul amalan 2/3 malam. insyaaAllah akan dilanjutkan pada part berikutnya.
-BERSAMBUNG-
Referensi:
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-albani. 2018. Sifat Shalat Nabi. Jakarta: Darul Haq.
Diringkas oleh: Ummu Zubair (Pengajar Ponpes Darul Quran Wal Hadits OKU Timur)
[1] HR. Bukhari no. 6325, Muslim no. 2711
[2] HR. Bukhari no. 1142, Muslim no. 776
[3] QS. Al-Maidah: 6
[4] HR. Bukhari no. 245, Muslim no. 255
[5] Al Mulakhas Al Fiqhi, 1/36
[6] HR. Bukhari no. 159, Muslim no. 226
[7] HR. Muslim no. 234
[8] HR. At-Tirmidzi no. 55
[9] QS. Al-Israa’: 79
[10] QS. Al-Insaan: 25-26
[11] QS. Ath-Thuur: 48-49
[12] HR. Muslim no. 1163
[13] HR. Bukhari no. 4837, Muslim no. 2820
[14] HR. Bukhari no. 3420, Muslim no. 1159
[15] HR. Bukhari no. 1141, An-Nasa’i no. 1627, At-Tirmidzi no. 769
[16] HR. Bukhari no. 1145, Muslim no. 758
BACA JUGA :
Leave a Reply