Peran Ibu Dalam Mendidik Anak

Oleh: Ustadzah Ummu Kholil

Setelah menciptakan manusia, mulai dari Nabi Adam, Alloh Subhanahu wa ta’ala memuliakan mereka, menjadikannya kholifah, menguasakan darat dan laut, memberi mereka rezeki dan nikmat, serta melebihkan mereka atas yang lainnya. Tidaklah Alloh Subhanahu wa ta’ala Alloh ciptakan manusia tanpa ada maksud atau sekedar main-main, bukan pula dibiarkan begitu saja, tapi dengan membawa misi syariat, perintah-perintah, larangan-larangan dan ujian yang mereka jalani.

Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً

Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. ( QS. Al-Baqoroh:30)

وَمَاخَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا لاَعِبِينَ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS. Ad-Dukhôn:38)

أَيَحْسَبُ اْلإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) (QS. Al-Qiyamah:36)

 

Kemudian di hari kiamat nanti, Alloh Subhanahu wa ta’ala akan mengumpulkan manusia lalu meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah Dia pikulkan kepada mereka. Apakah mereka telah menjalankan agama Alloh dengan baik? Apakah mereka menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya? Dan apakah mereka bersabar atas berbagai macam ujian yang menimpa ataukah tidak ?

Termasuk amanah yang Alloh Subhanahu wa ta’ala pikulkan kepada mereka adalah mendidik anak, mengasuh anak, memelihara anak dan membawa siapa saja yang di bawah asuhan dan tanggung jawabnya menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrîm:6)

Syaikh Abdurrohman Nashir As-Sa’di dalam tafsirnya terhadap ayat ini menjelaskan bahwa pemeliharaan tersebut adalah pemeliharaan terhadap diri sendiri, istri dan anak-anaknya, termasuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Pemeliharaan terhadap diri sendiri adalahdengan menjalankan perintah-perintah Alloh Subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta bertaubat dari apa yang membuat Alloh Subhanahu wa ta’ala murka dan mendatangkan adzab-Nya.

Dengan demikian, maka dapat kita pahami bahwa tugas mendidik dan mengajar anak serta memberikan tuntunan adalah amanat, tugas dan kewajiban orang tua. Seorang ayah berkewajiban terhadap istri dan anak-anaknya. Sedangkan seorang ibu bertanggung jawab terhadap anak-anaknya di rumah. Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin di rumahnya dan ia akan dimintaipertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Dan seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. (HR. Bukhori dan Muslim)

Mendidik dan mengajari anak bukan merupakan hal yang mudah. Bukan pekerjaan yang dapat dilakukan dengan asal-asalan. Dan bukan pekerjaan yang bersifat sampingan. Baik burukanya seorang anak, solih tidaknya seorang anak tergantung dan dipengaruhi pola atau metode pendidikan yang diterapkan kedua orang tuanya atau walinya. Tetapi yang punya kesempatan lebih besar dalam asah, asih dan asuh seorang anak adalah seorang ibu. Mengapa? Karena ibu adalah orang terdekat pertama yang berinteraksi dengan anak sejak anak dilahirkan, bahkan jauh-jauh sebelum dilahirkan. Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِّن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاَثٍ

Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. (Az-Zumar:6)

Pada asalnya, ibulah yang lebih pokok dalam mendidik anak-anaknya karena dialah yang berada di dalam rumah. Ibu yang sholihah insya Alloh akan menghasilkan anak-anak yang sholih dan akan menghasilkan generasi yang kokoh dalam iman, akhlak, ilmu dan amalnya. Sementara menelantarakan pendidikan anak berarti akan menghasilkan anak yang buruk dan menjerumuskannya ke dalam neraka. Siapakah yang beruntung ? Dan siapakah yang merugi?

Apa yang harus dilakukan seorang ibu?

Seorang ibu akan mampu mendidik anak-anakanya dengan baik apabila menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Seorang ibu atau pendidik harus mempunyai sifat-sifat dasar sepeti: ikhlas, taqwa, berilmu, lemah lembut dan tanggung jawab. Mengapa? Karena tugas tersebut bukan tugas yang mudah, maka dibutuhkan orang yang mengharap keridhoan Alloh. Juga dibutuhkan orang yang bertakawa karena dengan sifat ini si ibu atau pendidik hanya akan mengajarkan kepada anak didiknya hal-hal yang dicintai Alloh dan akan menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang dimurkai Alloh.
  2. Mengikuti Rosululloh dalam mendidik anak. Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab:21)

Kesuksesan seorang ibu dalam mendidik tidaklah bisa tercapai kecuali dengan mengikuti jejak Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam mendidik anak. Sejarah telah membuktikan hal itu. Tidaklah ada sekelompok kaum yang lebih baik ilmu dan amalnya dari sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam sepanjang masa, dari diciptakannya bani adam samapi mereka dimatikan.

  1. Menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa menghadirkan ke tengah-tengah mereka kisah-kisah teladan dari umat ini.
  2. Pandai-pandai bekerjasama dengan suami dalam mendidik anak. Ibarat jalur kereta api, maka sepasang rel adalah pasangan bapak dan ibu yang selalu selaras, serasi dan seimbang. Apabila salah satu rel rusak, maka akan terjadi masalah dengan perjalanan kereta api tersebut. Pendidikan anak pun demikian, akan terjadi masalah manakala tidak terjadi kesesuaian antara ayah dan ibu.

Ini bukan berarti seorang janda tidak mungkin bisa menghasilkan generasi yang mulia. Kita bisa melihat Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Ibnul Jauzi, Imam bukhori dan lain-lain, mereka dalam kondisi keyatiman di masa kecilnya tetapi mampu merubah dunia. Siapakah yang mengantarkan mereka sampai kedudukan yang mulia itu? Ya, dengan perantara ibulah kesuksesan tersebut bisa diraih. Subhanalloh.

  1. Menyadari bahwa hidayah hanya datang dari Alloh. Seorang ibu harus tahu bahwa hanya Allohlah satu-satunya dzat yang bisa memberi hidayah, bahkan nabi pun tidak bisa memberikan hidayah. Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَإِنَّ اللهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِي مَن يَشَآءُ فَلاَ تُذْهِبْ نَفْسَكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Faatir:8)

إِنَّكَ لاَتَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَن يَشَآءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al-Ahzab:56)

Upaya yang dilakukan dalam mendidik anak adalah sebuah usaha dan penunaian amanah Alloh Subhanahu wa ta’ala. Adapun hasilnya berada ditangan Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Ingatlah perkataan penyair Hafidz Ibrohim:

الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذاَ أَعْدَدْتَهَاأَعْدَدْتَ شَعْباً طَيَّبَ اْلأَعْرَاقِ

Ibu adalah madrasah jika engkau persiapkan
maka engkau telah mempersiapkan generasi yang tangguh

Demikianlah apa yang dapat kami sajikan, semoga Alloh l senantiasa mencurahkan kebaikan kepada kita di dunia dan akhirat dan menjadikan anak-anak kita sesuatu yang menyejukkan pangangan mata serta menjadikan kita imam bagi orang-orang yang bertakwa. Allohumma âmin.

Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 04 Tahun 04

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.