DUNIA itu Terkutuk (Part 1)
Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan ummat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, keluarganya, para sahabat, dan para penggikut beliau yang setia hingga akhir zaman insya Allah.
Ketahuilah bahwa dunia ini bagaikan penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِر
Artinya: Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir[1]
Hadits ini menunjukkan kehinaan dunia dalam pandangan Allah. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan agar seorang mukmin menghindarkan dirinya dari cinta dunia dan tidak tenggelam dalam kenikmatannya serta lebih merindukan alam akhirat. [2]
Dunia ini dilaknat dan dilaknatn apa yang ada didalamnya, kecualin empat hal. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«الدُّنيا مَلعْونَةٌ ، مَلْعُون ما فيها، إِلا ذكرُ الله، وما والاهُ، وعَالِمٌ، ومُتَعَلِّمٌ».
Artinya: Dunia dan segala isinya berstatus laknat, kecuali yang senantiasa bedzikir kepada Allah, setiap sesuatu yang dijadikan media untuk mendapatkan rahmat dan rido Allah, orang ‘alim, dan orang yang belajar ilmu agama.”[3]
Redaksi hadits di atas menjelaskan, Rasulullah menegaskan dan mengingatkan kepada umatnya bahwa dunia itu mal’unah. Secara tekstual kata mal’unah artinya terlaknat. Tapi yang dimaksudkan di sini adalah ditinggalkan karena dapat menjauhkan dari Allah dan rahmat-Nya, dan kekasih-kekasih-Nya.
Dunia ini lebih jelek dari pada bangkai kambing. Dari jabir Radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: ))أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قال:(( أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ )) قَالُوْا: وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ، لِأَنَّهُ أَسَكُّ. فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: (( فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Artinya: Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Artinya: “Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian”.[4]
Penulis akan menjelas lebih terperici tentang betapa terkutuknya dunia, agar kita mengetahui betapa fana nya dunia ini bahwa tidak ada sama sekali yang mengguntung kan atas dunia ini. diantaranya:
- Dunia adalah kesenangan yang semu
Semua yang ada di dunia iniadalah permainan dan senda gurau saja kecuali, di dalamnya, karena duania merupakan jembatani kepda Allah dan segala sesuatu yang mengantarkan kepada hal tersebut. Dunia pada hakikatnya tidak dicela, tetapi celaaan ditujukan pada perbuatan hamba didalamnya, karena dunia merupakan jembatan dan lintasan menuju surga atau neraka. Tetapi ketika dunia itu dikuasai oleh syahwat, kelalaian, dan perpaling dari Allah dan negeri Akhirat maka itulah yang menguasi penduduknya dan apa yang ada didalmnya, mengalahkan namanya, dan nama tersebut dicela secara mutlak. Jika tidak seperti itu, maka dunia bisa menjadi bangunan dan lading akherat, serta perkenalan menuju Surga. Di dalamnya manusia memperoleh iman, mengenal Allah, mencintai-Nya, dan menginggat-Nya, karena berharap keridhaan dari-Nya. Dan sesungguhnya keridhaan terbaik yang didapat oleh penghuni Surga di dalam Surga yaitu karena apa yang telah mereka kerjakan di dunia.
Dan cukuplah pujian dan keutamaan-keutamaan untuk para wali Allah di dunia tersebut yang mereka dapatkan kesejukan mata, dan kesenangan hati, kegembiran jiwa, kelezatan ruh, dan nikmat yang tidak ada bandinganya dengan nikmat mengingat-Nya , mengenal-Nya, mencintai-Nya, beribadah kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, kembali (bertaubat) kepada-Nya, suka dan senang mendekat kepada-Nya, merendahkan diri kepada-Nya, kenikmatan bermunajat kepada-Nya, menghadap kepada Allah, menyibukan diri dengan beribadah atau menginggat-Nya, dan berpaling dari selain-Nya. Di dalamnya terdapat perkataan Allah, wahyu-Nya, petunjuk-Nya, ruh-nya yang disampaikan.
Ibnu ‘Aqil dan selainya mengutamakan (ibadah) di dunia iin dari kenikmatan Surga, mereka berkata, “ini (yang mereka lakukan di dunia) adalah hak Allah di atas mereka dan itu (kenikmatan di Surga) adalah keberuntungan dan nikmat mereka, dan hak Allah lebih utama dari keberuntungan mereka.
Seorang hamba di dunia ini di perintahkan untuk menjadi orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan, dan ia diperintahkan untuk mempersiapkan dirinya termasuk orang yang pasri mati.
Seorang hamba dilarangan untuk mengambil semua yang diinginkanya. Allah dan Rasul-Nya melaknat hamba dinar dan dirham dan medoakan buruk kepada mereka agar mereka agar celaka dan tersungkur. Dunia in juga indah dan manis, yakni membuat mata takjub dengan keindahnya dan hati takjub dengan manisnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memrintahkan untuk menjaga dan berhati hati, terhadapnya, sebagaimana laki-laki menjaga dan berhati-hati dari fitnah wanita.
Tamak tehadap dunia dan kepemimpinan dan kemulian, akan merusak agama, sebagaimana dua serigala yang dilepas ditengah kumpulan kambing bahkan lebih merusak dari itu. Seorang hamba di dunia ini bagai pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia hanya beristrirahat sejenak atau sesaat kemudian ia akan pergi meninggalkanya.
Inilah hakikat keadaan penduduk dunia semuanya yang rasulluah menyaksikan tetapi anak-anak dunia tidak bisa melihatnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa mayit itu akan diikuti oleh keluarga, harta, dan amalnya. Maka harta dan keluarganya kembali dan yang tetap tinggal adalah amalnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak mengkhawatirkan kekafiran atas sahabat-sahabatnya, tetapi yang beliau takutkan adalah dunia, mereka berlomba-lomba untuk meraihnya, dan akhirnya dunia itu melalaikan mereka dari mengingat Allah dan dunia akan membinasakan mereka.
Rasullulah mengabarkan bahwa yang dimiliki harta oleh anak adm hanya ada tiga yaitu: (1) apa yang telah ia makan lalu habis, atau (2) apa yang ia kenakan lalu using, atau (3) apa yang ia sedekahkan, maka itu yang akan terus mengalir pahalanya.
Rasulullah mengabarkan bahwa kekayaan hamba di dunia adalah hati, bukan dengan banyak harta.
Rasulullah mendoakan keberuntungan bagi orang yang rezekinya cukup setelah ia di beri petunujuk setelah masuk islam.
Rasulullah mengabarkan bahwa barang siapa yang menjadikan duniasebagai tujuanya, maka akan Alah jadikan kekafiran di depan matanya, mencerai-beraikan urusanya, dan tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya. Rasulullah mengabarkan bahwa tidak tersisa didunia kecuali cobaan dan fitnah.
Rasulullah mengumpamakan dunia dengan apa yang keluar dari diri anak adam ketika buang air, walaupun awalnya terasa enak dan lezat., maka seperti itulah akhirnya.
Rasulullah mengabarkan bahwa keselatan generasi pertama ummat ini dengan zuhud dan yakin dan binasanya akhir dari ummat ini dengan sifat bkahil yakni artinya adalah kikir atau pelit. Dan panjang angan-angan.
Cinta dunia dan kepemimpinan merupakan sebab yang memasukan manusia ke Neraka. Sedang zuhud di dunia merupakan sebab yang memasukan manusia ke Surga. Mabuk terhadap cinta dunia lebih luar biasa atau dahsyat dari orang yang mabuk karna minum khamer. Karna orang yang cinta dunia denga tidak sadar kecuali dia telah masuk ke liang lahat. Dan dunia ini bisa menyihir akal dengan sebenar-benar sihir. Cinta dunia akan memalingkan seseorang dari cinta kepada Allah dan berzikir-kepaNya , dan barag siapa yang membuat hartanya berpaling dari dzikir kepada Allah, maka ia termasuk orang-orang yang merugi. Jika hati berpaling dari dzikir kepada Allah maka akan ditempati oleh syaiton dari ia memalingkanya karna kehendaknya.
Segala kecemasan, kegundahan, kesedihan, berasal dari dua perkara:
Pertama, cinta dunia dan tamak terhadapnya
Kedua, sangat kurang melakukan amalan-amalan kebaikan dan ketaaatan.
Sebagaimana cinta dunia akan merupakan pokok maksiat secara lahir, ia juga merupakan pokok maksiat secara lahir, maka ia juga merupakan pkok maksiat hati, diantaranya yaitu benci, hasad, iri, sombong , bangga, congkak, dan bermegah-megahan. Itu semua karena hati telah terisi penuh dengan cinta dunia, dan ini menghilangkan rasa syukur. Karena pokok rasa syukukr adalah mengosongkan dari cinta dari dunia. Hanya kepada Allah-lah kita memohon taufik.
Firman Allah:ا
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُه ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْر
Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”. [5]
Firman Allah: (اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُه) “yang tanaman-tanamanaya mengagumkan para petani, “yakni para petani kagum dengan tanaman yang tumbuh karena hujan tersebut. Sebagaimana para petani kagum dengan hal itu, begitu juga orang-orang kafir yang kagum terhadap kehidupan dunia. Mereka adalah orang yang paling tamak dan paling condong kepada dunia.
Firman Allah, (ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا)” kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.” Tanaman tersebut menjadi kering hancur dan engkau lihat warnaya kuning setelah tadinya berwarna hijau, kemudian setelah itu menjadi hancur, yaitu menjadi kering kerontan. Begitulah kehidupan dunia berlangsung awalnya muda, lalu menjadi dewasa, kemudian menjadi tua tak berdaya. Ketika perumpamaan itu menjunjukan sirna dan musnahnya dunia yang pasti akan terjadi, tidak mungkin tidak, dan bahwasanya akherat pasti ada dan tidak mungkin tidak. Allah mengingatkan agar mewaspadai kehidupan dunia dan menanamkan kecintaan kepada kebaikan didalamnya.
Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [6]
Dari dalil-dalil di atas menunjukan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah permainan dan senda gurau saja, kecuali dzikir kepada Allah dan segala sesuatu yang menghantarkan kepada hal tersebut.
Bersambung…
REFERENSI:
Diringkas dari kitab Dunia Lebih Jelek Daripada Bangkai Kambing
Karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penerbit Pustaka At-Taqwa
Diringkas oleh: Latifah Sania Kirani (Pengajar Darul Quran wal Hadist)
[1] HR. Muslim (no. 2956) dan lainya. Dari sahabat Abu HUrairoh
[2] Bahjatun Naazhiriin (1/535)
[3] HR> At-Tirmidzi (no. 2322)
[4] HR> Muslim (no. 2957)
[5] QS. Al-Hadid: 20
[6] QS. Al-Imran: 14
Baca juga artikel:
Leave a Reply