Kumpulan Kisah-Kisah Pilihan

KUMPULAN KISA-KISAH PILIHAN

KUMPULAN KISAH-KISAH PILIHAN

 Kisah ke 1:

Nabi Sulaiman Yang Menyembelih Kudanya Karena Allah

Allah Ta’alah menyebutkan bahwa Dia menganugrahkan kepada Nabi Dawud (putra pertama) Sulaiman Lalu Allah Ta’alah menyanjung Sulaiman, dan (menyebutkan) bahwa dia banyak kembali kepada Allah, lalu Allah menyebutkan perkaranya tentang kuda.

Berikut ini saya bawakan kisahnya untuk Anda  -wahai orang Muslim-:

Nabi Sulaiman menyukai kuda untuk digunakan dalam berjihad di jalan Allah, dan beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat, dan memiliki sayap, yang jumlahnya lebih dari 20 ribu. Ketika beliau memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, beliau ketinggalan Shalat Ashar karena lupa, bukan disengaja. Saat beliau menyadari bahwa beliau ketinggalan melakukan shalat karena kuda-kuda tersebut, beliau pun bersumpah, “Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikan ku dari menyembah Tuhanku.” Lalu beliau memerintahkanku agar kuda-kuda tersebut disembelih. Maka beliau pun menebas leher-leher dan uraturat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Ketika Allah mengetahui hambahNya, Sulaiman, menyembeli kuda-kuda tersebut karenaNya, karena takut dari siksaNya, karena mencintai dan mengagungkanNya, disebabkan beliau sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga habis waktu shalat, maka Allah memberi ganti kepada beliau dengan sesuatu yang lebih baik dari kuda-kuda tersebut, yakni angin yang berhembus dengan perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya, perjalanannya sama dengan perjalanan sebulan dan kembalinya juga sama dengan perjalanan sebulan. Dan tentu ini lebih cepat dan lebih baik daripada kuda.

Benarlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

إنّك لا تدع شيئا إتّقاء الله تعالى إلاّ أعطاك الله عزّوجلّ خير منه

Artinya:

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut karena Allah Ta’alah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya.” (HR.  Ahmad dan al-Baihaqi, dan ia adalah hadits shahih).

Kisah ke 2:

Matahari di Tahan (Terbenam) Karena Jihadnya di Jalan Allah

Setelah Nabi Musa ‘alaihissalam wafat, Nabi Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam membawa Bani Israil keluar dari padang pasir. Dia berjalan dengan Bani Israil menyebrangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica, yang termasuk di antara kota yang paling kokoh pintu gerbangnya, paling tinggi bangunannya,dan paling banyak penduduknya.

Nabi Yusya’ mengepung kota tersebut selama enam bulan lamanya. Suatu hari, menyerbu kedalam seraya meniup terompet dan meneriakkan takbir secara serentak. Mereka pun berhasil pagar pembatas kota, kemudian memasukinya, lalu mengambil harta rampasan yang mereka dapatkan disana dan membunuh du8a belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja-raja (yang berkuasa). Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dari raja-raja yang berkuasa di syam. Pengepungan itu terus berlangsung hingga sampai di hari jum’at  setelah Ashar. Maka tatkala matahari telah terbenam atau hampir terbenam, dan akan tiba Hari Sabtu yang telah dijadikan sebagai hari raya untuk mereka (yang hari itu mereka dilarang untuk berperang) dan mereka akan memasuki waktu itu (padahal mereka masih dalam keadaan berperang), Nabi Yusya’ berkata kepada matahari, “Engkau diperintah (untuk beredar) dan aku pun diperintah (untuk menaklukan kota ini). Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku (agar tidak terbenam dulu).” Maka Allah menahan matahari (agar tidak terbenam) sampai dia berhasil menaklukan negri itu dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إنّ الشّمس لم تحبس لبشر إلاّ ليوشع, سار ليالي إلى بيت المقدس

Artinya: “Sesungguhnya matahari tidak pernah di tahan untuk seorang manusia kecuali untuk Yusya’, yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).” ( Diriwayatkan oleh Ahmad dan sanadnya sesuai dengan syarat al-Bukhari)

Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup disana dan diantara mereka ada Nabi Yusya’ yang memutuskan perkara diantara mereka dengan kitab Allah, Taurat, sampai Allah mewafatkannya pada usia seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa adalah dua puluh tujuh tahun.

Kisah ke 3:

Manfaat Mengucapkan Istirja’ dan Bersabar

Dalam hidup ini, orang muslim kadang dihadapkan pada ujian, bencana, cobaan. Maka apabila dia diuji, hendaknya ia bersabar dan mengharapkan pahala disisi Allah Ta’alah, bahkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari pada yang dia ambil darinya.

Berikut ini saya bawakan untuk anda kisah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya:

Daru Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengarkan Rasulullah sahlallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من مسلم تصيبه مصيبة فيقول  ما أمره الله: إنّا لله وإنّا إليه راجعون, اللّهمّ أجرني في مصيبتي وأخلف لي خيرا منها, إلاّ أخلف الله له خيرا منها.

Artinya: “Tidaklah seorang Muslim yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah, Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnyakami akan kembali kepadaNya. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya, melainkan Allah akan memberinyagant yang lebih baik.” (HR. Muslim dalam shahihnya)

Ummu Salamah berkata, “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, ‘siapakah orang Islam yang lebih baik dari Abu Salamah, (penghuni) rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah?’ lalu aku mengucapkan doa tersebut, maka Allah menggantikan untukku Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam (sebagai suami).”

Wahai orang Muslim, tidaklah Anda perhatikan Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya. Barangsiapa yang meninggalkan menampar pipi sendiri, mengoyak-oyak pakaian, meratap, dan kemungkaran-kemungkaran lainnya, kemudian ia memohon pahala disisi Allah atas musibahnya dan mengembalikan semuanya kepada Allah, niscaya Allah akan menggantinya dan Allah adalah sebaik-baik pemberi ganti.

Kisah ke 10:

Salju Memusnahkan Tanamannya, Lalu dia Diberi Ganti Dengan yang Lebih Baik Darinya Karena Kesabaran

Dari al-Barqi, dia berkata: “Saya melihat seorang perempuan di dusun. Saat itu salju turun dan memusnahkan semua tanamannya. Maka orang-orang datang untuk menghibur dan menampakkan rasa prihatin. Lalu perempuan tersebut menengadahkan pandangannya ke langit dan berdo’a, ‘Ya Allah, Engkaulah satu-satunya yang dapat diharapkan oleh makhluk(Mu) yang terbaik (yaitu manusia), dan di tanganMu-lah pengganti dari apa-apa yang telah rusak. Maka berbuatlah untuk kami sesuai dengan sifat yang engkau miliki (Pengasih, Penyayang); karena rizki kami ada padaMu, dan harapan kami pun hanya tertujuh padaMu.”

Tak lama setelah itu, datanglah seorang kaya dan terpandang di negri tersebut. Lalu dia diberitahu tentang apa yang telah terjadi, dan orang tersebut memberikan uang untuk si perempuan tadi sebesar lima ratus dinar.”

Wallahu A’lam Bishowab…

Referensi:

Diringkas oleh: Siti Nur Halizah

Sumber ’’KISAH-KISAH NYATA” Pustaka DARUL HAQ, cetakan ke-12:  Sya’ban 1440 H.[04.2019 M] penulis: Ibrahim bin Abdullah al-Hazami

Baca juga artikel:

Faktor-Faktor Yang Membantu Untuk Bersabar

Musuh-Musuh Ahli Tauhid

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.