Sejarah Bangsa Yahudi Sebelum Islam

SEJARAH BANGSA YAHUDI SEBELUM ISLAM

SEJARAH BANGSA YAHUDI SEBELUM ISLAM

               Siapakah kaum Yahudi ?

Yahudi adalah sebuah kata yang dialamatkan kepada pengikut syariat taurat, kitab suci yang dibawa Nabi Musa ‘alaihissalam, baik sebelum maupun setelah syariat tersebut terdistrosi atau mengalami penyimpangan.

               Kita tidak meragukan bahwasanya nasab kaum Yahudi pertama (sebagai sebuah bangsa dan satu generasi yang mayoritas darinya sudah punah),memang tersambung hingga Nabi Ya’qub (Israil) Bin Ishaq bin Ibrahim.

Hal itu terjadi sebelum nasab mereka bercampur dan bercampur dengan suku-suku dan atau dengan ras-ras lainnya. Adapun yahudi sebagai sebuah agama, agama yahudi ini baru diturunkan allah kepada nabi musa setelah itu. Ketika itu, orang-orang yahudi bertaubat dan kembali kepada agama Musa, setelah sebelumnya mereka menyembah patung anak sapi (‘ijl).

Tentang mereka Allah Subhanhau Wata’ala berfirman:

اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ

Yang artinya: “ …sungguh kami kembali (bertaubat) kepada engkau…” (QS. Al-A’raf : 156)

Karena itu mereka disebut dengan “Yahudi”.

Orang-orang Yahudi sering juga disebut dengan “Israil” atau “Bani Israil”, dan kadang juga disebut “Bangsa Ibrani” dikarenakan nama bangsa mereka adalah bangsa Ibrani. Orang barat menyebut bangsa yahudi dengan sebutan “jew”. Akan dijelaskan asal muasal nama yang akan disebutkan tersebut.

               Israil adalah nama kedua untuk Ya’qub ‘alaihissalam. Dan, kepada Ya’qub inilah Bani Israil atau bangsa Israel bernasab.

               Arti Israel sendiri. Seperti yang termaktub dalam sumber rujukan arab, adalah “pilihan allah” atau “hamba allah”.

               Adapun ma’na harfiah atau etimologis menurut kaum Yahudi ialah “orang yang bergulat dengan tuhan”. Didalam Bahasa mereka “Isra” artinya bergulat dan “el” artinya tuhan.

               Diartikan demikian karena orang yahudi ini meyakini,seperti yang tertera dalam kitab Taurat, bahwa Ya’qub pernah bergulat melawan Allah dan berhasil mengalahkannya. Mahasuci Allah dari anggapan mereka.

               Fakta sesungguhnya ialah bahwa ya’qub bukanlah salah seorang pemeluk agama Yahudi. Pasalnya, Taurat yang dijadikan kitab suci serta sumber ajaran kaum Yahudi diturunkan setelah masa Ya’qub.

               Yang benar dia adalah seseorang yang memeluk agama Hanifiyyah (agama yang lurus) atau penganut tauhid yang murni, yaitu agama Nabi Ibrahim.

               Kesimpulannya, orang-orang Bani Israil itu telah menyimpang dari kebenaran. Lebih-lebih mereka membuat berbagai macam kebohongan mengenai nenek moyangnya, Ibrahim ‘alaihi salam, dengan menganggap beliau dan Ya’qub sebagai pemeluk Yahudi.

               Kaum Yahudi meyakini bahwa Ibrahim (Abraham) sebagai pemeluk Yahudi pertama. Ini tentusaja merupakan kedustaan dan kebohongan besar dari mereka. Status mereka sebagai keturunan Ibrahim, Ya’qub, tidak harus menjadi bukti bahwa Ibrahim ataupun Ya’qub juga mengikuti agama mereka. Seperti halnya nasab Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam yang sampai kepada Adnan, namun tidak mesti Adnan itu seorang muslim, sebab islam sebagai agama datang jauh sesudah masa Adnan.

Allah membantah anggapan dusta mereka dalam firmannya :

يٰاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْراةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِه اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Yang artinya : “ wahai ahlul kitab! Mengapa engkau berbantah-bantah tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah dia (Ibrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?” (QS. Al-Imran: 65).

               Kemjudian Allah menjelaskan kebohongan mereka dalam firmannya:

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Yang artinya: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nashrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, ’muslim’ dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Al-Imran : 67)

               Maksud bahwa Ibrahim adalah seorang muslim, adalah muslim didalam keyakinan dan ketundukannya, bukan muslim yang dikarenakan menganut syariat yang dibawa Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.

               Didalam Sejarah, sebagaimana didalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa Ya’qub hidup bersama keluarganya di pedalaman, (Gurun Naqab), diselatan palestina di Semenanjung Sinai. Bapaknya Ishaq, dan pamannya Ismail, lahir di Palestina. Akan tetapi keduanya termasuk pendatang di negeri itu, bukan penduduk asli. Kemudian, Ya’qub dan keluarganya berangkat ke Mesir tatkala putranya, Yusuf, menjadi penguasa mesir (mentri keuangan). Akhirnya hijrah mereka pun berakhir di palestina.

               Jika demikian faktanya, bagaimana bisa orang yahudi itu mengklaim bahwa tanah Palestina merupakan tumpah darah mereka dengan alasan Ya’qub pernah tinggal disana beberapa waktu?

               Lagi pula, manusia tertua yang pernah mendiami Palestina, seprti yang ditemukan dalam beberapa peninggalan di Palestina, adalah orang-orang Kan’an dan Amuria. Kedua kabilah ini adalah kabilah-kabilah yang hijrah dari Semenanjung Arab di utara, kemudian mereka menetap di Syam dan Palestina berabad-abad sebelum datangnya orang Yahudi. Inilah yang ditetapkan kebenarannya oleh patra sejarawan Timur dan Barat.

               Saat menggali asal-muasal penamaan Yahudi ini, penulis menemukan beberapa pendapat, sementara setiap penulis akan memilih setiap pendapat yang dipandangnya benar. Akan tetapi, umumnya pendapat-pendapat menunjukkan bahwa penamaan ini terjadi setelah masa Nabi Musa.

               Bangsa Ibrani adalah sebutan lain untuk bangsa Yahudi, mengingat bahsa mereka adalah Bahasa Ibrani. Lantas bagaimanakah istilah ini muncul?

               Sebagian sejarawan menisbatkan lafadz ibrani kepada ‘Abir’ , kakek kelima dalam silsilah leluhur Ibrahim ‘alaihissallam, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Taurat.

               Sejarawan lain menisbatkannya kepada Ibrahim sendiri, karena didalam kitab Taurat nama Ibrahim disebut dengan ‘Abram Ibrani’ , sebab dia menyebrangi (abara) sebagai Eufrat atau Sungai Yordania.

               Sesudah munculnya ‘negara israel’ yang merampas negara suci Palestina, muncullah pemaknaan yang baru untuk istilah-istilah diatas.

               Istilah ‘Yahudi ’ lantas menjadi nama suatu agama atau pemeluk suatu agama. Karena itulah sering dikatakan ‘agama yahudi’. Sebab ada pula pemeluk agama Yahudi namun bukan penduduk Israel.

               Istilah Israel telah menjadi identitas kewarganegaraan. Artinya, kata Israel yelah menjadi istilah sebuah politis. Oleh karena itulah sering kali diucapkan ‘negara israel ’ atau ‘warga negara israel ’. namun, dikarenakan di tanah Palestina (Israel) terdapat banyak penduduk yang tidak beragama Yahudi, maka istilah ini menimbulkan permasalahan tersendiri didalam negara Zionis tersebut. Sebab sudah menjadi masalah umum bagaimana penindasan dan diskriminasi yang di lakukan terhadap bangsa keturunan Arab yang berkewarganegaraan Israel tetapi tidak memeluk agama Yahudi. Semua itu menunjukkan bagaimana rasialisme serta sektarianisme Yahudi yang begitu kejam.

               Istilah ‘Ibrani’ sendiri hanya menjadi istilah kebudayaan dan nama untuk suatu bahasa. Maka berdasarkan hal itu kerap muncul istilah ‘bahasa ibrani’, ‘sastra ibrani ’, atau ‘universitas ibrani’.

               Di Barat atau negri Timur, oleh orang-orang non-muslim, kaum Yahudi sering dipangil dengan sebutan jew atau jewish. Lantas darimana asal mula munculnya nama ini?

               Kata jew atau jewish tersebut berasal dari Joshua, atau dalam bahasa arab: Yoshuwa. Kata Yoshuwa atau Joshua itu sendiri berasal dari nama Yosha Bin Nun (murid nabi Musa). Dialah yang memimpin Bani Israel sepeninggal Nabi Musa. Penjelasan tentang sosoknya insyaallah menyusul pada pembahasan mendatang.

               Apakah seluruh kaum Yahudi berdasarkan dari keturunan Ya’qub? Dengan kata lain, apakah Yahudi sekarang ini adalah Bani Israel yang sesungguhnya? Jawabannya, bukan. Sebab, mayoritas Yahudi sekarang bukanlah berasal dari keturunan Ya’qub. Ini adalah fakta yang telah diakui dari para peneliti. Misalnya kaum Yahudi Khazar (Yahudi Ashkinaze) yang memeluk agama Yahudi pada abad 8 Masehi (sebelumnya mereka adalah kaum paganis atau penyembah berhala). Jumlah mereka, menurut Sensus, mencapai 92% dari kaum Yahudi saat ini. Sementara 8% sisanya berasal dari kaum peganisme dari pedalaman Afrika dan Asia, serta Pesisir Laut Tengah (Yahudi Shephardim dan Flascha). Mereka semua diyakini bukan berasal dari keturunan Ya’qub.

               Sejarah mencatat bahwa Tubba’ (atau Tubban As’ad Abu Karab), raja Yaman yang merupakan umat Yahudi, telah memaksa rakyatnya untuk memeluk agama ini. Ia membakar hidup-hidup mereka yang menolaknya. Demikian pula putranya yang memerintah setelah sepeninggalnya. Darisinilah kaum Yahudi mulai memasuki negeri Yaman, padahal penduduk Yaman sebenarnya bukan keturunan Israil.

Referensi :

Buku Ensiklopedia YAHUDI karya ustadz Dr. Thariq as-suwaidan

Ditulis ulang oleh: Naela Dzulaika Prilia

Baca juga artikel:

Al Mujib Allah (Maha Mengabulkan Doa)

Muqaddimah Ushul Sunnah

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.