KEHANCURAN UMAT AKIBAT DOSA PEMIMPIN DAN RAKYAT

kehancuran umat akibat dosa pemimpin dan rakyat

KEHANCURAN UMAT AKIBAT DOSA PEMIMPIN DAN RAKYAT Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat petunjuk dari Allah maka tika nada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak di ibadahi dengan benar melainak Allah dan bahwa Muhammad adalah Hamba dan Rasulnya. Ammaa ba’du

وكم أهلكنا من قرية بطرت معيشتها فتلك مسكنهم لم تسكم من بعدهم إلا قليلا وكنا نحن الوارثين ۝ وما كان ربك مهلك قرى حتى يبعث في أمها رسولا يتلوا عليهم ءايتنا وما كنا مهلكى القرى إلا وأهلها ظلمون ۝

Artinya: Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya. Maka itulah tempat kediaman mereka yag tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah Yang Mewarisi (nya)

Dan tiadalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka dan tidak pernah pula membinasakan kota-kota kecuali peduduknya dalam keadaan melakukan kedzaliman. (QS. Al-Qasas: 59)

KEBINASAAN UMAT KARENA KEZHALIMAN HARTAWAN DAN PENGUSAHA

Jika kita membaca sejarah zaman dahulu akan mendapati bahwa penyebab kehancuran umat pada waktu itu adalah kezaliman orang-orang yang dilebihkan Allah dalam harta dan kedudukan. Mereka menindas umat dan durhaka terhdap syariat Allah. Hal yang sama juga terjadi pada zaman sekarang.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وإذا أردنا أن نهلك قرية أمرنا مترفيها ففسقوا فيها فحق عليها القول فدمرنها تدميرا

Artinya: Dan jika kami hendak membinasakan suati negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah dinegeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan (Ketentuan Kami), kemudia Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. Al-Isra: 16)

Mengapa mereka berbuat zalim dan merasa aman dari bencana? Karena mereka takabbur, merasa memiliki kekuatan, memiliki pengikut dan harta benda yang banyak dan merasa tidak terkalahkan.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وقالوا نحن أكثر أموالا وأولدا وما نحن بمعذبين

Artinya: Dan mereka berkata: “kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan di azab.” (QS. Saba: 35)

Kenyataan kezhaliman mutrafin ini dapat kita saksikan dengan membaca sejarah kehidupan para utusan sebelumnya. Semua utusan Allah selalu dimusuhi oleh mutraf dinegrinya. Perhatikan siapa musuh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad dan utusan lainnya? Siapa yang menzhalimi Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah, dan para Du’at (penyebar dakwah) ahlussunnah? Tidak lain mereka yang kurang imannya, merasa mendapat kelebihan harta dan kedudukan dibandingkan dengan yang lainya. Perhatikan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا من المجرمين وكفى بربك هاديا ونصيرا

Artinya: Dan seperti itulah, telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. (QS. Al-Furqon:31)

Perhatikan apa yang dilakukan fir’aun kepada ajudan dan rakyatnya, ketika ia tidak bisa membantah Nabi Musa, ir’aun mengeluarkan doktrin kesombongan dan tipu daya.

Allah Subhanhu Wata’ala berfirman:

وقال فرعون ذروني أقتل موسى واليدع ربه إني أخاف أن يبدل دينكم أو أن يظهر في الأرض فسادا

Artinya: Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan dimuka bumi.” (QS. Ghafir: 26)

Perhatikan! Pelaku kejahatan dengan tipu daya mereka menuduh Allah akan membuat kerusakan. Tujuan tidak lain agar pengikut lari dari seruan utusan Allah tersebut. Perhatikanlah wahai saudaraku apa yang terjadi pada zaman sekarangtatkala dakwah salafiyah berkembang.

KEBINASAAN KARENA KEZALIMAN RAKYAT

Namun, kita sebagai orang beriman dan berilmu din, hendaknya memahami bahwa kejahatan mutraf ini tidak bisa kita bendung dengan kekerasan, seperti unjuk rasa, demonstrasi dan penggulingan kekuasaan (kudeta), karena hal ini akan mengakibatkan korban jiwa dan harta yang cukup besar. Bahkan yang menjadi korban adalah para da’i kaum muslimin dengan terhambatnya dakwah mereka. Sebab rakyat hanyalah punya emosi, sedangkan kekuatan fisik ada pada mereka. Akan tetapi yang benar meraka dinasihati dengan tutur kata yang lembut, bersabar atas kezaliman, serta berusaha menaati perintahnya yang baik dan mendo’akan agar mereka mendapat hidayah.

Kita umat islam bukan takut kepada penguasa melainkan harus takut kepada Allah apabila salah melangkah dan salah bertindak, sehingga harus menanggung dosa sendiri dan dosa semisalnya dari orang yang mengikuti kejahatanya.

Jadilah umat islam yang bisa meredakan kezaliman pemimpin dengan ilmu dan beramal saleh, karena Allah mengangkat derajat manusia dengan ilmu din, dengan iman dan amal saleh. Jika pemimpin zalim diperlakukan dengan kekerasan maka kaum muslimin lah yang akan merugi pada semua sisi, rugi agama dan duniawinya, karena berkembangnya dinul-islam dan ekonomi sangat erat hubungannya dengan mereka. Bukankah perintah dan larangan mereka lebih ditaati oleh umat dari pada yang lainnya?

Taat kepada pemimpin adalah kebutuhan pokok manusia. Tanpa pemimpin akan terjadi pertengkaran, pertumpahan darah, tindas-menindas, negeri tidak aman, dan agama tidak akan tegak dengan sempurna. Manusia hidup butuh pemimpin untuk menyatukan umat dan menyelsaikan perkara. Salat membutuhkan imam, bepergian (safar) membutuhkan imam, perang membutuhkan panglima, suami menjadi pemimpin rumah tangga, istri menjadi imam pada saat suami pergi, maka bagaimana mungkin hidup bermasyarakat tanpa pemimpin?

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

((يكون بعدي أئمة لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس )) قال قلت كيف أصنع يا رسول الله  إن أدركت ذالك قال : (( تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب  ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطع ))

Artinya: “Akan ada pemimpin sesudahku, mereka tidak mengajak umat dengan petunjukku dan tidak mengamalkan sunnahku. Akan ada pemimpin yang hatinya setan pada tubuh manusia.” Hudzaifah berkata, “apa yang harus saya kerjakan (bila mendapatinya) wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Jika kamu menjumpai pemimpin seperti itu, maka dengarkan dan taatilah pemimpin itu (ketika memerintahkan yang baik) sekalipun ia memukul badanmu dan merampas hartamu, dengarkan dan taati.” (HR. Muslim 6/20)

Begitulah wasiat Rasulullah, wasiat yang sangat indah dan menyejukkan hati semua lapisan masyarakat. Perhatikan dengan baik, tidak mungkin beliau menyuruh kita agar tetap mentaati perintahnya yang baik sekalipun kondisi pemimpin itu demikian jika tidak ada manfaatnya; karena perkataan beliau adalah wahyu ilahi.

Al-Syaikh Muhammad ibn salih al-Utsaimin berkata, “Kita umat islam wajib menaati pemimpin bila perintahnya baik, sekalipun dia berbuat maksiat. Kita wajib berhaji, berperang, dan menjalankan shalat berjam’ah bersama mereka walaupun mereka berbuat curang.” (Syarh al-Aqidah al-Wasitiyah 2/338)

Agar masyarakat tetap aman dan ibadah kita lancar, janganlah mencaci pemimpin dan jangan menghina mereka sekalipun ia telah berbuat curang. Akan tetapi nasihatilah mereka dengan lembut dan do’akan agar menjadi baik.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

ومن يطع الأمير فقد أطاعني ومن يعص الأمير فقد عصاني

Artinya: “Barangsiapa taat kepada pemimpin berarti ia telah taat kepadaku. Barangsiapa durhaka kepada pemimpin berarti ia telah durhaka kepadaku.” (HR. Muslim 6/13 no.1228)

Huzaifah berkata, “Janganlah kamu mencela pemimpin karena dia merupakan naungan Allah dipermukaan bumi. Allah menegakkan kebenaran dan agama ini lewat dia, dan menolak kezaliman dan mengikis pelaku kejahatan lewat dia.” (I’tiqad Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah wa al-Jama’ah fi al-Sami’ wa al-Ta’ah 1/33)

Demikianlah, sengaja saya bawakan beberapa atwa para ulama Sunnah diatas, agar kita tidak tertipu dengan orang yang berjuang dengan bermodalkan semangat tapi tidak berilmu, yang akibatnya kehancuran (kerusakan) nya lebih besar daripada kebaikannya.

KEHANCURAN KARENA MENOLAK PERINTAH NABI

Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda yang artinya, “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena mereka gemar bertanya dan menyelisihi nabi mereka. Jika aku melarang kalian dari sesuatu, maka jauhilah dan apabila aku perintahkan kalian kepada sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian.” (HR. Al-Bukhari 6/2658)

Orang yang enggan melaksanakan perintah Rasulullah padahal dia mampu melaksanakannya, bisa jadi disegerakan hukumanya didunia sebagai peringatan untuk kalian.

 

KEBINASAAN KARENA MENGHINA ULAMA SUNNAH

Ulama sunnah adalah ahli waris para utusan Allah yang mulia. Mereka dimuliakan karena mendakwahi umat agar beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, bersabar ketika tertimpa bala pada saat berdakwah. Mereka apabila dicela maka bencana akan tiba. Ingatlah ketika Nabi Hud diejek oleh pemimpin yang zalim. Allah Subhanhau Wata’ala berfirman:

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu melainkan sebagai seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melinkan orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihatmu memiliki kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Hud: 27)

 

KEHANCURAN KARENA KEMAKSIATAN MERAJALELA

Jika syirik dosa yang paling besar dan bid’ah menyebar dimana-mana serta kemaksiatan merajalela, maka tidak mustahil bahwa bencana dan musibah akan tiba.

Imran Ibn Husain berkata, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

(( في هذه الأمة خسف ومسخ وقذف )) فقال رجل من المسلمين يا رسول الله ومتى ذاك قال (( إذا ظهرت القينات والمعازف وشربت الخمور ))

Artinya: ‘Pada umat ini akan terjadi penenggelaman kedalam bumi, pengubahan rupa, dan pelemparan batu. Seorang dari kaum muslimin bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kapan hal itu terjadi? Beliau menjawab, ‘Jika para penyanyi wanita dan pemain musik muncul terang-terangan dan khamar diminum.” (HR al-Tirmidzi no. 2212. Hasan: as-Sahihah [1604])

 

KEHANCURAN KARENA MENGINGKARI NIKMAT

Allah tidak pernah berhenti memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya. Namun bila kenikmatan itu disalahgunakan, ditukar dengan kekufuran, dibuat untuk bermaksiat menghalangi orang-orang menegakkan sunnah, maka Allah akan memberi hukuman dengan mendatangkan musibah dan bencana kemiskinan, kelaparan dan wabah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan meraka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. An-Nahl: 112-113)

 

Akhirnya kita mohon kepada Allah, semoga Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua menuju jalan yang di ridhai-Nya dan menjauhkan kita dari penyakit syubhat dan syahwat.

 

REFERENSI:

DIRINGKAS DARI : MAJALAH AL-FURQON edisi 144

Peringkas : AYESA ARTIKA A (staf pengajar ponpes DQH OKUT)

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.