
Kafir Karena Mengolok-Olok Ajaran Nabi – Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang masih memberikan kita nikmat sehat dan juga nikmat waktu luang Pada kesempatan yang bebahagia ini penulis akan memberikan sedikit penjelasan tentang bahayanya menolok-olok ajaran nabi kita yang tercinta nabi Muhammad shallahualaihi wasallam, berikut penjelasannya
Allah Ta’ala berfirman,
و لئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض و نلعب قل أبا لله و آياته و رسوله كنتم تستهزئون , لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم
Artinya: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja.”Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatnya dan Rasulnya kamu selalu berolok-olok?”Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.”[1]
Diriwayatkan dari Hisyam bin Sa’ad, dari Zaid bin Aslam, disebutkan bahwa perjalanan perang tabuk, ada orang dari kalangan munafikin berkata kepada ‘Auf bin Malik, ”Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an (yang dimaksud adalah Nabi shalallahu alaihi wa salam) kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala berhadapan di medan perang.”
(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, engkau itu munafik. Sungguh aku akan melaporkan ucapan tadi kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.”
‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shalallahu ‘alaihi wa salam (tentang peristiwa itu).
Zaid berkata bahwa ibnu ‘Umar bercerita, “sepertinya aku melihat ia berpegngan pada tali pelana unta Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan,
إنما كنا نخود و نلعب
“Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Kemudain Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah),
أبا لله و آياته و رسوله كنتم تستهزئون
“apakah dengan Allah,ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?”[2]
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lantas tidak bersabda lebih dari itu.”
Imam Asy Syafi’I ditanya mengenai orang yang bersenda gurau dengan ayat-ayat Allah Ta’ala. Beliau mengatakan bahwa orang tersebut kafir dan beliau berdalil dengan irman Allah Ta’ala,
أبا لله و آياته و رسوله كنتم تستهزئون , لا تعتزروا قد كفرتم بعد إيمانكم
Artinya: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatnya dan Rasulnya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman,[3]”
Ayat diatas menunjukan bahwa mengolok-olok Allah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan ayat-ayat Allah termasuk kekafiran. Dan barang siapa mengolok-olok salah satu dari ketiga hal ini, maka dia telah mengolok-olok kesemuanya.
Perlu diketahui bahwa mengolok-olok Allah dan Agamanya ada dua bentuk, Yaitu
- Yang bentuknya jelas dan terang-terangansebagaimana terdapat dalam kisah turunnya surat At Taubah ayat 65-66,
- Yang bentuknya sindiran dan isyarat seperti isyarat mata atau menjulurkan lidah.
Termasuk bentuk mengolok-olok adalah seperti mengatakan bahwa ajaran islam tidak pantas lagi untuk abad ke-20, islam hanya pantas untuk abad-abad pertengahan. Dan termasuk dalam mengolok-olok adalah mengolok-olok orang yang komitmen dengan ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam seperti mengatakan, ‘agama itu bukanlah pada tampilan rambut’. perkataan ini dimaksudkan untuk mengejek orang-orang yang berjenggot. Atau termasuk juka ucapan ucapan yang lainnya yang hampir sama.
Perkataan ulama tentang mengolok-olok ajaran islam
Perkataan pertama dari syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
Syaikh MUhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah seorang ulama besar dan faqih di Saudi Arabia pernah ditanyakan, “Apakah termasuk dalam dua ayat yang disebutkan sebelumnya (yaitu suratbAt Taubah ayat 65-66)bbagi orang-orang yang mengejek dan mengolok-olok orang yang memelihara jenggot dan yang komitmen dengan agama ini?”
Beliau rahimahullah menjawab, “Mereka yang mengejek orang yang komitmen dengan agama Allah dan yang menunaikan perintahNya, jika mereka mengejek ajaran islam yang di laksanakan, maka mengolok-oloknya termasuk mengolok-olok ajaran islam. Mengolok-olok ajaran islam termasuk kekafiran.
Adapun jika mereka mengolok-olok orangnya secara langsung (tanpa melihat pada ajaran agama yang dilakukannya baik itu pakaian atau jenggot), maka semacam ini tidaklah kafir. Karena seseorang bisa saja mengolok-olok orang tersebut, tanpa melihat perbuatannya. Namun setiap orang harusnya berhati-hati, jangan sampai dia mengolok-olok para ulama atau orang-orang yang komitmen dengan Al Qur’an dan Ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.”
Perkataan kedua dari syaikh ‘Abdul’Aziz bin Baz
syaikh ‘Abdul’Aziz bin Baz rahimahullah (pernah menjabat ketua Al lajnah ad Da’imah KSA) pernah ditanya, “saat ini banyak ditengah masyarakat muslim yang mengolok-olok berbagai ajaran islam yang nampak seperti jenggot, celana di atas mata kaki, dan selainnya. Apakah hal ini termasuk mengolok-olok agama yang membuat seseorang keluar dari islam? Bagaimana nasihatmu terhadap orang yang terjatuh dalam perbuatan seperti ini?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Tidak diragukan lagi bahwa mengolok-olok Allah, RasulNya, ayat-ayatNya dan syariatNy termasuk dalam kekafiran sebagaimana Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatnya dan RAsulnya kamu selalu berolok-olok?”Tidak usah kamu minta maaf,karena kamu telah kafir sesudah beriman.[4]”
Termasuk dalam hal adalah mengolok-olok masalah tauhid, shalat, zakat, puasa, haji atau berbagi macam hukum dalam agama ini yang telah disepakati.
Adapun mengolok-olok orang yang memelihara (memanjangkan) jenggot, yang menaikan celana diatas mata kaki (tidak isbal) atau semacamnya yang hukumnya masih samar (bagi sebagian orang), maka ini perlu diperinci lagi.tetaoi setiap orang wajib berhati-hati untuk melakukan perbuatan semacam itu.
Kami menasihati kepada orang-orang yang melakukan perbuatan mengolok-olok seperti ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan hendaklah mereka komitmen dengan ajaran islam. Kami menasihati untuk berhati-hati melakukan perbuatan mengolok-olok orang yang berpegang teguh dengan syariat dalam rangka taat kepada Allah dan Rasulnya. Hendaklah seseorang takut akan murka dan adzab (siksaan) Allah serta takut akan murtad dari agama ini sedangkan dia tidak menyadarinya. Kami memohon kepada Allah agar kami dan kaum muslimin sekalian mendapatkan maaf atas segala kesalahan dan Allah-lah sebaik-baik tempat meminta. Wallahu walkyyut taufiq.
Perkataan ketiga dan komisi fatwa kerajaan Saudi Arabia
Fatwa Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (komite tetap dalam riset ilmiah dan fatwah, KSA) no. 4127 tentang mengolok-olok hijab (jilbab) muslimah.
Pertanyaan: apa hukum orang yang mengolok-olok wanita yang memakai hijab syar’I dengan menjuluki mereka ifrit (setan) atau dijuluki ‘kemah yang bergerak’ atau olokan lainnya?
Jawaban: barang siapa mengejek mulimah atau seorang muslim yang berpegang teguh dengan ajaran islam, maka dia kafir. Baik mengejek tersebut terhadap hijab muslimah yang menutupi dirinya sesuai tuntunan syariat atau boleh jadi dalam masalah lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat riwayat dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata, “seorang laki-laki ketika perang tabuk berkata di suatu majelis: aku tidak pernah melihat semisal ahli baca Al Qur’an (Rasulullah dan para sahabatnya) yamg paling buncit perutnya,sering berdusta dengan lisannya, dan paling takut ketika bertemu musuh. “lalu ada seseorang yang berkata: engkau dusta. Engkau adalah munafik. Sungguh aku akan melaporkan ini kepada rasulullah. Kemudian berita ini sampai kepada rasulullah dan turunlah ayat mengenai mereka. Lalu Abdullah bin Umar berkata, “sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah lalu kakinya tersandung batu sembari berkata, “wahai Rasulullah kami tadi hanya bersandau gurau dan bermain-main saja.’lalu Rasulullah mengatakandengan membawakan ayat yang turun tadi -yang artinya-, “apakah dengan Allah, ayat- ayat -Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman. Jika kami memaafkan segolongan kamu, niscaya kami akan mengadzab golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang orang yang selalu berbuat dosa.[5]”
Segera bertaubat dari mengolok-olok
Setelah diketahui bahwa bentuk mengolok-olok atau mengejek orang yang berkomitmen dengan ajaran islam termasuk kekafiran, maka setiap muslim hendaknya menjauhinya. Dan jika telah terjatuh ke perbuatan semacam itu, hendaknya segera bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman,
قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنتوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرهيم
Artinya: “katakanlah: “hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang maha pengampun lagi maha penyayang’[6].”
يا أيها الذين آمنوا توبوا إلى الله توبة نصوحا
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya).[7]”
Dijelaskan oleh ibnu katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagai mana kata para ulama adalah, “menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya.” selesai..
Semoga apa yang disampaikan oleh penulis dapat bermanaat bagi penulis dan juga kepada para pembaca dimanapun anda berada, amiin yaa rabbal a’lamin
REFERENSI:
Diringkas dan ada sedikit perubahan dari buku “Mengikuti ajaran Nabi bukanlah teroris” yang di karang oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal Hafizahullahhuta’ala,
Nama penulis: Ramadheo Syanufa (pengabdian PonPes Darul Quran Wal Hadits OKU Timur)
[1] (QS. At-Taubah: 65-66)
[2] (QS. At-Taubah: 65-66).
[3] (QS. At-Taubah:65-66)
[4] (QS. At Taubah: 65-66)
[5] (QS. At Taubah: 65-66)
[6] (QS. Az Zumar: 53)
[7] (QS.At Tahrim: 8)
BACA JUGA :
Leave a Reply