Menahan Marah Adalah Wasiat dari Rasulullah

MENAHAN MARAH WASIAT NABI

MENAHAN MARAH ADALAH WASIAT DARI RASULULLAH

Segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan serta ampunan kepadanya-Nya kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami dan kejelekkan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yan Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Yang insya Allah kami akan meringkas tentang menahan marah adalah wasiat dari Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ رجلا قال للنّبيِّ صلى الله عليه وسلم: أََوْصِنِي, قال: ((لا تَغْضَبْ)) فَرَدَّد مِرارًا, قال: ((لا تَغْضَبْ)).

Artinya: Dari Abu Hurairah rodiyaallahhu ‘anhu, bahwa seseorang berkata kepada Nabi shallahu ‘alahi wa sallam ‘’Berwasiatlah kepadaku.’’Beliau bersabda, ‘’Janganlah engkau marah!’Orang itu terus mengulanginya (meminta nasihat berkali-kali) kepada beliau, lalu Nabi menjawab, ‘’Jangan engkau marah!’’ (HR. Al-Bukhori)

PENJELASAN:

Dalam hadist ini tidak dijelaskan siapa orang yang dimaksud, dan lafadz seperti ini sering didapati dalam banyak hadist,di mana di dalamnya tidak diberikan keterangan lebih lengkap tentang orang yang tidak disebutkan. Hala ini karena penyebutan nama dan sifatnya tidak diperlukan, sehingga Anda dapatkan dalam banyak hadist menyebutkan: ‘’Bahwa seseorang telah berkata demikian…”

Anda juga dapati sebagian ulama sangat bersusah payah mencari keterangan orang yang disebutkan didalamnya. Menurut saya, hal ini tidak perlu dicari (disebutkan) karena akan melelahkan selama hukumnya tidak berubah disebabkan penyebutan orang berlainan.

MAKNA WASIAT:

(Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, berwasiatlah kepadaku).’’ Wasiat artinya memberikan pesan kepada seseorang dengan perkara yang sangat penting. Seperti orang yang mewasiatkan sepertiga hartanya atau mewasiatkan anaknya yang masih kecil atau yang semisal dengannya.

(Beliau bersabda:, ‘Janganlah engakau marah’). ‘’Tentang marah, Nabi  shallahu ‘alahi wa sallam telah menjelaskan bahwa hal itu merupakan bara Api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam hati anak Adam yang menyebabkan hati bergejolak. Maka dari itu wajah orang   yang sedang marah akan memerah, urat lehernya mengembang, dan mungkinrambut (pori-pori) nya pun akan berdiri.

MAKNA ‘’JANGANLAH ENGKAU MARAH’’

Apakah yang dimaksud oleh Nabi shallahu ‘alahi wa sallam dengan sabdanya, ‘’Jangan engkau ikuti keinginan marahmu?

Jawabnya: jika kita lihat kemungkinan makna yang pertama (engkau jangan marah), maka menetapkan (definisi)nya sulit, karena dalam hal ini perangi manusia sangat berbeda satu dengan yang lainnya, akan tetapi bisa katakan, ‘’Yang dimaksud dengan sabda beliau, ‘’Jangan engkau marah’’, adalah marahlah secara tabi’at (biasa-biasa saja), artinya engkau bisa mengendalikan dirimu dan mampu meredam amarah.

Adapun kemungkinan makna yang kedua, yaitu jangan engkau ikut keinginanan (ajakan) marahmu, maka makna seperti ini benar, sehingga hal ini terlarang.

Marah adalah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau keinginan membalas dendam kepada orang lain yang telah mengganggunya.

Marah banyak sekali menimbulkan perbuatan yang diharamkan seperti memukul, melempar barang pecah belah, menyakiti bahkan sampai membunuh.  naudzubillah min dzalik 

Al-Hafidz bnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata,’’Adapun marah tidaklah dilarang karena merupakan perkara tabi’at yang tidak bisa hilang dari perilaku kebiasaan manusia’’ (Fat-hul Bari,x/520)

Yang dimaksud dengan hadist diatas adalah marah yang dilakukan karena menuruti hawa nafsu dan menimbulkan kerusakkan.

DIANTARA FAEDAH (PELAJARAN) DALAM HADIST INI:

  1. Semangat para sahabat untuk memperoleh hal yang bermanfaat, hal ini berdasarkan perkataan sahabat radiyaallahu ‘anhum mengetahui kebenaran, mereka tidak  cukup dengan hanya mengetahuinya, bahkan mereka mengamalkannya. Adapun kebanyakkan manusia saat ini, mereka banyak bertanya tentang hukum hanya untuk diketahui saja, tidak  untuk diamalkan. Lain halnyadengan para sahabat, jika mereka bertanya tentang obat, mereka langsung menggunakannya, artinya mereka mengamalkan ilmu yang mereka tanyakan kepada Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam.
  2. Orang yang berbicara hendaklah berbicara kepada lawan bicaranya dengan sesuatu yang sesuai dengannya, ini adalah kaidah yang sangat penting. Apabila kita menetapkan hal ini, maka masalah berikut tidak akan membingungkan kita, yaitu pertanyaan ‘’Mengapa Rasulullah shallahu ‘alahi wa sallam tidak memberikan wasiat kepadnya agar bertakwa kepada Allah ta’ala.

Jawabnya, karena setiap manusia sebaiknya diajak berkomunikasi sesuai dengan keadaanya. Besar kemungkinan Nabi shallahu ‘alahi wa sallam tahu bahwa laki-laki tersebut suka marah, maka beliau pun memberinya wasiat seperti itu.

  1. Larangan marah, berdasarkan sabda beliau: ‘’Jangan engkau marah,’’ karena marah akan mengakibatkan munculnya keburukan yang banyak jika seseorang mengikuti keinginan untuk marah. Betapa banyak orang yang melampiaskan amarahnya yang kemudian mengakibatkan dirinya menceraikan istrinya lalu datang menanyakan hukumnya. ‘’Demi Allah, aku tidak akan berbicara dengannya,’’ kemudian dia menyesal, lalu datang dan menanyakan hukumnya.

OBAT PEREDAM AMARAH

Jika seseorang bertanya, ‘’Apabila sebab untuk marah didapati, kemudian ia marah, apa yang harus ia lakukan?

Jawabnya: Alhamdulillah ada obatnya, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Adapaun obat yang berupa ucapan yaitu:

أَعُوْذُ با للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّجِيْم.

Artinya: ‘’Aku berlindung kepada Allah dari (godaan ) syaithan yang terkutuk.’’  

Karena ketika Nabi shallahu ‘alahi wa sallam melihat seseorang sangat marah, belaiu bersabda:

إِنِّي لَأَعْلَمَُ كَلِمَةً لَوْ قَالها لَذَهَبَ عَنهُ مَا يَجِدُ – يَعْني الغَضَبُ- لَوْ قال : أَعُوْذُ با للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّجِيْم.

Artinya: ‘’Aku sungguh mengetahui satu kalimat yang jika ia mengucapkannya, maka marahnya akan hilang, yaitu jika ia mengucapkan:  ‘’Aku berlindung kepada Allah dari (godaan ) syaithan yang terkutuk.’’ (HR. Al-Bukhori, kitab Bad-ul Khalqi, bab shifatu ibliss wa Junuuduhu (no: 3282))

Sedangkan obat yang berupa perbuatan adalah jika ia marah dalam kedaan berdiri hendaklah ia duduk, jika ia duduk hendaklah ia berbaring, karena perubahan kedaan secara zhahir membawa perubahan secara bathin  (kejiwaan).  Jika hal itu tidak berpengaruh banyak, maka hendaklah ia berwudhu, karena hal ini akan melupakan kedaannya yang sedang marah, dan wudhu’ bisa memadamkan panasnya api kemarahan.

Apakah cukup dengan hal-hal di atas saja?

Jawabnya: tidak cukup dengan hal-hal di atas. Bisa juga kita katakan, “Jika engkau sedang marah, tinggalkan tempatmu saat itu juga, dan inilah yang banyak dilakukan oleh orang-orang, artinya jika seseortang marah hendaklah ia keluar dari tempatnya hingga tidak  terjadi aoa yang ia benci setelah itu.

  1. Islam melarang berakhlak buruk, berdasarkan sabda beliau: “Jangan engkau marah.’’ Larangan berakhlak buruk berarti perintah dirimu untuk bersabar dan tidak marah.

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang Arab Badui menarik selendang Nabi shallahu ‘alahi wa sallam hingga meninggalkan bekas di bagian leher beliau, kemudian belaiu menoleh kepadanya dan tertawa. (HR.Abu Dawud kitab al-Abu Dawud kitab al-Adab, bab fil Hilmi wa akhlaaqin Nabiyyi shallahu ‘alahi wa sallam (no: 4775)

Padahal  jika orang lain yang diperlakukan seperti itu, paling sedikit akan memancing kemarahannya. Maka engkau harus bersabar sesuai dengan kemampuanmu hingga hatimu merasa tentram dan terbebas dari penyakit yang datang mendadak disebabkan kareana marah, seperti penyakit gula, tekanan bathin dan semisalnya.

Dan hanya kepada Allah-lah meminta ampunan dan pertolongan.

Referensi:

kitab Syarah Hadist Arba’in karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin

Peringkas: Nensi Lestari (Ummu Salma Atikah Hasna)

Baca juga artikel:

Tahapan Perjalanan Manusia

Cinta Dunia dan Panjang Angan-Angan

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.