Mengapa Akidah Salaf Kokoh dan Selamat?
Alhamdulillah as-shalatu wassalamuala rasulillah waala alihi waashabihi ajmain amma ba’du, Mereka berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya serta mengimani semua yang datang dalam kitab Allah dan Sunnah Nabi. Mereka juga benar-benar menyakini bahwa tidak boleh meninggalkan sesuatupun dari apa yang datang dalam kitab dan Sunnah. Dan memang wajib atas setiap muslim untuk mengimani dan membenarkan semua yang datang dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi. Sehingga mereka mengimani semua nash yang termuat didalamnya, misalnya nash yang berisi berita tentang Allah, Asma dan Sifat-Nya, para Nabi-Nya hari akhir, takdir dan lainya.mereka mengimaninya, baik secara global maupun terperinci. Iman secara global terhadap semua yang Allah beritakan berupa perkara iman. Iman secara terperinci terhadap semua yang telah sampai ilmunya kepada mereka dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.
- Para pemegang akidah ini berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِه ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu.” (QS. Al-Hujurat/49:15)
Begitulah sikap mereka terhadap semua nash Al-kitab dan As-Sunnah. Mereka menerima dan mengimani semuanya. Sikap mereka adalah seperti yang dikatakan sebagian kaum salaf “Dari Allah datangnya risalah; kewajiban Rasul adalah menyampaikannya; sedangkan kewajiban kita adalah menerimanya.”
Barang siapa yang berpegang teguh terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya, dengan berpedoman dan berlandaskan pada keduanya maka keselamatan, istiqomah dan jauh dari penyelewengan akan meyertaiya atas izin Allah.
Syaikhul islam ibnu taimiyyah Rahimahullah berkata, “inti yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan; antara petunjuk dan kesesatan, jalan kebahagiaan dan keselamatan dengan jalan kecelakaan dan kebinasaaan, adalah dengan menjadikan apa yang dibawa oleh para Rasul-Nya sebagai kebenaran yang wajib diikuti.
- Para ulama salaf menyakini Kitabullah dan Sunnah Mengandung akidah yang Haq dan Sempurna
Mereka menyakini bahwa keduanya mengandung akidah yang haq tak ada kekurangan sama sekali dari semua sudut pandang. Sungguh, akidah yang haq sudah sangat jelas dan tanpak terang benerang dalam Kitabullah dan Sunnah Nabin-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ
Artinya: “Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu.”
Yaitu telah sempurna dalam akidah, ibadah dan peilaku. Lanjutan ayatnya:
وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Artinya: “Dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhoi islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah/5: 3)
Telah dijelaskan dalam Al-quran dan As-Sunnah semua hal yang dibutuhkan manusia, baik yang terkait dengan masalah i’tiqad (keyakinan) ,ibadah, juga muamalah (tata cara berintraksi antara sesama), akhlaq dan suluk. Dalam hadis yang shahih dari Nabi disebutkan beliau bersabda, yang artinya: Tidak ada Nabi sebelumku melainkan menjadi kewajiban atasnya untuk menunjukan kebaikan yang ia ketahui kepada umatnya, dan memberi peringatan tentang keburukan yang ia ketahui kepada mereka.” (HR. Muslim)
- Mengembalikan segala perbedaan dan perselisihan kepada Al-qur’an dan Sunnah
Diantara sebab kokohnya aqidah dalam diri pada pemegangnya adalah bila terjadi perselisihan atau peerbedaan atau semacamnya, mereka tidak merujuk pada apapun, selain pada Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. Mereka yakin seyakin-yakinya, bahwa perselisihan, perbedaan atau semacamnya, tidak akan bisa dipecahkan dan dituntaskan problemnya kecuali dengan bersandarkan pada Al-qur’an dan Sunnah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
Artinya: “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akbitnya”. (QS. An-Nisa/4: 59)
Dan tidak diragukan lagi bahwa orang yang senantiasa berpegang atau bersandar pada Kitabullah dan Sunnah Nabi dalam semua permasalahan yang diperselisihkan diantara manusia, maka kekokohan dan keselamtan akan selalu menyertainya.
- Fitrah mereka terjaga
Fitrah adalah nikmat dan anugrah dari Allah kepada hambanya. Allah telah berkenan memberi anugrah kepada mereka dengan menciptakan mereka semuanya diatas fitrah, sebagaiman nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan diatas fitrah. Maka kedua orangtuanya lah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani, majusi”.(HR.Al-Bukhori, no. 1385)
Dan dalam hadits qudsi Allah berfirman: Aku telah menciptakan para hamba Ku dalam keadaan lurus semuanya (dalam keadaan muslim; atau siap menerima hidayah-Nya). Dan sesungguhnya syathanpun mendatangi mereka hingga syaithanpun menggodanya dan memalingkannya dari agama mereka”. (HR. Muslim, no. 2365)
Dan dalam Al-qur’an Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
Artinya: “Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk”. (QS. Az-Zukhruf/43: 37)
Jadi, syaithan dan bala tentaranya memalingkan dan membelokan manusia dari fitnah mereka.
Karna itulah, diantara sebab kokohnya akidah ini adalah berusaha bersungguh-sungguh menjaga fitrah diri. Allah berfirman:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Artinya: (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-rum/30: 30)
- Akal mereka lurus
Ahlussunnah wal jamah adalah orang yang paling bagus akalnya, pendapat, pikiran, dan manhajnya yang paling selamat. Mereka memiliki akal yang paling unggul dan cemerlang. Karena itulah akal para pengikut ahlussunnah wal jamaah tetap sehat dan selamat dari penyimpangan. Karna mereka menggunakan akal mereka pada batasan yang telah ditentukan dan tidak mengabaikan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”. (QS. Ali-Imran/3: 190)
- Jiwa Ahlussunnah merasa sangat tentram denganya
Semua orang ahlussunnah merasa hatinya tenang, jiwanya tentram bahkan merasa bahagia dengan akidah yang haq yang Allah anugrahkan kepada mereka. Rasa tenang, tentram dan bahagia yang dirasakan oleh Ahlussunnaah tersebut oleh para pengikut hawa nafsu dan mustahil mereka bisa merasakanya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan megingat Allah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Ra’du/13: 28)
Demikian rangkuman ini saya buat agar para kaum muslimin bisa membacanya dan dapat mengmbil faidah darinya dan dapat diamalkan.
Sumber:
Majalah As-Sunnah Edisi 10 RABIUL AKHIR 1437H /FEBRUARI 2016 M
Pengarang: Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin abdil muhsin al-badr
Peringkas: Rico Muzakki (Jabatan: staf pengajar Ponpes Darul Qur’an Wal Hadits, OKU Timur)
Baca juga artikel:
Leave a Reply