Keutamaan dan Adab Menjenguk Orang yang Sakit

keutamaan & adab menjenguk orang yg sakit

Keutamaan dan Adab Menjenguk Orang yang Sakit – Dalam sebuah hadis qudsi, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,

يا ابن آدم مرضت فلم تعدني، قال: يا رب كيف أعودك؟ وأنت رب العالمين، قال: أما علمت أن عبدي فلانا مرض فلم تعده، أما علمت أنك لو عدته لوجدتني عنده؟

Artinya: “Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak menjenguk-Ku?” Jawab anak Adam; “Wahai Rabbku, bagaimana mengunjungi Engkau, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya kamu kunjungi dia kamu akan mendapati-Ku di sisinya?”[1]

Ibnul Qayyim dan yang lainnya menjelaskan faedah besar dari hadis ini bahwa firman Allah ,

لو عدته لوجدتني عنده؟

“Seandainya kamu kunjungi dia, kamu akan mendapati-Ku di sisinya?

Maksudnya hamba yang saleh kemudian dia sakit, hatinya terenyuh, dan hilang darinya kesombongan maka Allah bersamanya (ma’iyah) dengan kebersamaan yang khusus. Orang yang menjenguknya juga akan mendapatkan keberkahan kebersamaan Allah yang khusus tersebut.

Adab-adab menjenguk orang yang sakit

1. Mencari waktu yang pas, karena terkadang orang yang sakit butuh waktu untuk istirahat. Sehingga kita harus mencari waktu yang tepat untuk menjenguknya di mana dia bisa menerima kita.

Akan tetapi apabila kita hanya memiliki waktu menjenguk yang bertepatan dengan waktu istirahatnya maka cukup bagi kita untuk menitipkan salam kepada keluarganya dan menyampaikan bahwa kita baru saja datang menjenguknya. Semua ini sudah membuatnya bahagia dan menghilangkan segala buruk sangka ketika dia tidak melihat kita menjenguknya.

2. Bertanya tentang kondisinya sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadis. Seperti ketika Saad bin Muadz sakit karena terkena panah dalam perang Khandaq, beliau dirawat oleh seorang wanita bernama Rufaidah yang saat itu bertugas merawat orang-orang yang terluka. Rasulullah jika melewati Saad di waktu sore maka beliau akan bertanya kepadanya, “Bagaimana kondisimu di sore hari ini?” Jika melewatinya di waktu pagi hari maka beliau akan bertanya, “Bagaimana kondisimu di pagi hari ini?”[2]

Begitu juga dalam riwayat lain beliau bertanya kepada seorang pemuda yang sedang sakit,

كيف  تجدك؟

Artinya: “Bagaimana engkau mendapati dirimu?”[3]

Akan tetapi jangan sampai kita terlalu banyak bertanya hal-hal yang memberatkannya. Jika dia mengeluh maka kita nasihati dan beri semangat agar dia tetap bersabar dalam menerima cobaan sakitnya tersebut.

Jika yang dijenguk adalah non muslim maka kita bisa sambil mendakwahinya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ketika menjenguk pembantunya seorang Yahudi yang sakit. Juga sebagaimana ketika Abu Thalib sakit, maka beliau datang menjenguk sekaligus mengajaknya untuk masuk Islam.

3. Mengingatkannya akan keutamaan orang yang sakit. Kita jelaskan bahwa orang yang sakit akan diampuni dosa-dosanya. Hal ini sebagaimana perkataan Rasulullah kepada orang yang sakit,

لا بأس طهور إن شاء الله

Artinya: “Tidak mengapa, thahur insya Allah.”[4]

Yang artinya, semoga kamu bersih dari dosa-dosa. Karena sakit menghapuskan dosa-dosa. Rasulullah pernah berkata kepada seorang wanita yang mencela demam,

لا تشتي الحمى، فإنها تذهب خطايا بني آدم، كما يذهب الكير خبث الحديد

Artinya: “Janganlah kamu menyalahkan penyakit, karena penyakit itu dapat menghilangkan kesalahan (dosa-dosa) anak Adam, seperti halnya alat pandai besi membersihkan karat-karat besi.”[5]

Jika hanya sekedar demam bisa menggugurkan dosa maka terlebih lagi penyakit-penyakit yang berat akan menggugurkan banyak dosa selama kita bersabar.

Oleh karenanya jika kita menjenguk orang yang sakit hendaknya kita menghiburnya dengan kata-kata yang membuatnya lebih semangat dan meringankan bebannya.

4. Mendoakannya dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Contohnya,

أذهب الباس رب الناس، اشف وأنت الشافي، لا شفاء إلا شفاؤك، شفاء لا يغادر سقما

Artinya: “Hilangkanlah sakit ini wahai Tuhan seluruh manusia, sembuhkanlah, Engkaulah As-Syafi (Sang Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”[6]

Kita boleh mendoakan di hadapannya agar dia tahu bahwasanya kita perhatian kepadanya. Juga boleh untuk kita merukyahnya dengan meletakkan tangan kita di bagian tubuh orang yang sakit lalu mendoakannya. Hal ini agar dia tahu bahwasanya kita memperhatikannya.

Lafal mendoakan orang yang sakit dan rukiah sangat banyak. Hendaknya kita berusaha untuk menghafalnya sebelum menjenguknya. Contoh bacaan rukyah,

باسم الله أرقيك، من كل شيء يؤذيك، من شر كل نفس أو عين حاسد، الله يشفيك باسم الله أرقيك

Artinya: “Dengan menyebut hanya seluruh nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Yang Maha Penyayang, aku merukyahmu, dari setiap yang menyakitimu, dari keburukan setiap jiwa atau keburukan pandangan mata yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan menyebut hanya seluruh nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Yang Maha Penyayang.”[7]

5. Membawa oleh-oleh untuk menyenangkannya

Hendaknya kita membawa makanan yang diperbolehkan dokter untuk dikonsumsi oleh orang yang sakit. Jika kita tidak mampu untuk datang maka tidak mengapa kita kirim lewat orang lain.

6. Tidak mengobrol terlalu lama jika ini mengganggunya.

Ketika kita telah tiba di tempat orang yang sakit, dan dia sulit untuk berbicara banyak maka jangan terlalu lama untuk berbincang dengannya. Intinya kita telah datang dan kita telah mendapatkan pahala menjenguk orang yang sakit. Jangan sampai kita terlalu lama berbincang dengannya yang malah membuatnya tidak bisa beristirahat sehingga sakitnya semakin bertambah.

Akan tetapi, jika dia yang menginginkan kita untuk tetap bersamanya maka tidak mengapa. Perlu diingat, selama kita menjenguk orang yang sakit argo pahala terus berjalan dan ini termasuk amalan saleh. Mungkin benar, saat itu kita sedang tidak membaca al-Qur’an atau belajar, akan tetapi jika dia senang ketika kita menemaninya maka argo pahala akan terus mengalir untuk kita. Pahala melayat jenazah sangat besar padahal dia tidak bisa merasakan perhatian yang kita berikan, maka tentu lebih besar lagi menemani orang yang sakit dan dia merasa nyaman

7. Jangan bosan menjenguk orang yang sakit di saat orang lain sudah bosan dan tidak ada yang menjenguknya. Terkadang orang sakit bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sedangkan, yang menjenguknya hanya ramai datang di awal-awal dia sakit. Sebisa mungkin kita jangan melupakannya di saat banyak orang yang melupakannya. Juga jangan lupa untuk memperhatikan keluarga yang ditinggalkannya. Jika kita tidak memiliki uang kita bisa mengumpulkan teman-teman lain untuk mengumpulkan bantuan sosial untuknya.

Menjenguk saudara yang sakit tidak dibatasi hanya sekali saja. Bahkan jika saudara kita sakitnya lama, kita disunahkan untuk mengunjunginya berulang-ulang. Terlebih lagi banyak orang yang sakitnya lama, maka semakin lama semakin sedikit orang yang menjenguknya dan semakin terlupakan oleh sahabat-sahabatnya. Selama mengunjunginya kita dapat bercengkerama dengan saudara kita yang sakit tersebut, menghiburnya, menghilangkan kesedihannya, menghilangkan kebosanannya, membawakan oleh oleh, dan yang paling penting kita mendoakannya agar sakit yang diderita menggugurkan dosa-dosanya dan juga mendoakan agar ia segera diberi kesembuhan.

Meskipun orang yang sakit itu dalam keadaan tidak sadar, misalnya pingsan atau koma, kita tetap disunahkan untuk mengunjunginya. Meskipun tidak bisa menghiburnya secara langsung, kita masih bisa mendoakannya. Terlebih lagi, setelah dia tersadar, ketika ia atau pun keluarganya diberitahukan bahwa Anda telah menjenguknya, tentu hal itu dapat menyenangkan hati mereka, karena mereka merasa diperhatikan oleh saudara saudara seimannya, sehingga mereka akan terus berbesar hati sembari bersemangat menyongsong kesembuhan dari penyakit yang diderita tersebut. Walau tidak seorang pun yang mengetahui kunjungan kita, yakinlah bahwa Allah Mahatahu atas segala sesuatu.

8. Memberikan harapan sehat

Ketika menjenguk jangan sampai kita membuatnya menjadi pesimis untuk sembuh. Kita harus membuatnya merasa memiliki harapan untuk sehat meskipun harapan tersebut tidak dapat mengubah takdir. Sebagaimana dikatakan oleh para dokter bahwa orang yang memiliki harapan maka imun tubuhnya akan naik. Mereka juga mengatakan bahwa banyak orang sakit yang stres membuatnya imunnya menurun.

Terdapat sebuah hadis yang menjelaskan bahwa orang yang menjenguk dianjurkan meminta doa kepada orang yang sakit. Akan tetapi, sanad hadis ini lemah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:

إذا دخلت على مريض، فمره أن يدعو لك؛ فإن دعاءه كدعاء الملائكة

Artinya: “Jika kamu menjenguk orang yang sakit maka perintahkan lah dia untuk mendoakanmu, karena doanya seperti doa malaikat.”[8]

Hal ini dikarenakan doanya orang yang sakit dianggap seperti doa orang yang terdesak. Sementara doa orang yang terdesak mudah dikabulkan, sebagaimana firman Allah

أَمَّن يُجِيبُ المُضطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

Artinya: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. An-Naml: 62)

Akan tetapi, hadis yang berkaitan dengan hal ini adalah hadis daif. Orang yang sedang sakit memang benar dalam keadaan terdesak, akan tetapi kondisi tersebut untuk dirinya bukan orang lain. Orang sakit yang dalam keadaan terdesak sangat mudah dikabulkan doanya oleh Allah

Adapun kita, maka tidak perlu meminta didoakan oleh orang yang sakit. Karena kondisi orang yang sakit sedang dalam kondisi kesulitan, tentu akan merepotkannya jika kita meminta kepadanya. Yang benar adalah kita yang mendoakannya dan mengingatkannya untuk berdoa, karena doa orang sakit yang dalam keadaan terdesak sangat mudah dikabulkan doanya oleh Allah

9. Mengingatkan salatnya

Hendaknya kita mengingatkan orang yang sakit (bukan dengan cara mengajari) agar tetap menjaga salatnya. Dikhawatirkan ada salat yang terlupakan ketika sakit, karena sebagian orang ketika sakit malah meninggalkan salat. Ini perkara yang sangat berbahaya, karena bisa jadi dia meninggal setelah itu.

Kita gunakan cara yang lembut dalam mengingatkan salatnya agar dia tidak tersinggung. Mungkin bisa dengan cara menyebutkan fikih kemudahan salat bagi orang yang sakit seperti boleh dijamak atau bertayamum. Semua ini agar dia tetap beribadah kepada Allah walaupun dia dalam kondisi sakit yang berat.

Hendaknya kita hidupkan sunah menjenguk orang sakit yang banyak ditinggalkan oleh sebagian kaum muslimin. kebanyakan orang sakit yang menjenguk hanya saudaranya, padahal masalah menjenguk orang sakit bukan khusus untuk keluarga. Selama kita adalah orang yang beriman maka hendaknya kita menjenguk saudara kita, karena pahala menjenguk orang yang sakit sangat besar.

Referensi:

Diringkas oleh Nurul Latifah

Dari”KITABUL JAMI’”, penjelasan hadits-hadits adab dan akhlak. Karya Al-Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A. Ustadz Firanda Andirja Office.


[1] HR. Muslim no. 54.

[2] HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, no. 1129.

[3] HR. Ibnu Majah No. 4261.

[4] HR. Al-Bukhari No. 3616.

[5] HR. Muslim No. 2575.

[6] HR. Al-Bukhari No. 5675.

[7] HR. Muslim No. 2186.

[8] HR. Ibnu Majah No. 1441, dinyatakan dhaif jiddan oleh Syaikh Al-Albani.

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.