Sihir Dan Cara Pengobatannya Menurut Al-Qur’an dan Sunnah
Oleh: Umi Ashfa Fadiyah
(Staf Pengajar di Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)
Sihir merupakan amalan yang di benci oleh Allah Subhanahu Wata’ala, karena sihir merupakan amalan yang mempersekutukan Allah Subhanahu Wata’ala dengan makhluknya yaitu jin, sihir tidak akan terjadi jika tidak ada persekutuan antara jin dan manusia. Manusia meminta kepada jin untuk mencelakan orang lain. Sedangkan nabi telah melarang kita untuk mendatangi para dukun dan tukang rama, sebagaimana sabda beliau:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا[1]
Artinya:
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu kepadanya, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.”
Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rosulullah Shallalahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ[2]
Artinya:
”Barang siapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dia katakan sungguh dia telah kafir dengan apa yang dibawa oleh Muhammad .”
Didalam ke 2 hadits diatas ada kalimat A’rraaf dan Kahin
‘Arraaf adalah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat dan bisa menunjukkan barang yang dicuri atau tempat kehilangan suatu barang, sedangkan Kahin adalah orang yang memberikan hal-hal ghaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung didalam hati.
Menurut Syaikh Islam Ibnu Taimiyah[3] ‘Arraaf, Kahin, Munajjim, (ahli nujum) adalah nama yang sama untuk kedua makna diatas.
Rosulullah melarang kita untuk mendatangi para dukun dan tukang ramal serta bertanya dan membenarkan apa yang mereka sampaikan, karena mengandung kemungkaran dan bahaya yang sangat besar. yang membuat pelakunya dibodoh-bodohi oleh para dukun dan peramal dan hakekatnya mereka hanya mengira-ngira. Yang tidak mengetahui perkara yang ghoib. Para dukun tidak akan sampai dengan apa yang mereka inginkan kecuali dengan cara berbakti, tunduk, taat dan nenyembah jin, dan ini merupakan perbuatan kafir dan syirik kepada Allah yang dosanya tidak akan di ampuni, Allah Subhanahu Wata”ala berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُوْنَ ذَلِكَ لَمَنْ يَشَاءُ[4]
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata”ala tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukannya (syirik) dan dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.”
Allah juga mengharamkan syurga bagi pelaku kesyirikan
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةِ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِيْنَ مِن أَنْصَارٍ[5]
Artinya:
“Sesungguhnya barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah Subhanahu Wata”ala , maka sungguh Allah Subhanahu Wata”ala mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang dzolim itu”
Sihir merupakan perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah, dijelaskan didalam ayat yang mulia (Q.S Al-Baqarah: 102) yang menjelaskan bahwa orang yang mempelajari ilmu sihir, sesungguhnya mereka hanya menghabiskan sisa hidup mereka ke pada hal-hal yang tidak memberikan manfaat sedikitpun kepada mereka, bahkan malah akan mendatangkan mudhorat bagi mereka.
Kita memohon kepada Allah semoga kita dan seluruh kaum muslimin di muka bumi ini dijauhkan dari perbuatan syirik ini, dan dari kejahatan tukang sihir, ahli ramal dan dari segala macam yang berbau perdukunan dan kesyirikan. Aamiin
Beberapa cara antisipasi dalam menanggulangi sihir menurut Al Quran dan Hadits:
- Tindakan Prefentif (sebelum terjadi)
Tindakan prefentif ini bisa dilakukan dengan cara berdzikir, terutama dzikir dikala pagi dan petang, serta membaca do’a dan ta’awwudz sesuai dengan tununan rosul diantaranya seperti berikut:
- Membaca ayat kursi setiap selesai sholat fardhu setelah membaca wirid yang disyariatkan setelah salam dan dibaca sebelum tidur.
اللهُ لَآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ مَن ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَ هُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُونَ بِشَيْئِ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَاشَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلاَيَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ[6]
Artinya:
“Allah Subhanahu Wata”ala , tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus, mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidur. Kepunyaan-Nya apa apa yang di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah Subhanahu Wata”ala tanpa seijin-Nya. Allah Subhanahu Wata”ala mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah Subhanahu Wata”ala melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah Subhanahu Wata”ala meliputi langit dan bumi dan Allah Subhanahu Wata”ala tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Subhanahu Wata’ala Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Nabi bersabda:
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِى لَيْلَةٍ لَمْ يَزَلْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبُهُ شَيْطَانٌ حَتَّى يُصْبِحَ
Artinya:
”Barang siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari, maka Allah akan senantiasa menjaganya dan syaithan tidak akan mendekatinya hingga masuk waktu pagi”.
- Membaca surah Al Ikhlash, surah Al-Falaq dan surah An-Naas setiap selesai sholat lima waktu, membaca ketiga surah tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari seletah sholat Subuh dan menjelang malam setelah sholat Maghrib, sebagaimana hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaai.
- Membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah
ءَامَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلَآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ (285) لاَيُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآإِن نَّسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَابِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ (286)[7]
Artinya:
“Rasulullah (Muhammad ) telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula dengan orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala , malaikat kitab-kitab dan rasul-rasulnya, (mereka mengatakan): ”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorng (dengan yang lain) dari rasul-rasulnya; dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat,” (mereka berdoa): ”Ampunkanlah kami Ya Tuhan kami dan kepada engkaulah tempat kembali Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapatkan pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang ia kerjakan,” (mereka berdoa): ”Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana yang engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaf kami; ampunkanlah kami; dan rahmatilah kami engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang yang kafir.
- Perbanyak membaca ta’awwudz (memohon perlindungan dari kejahatan makhluknya) hendaknya dibaca ketika malam dan siang hari ketika berada disuatu tempat, ketika masuk kedalam bangunan, ketika berada dipadang pasir, udara dan lautan. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang turun di suatu tempat dan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ[8]
Artinya:
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah Subhanahu Wata’ala yang sempurna dari kejahatan yang diciptakan”
Maka tidak ada sesuatupun yang membahayakannya sampai ia meninggalkan tempat itu.
- Membaca doa dibawah ini masing-masing tiga kali pada pagi dan menjelang malam
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي الْأرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Artinya:
“Dengan nama Allah Subhanahu Wata’ala yang bila namaNya disebut, maka tidak ada sesuatupun yang membahayakan baik di bumi maupun di langit dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat-ayat doa diatas hendaknya dibaca dengan hati yang khusyu’, tunduk, dan merendahkan diri seraya memohan kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang menimpanya.
- Tindakan pengobatan
- Suatu ketika Rasulullah meruqyah sahabat-sahabatnya, beliau membaca doa di bawah ini:
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ واشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءً إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا[9]
Artinya:
“Ya Allah , Tuhan manusia! Hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, engkau maha penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dari-Mu, penyembuh yang tidak meninggalkan penyakit”.
- Doa yang dibacakan malaikat jibril ketika meruqyah Rasulullah
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْعَيْنِ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
Artinya:
“Dengan nama Allah Subhanahu Wata’ala , aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu dan dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah Subhanahu Wata’ala menyembuhkanmu, dengan nama Allah Subhanahu Wata’ala aku meruqyahmu.” Dibaca 3x
- Cara lain dalam mengobati sihir, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak (bersetubuh) dengan istrinya karena sihir adalah ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih hijau, dihaluskan dengan cara ditumbuk dengan batu atau alat sejenisnya setelah itu masukkan kedalam wadah tuangkan air kedalam wadah secukupnya untuk mandi selanjutnya bacakan ayat kursi, surah Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas dan ayat-ayat sihir yang terdapat dalam surah Q.S Al A’raf ayat 117-119, Q.S Yunus ayat 79-82, Q.S Thoha ayat 65-69 pada bejana tersebut.
وَأَوْ حَيْنَا إِلَى كَانُوا يَعْمَلُوْنَ (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِيْنَ (119)مُوْسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَايَأْفِكُوْنَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا[10]
Artinya:
“Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkat!” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan bacalah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.”
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِى بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيْمٍ (79) فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80) فَلَمَّا أَلْقَوا قَالَ مُوسَى مَاجِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِيْنَ (81) وَيُحِقُّ اللهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَ (82)[11]
Artinya:
“Fir’aun berkata (kepada pemuka kaumnya): “Datangkanlah kepadaku wahai ahli-ahli sihir yang pandai!” Maka ketika ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: “Apa yang kamu lakukan itu? Itulah sihir, sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala akan menunjukkan ketidakbenarannya. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah Subhanahu Wata’ala akan mengokohkan yang benar dengan ketetapannya. Walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.”
قَالُوا يَا مُوْسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُوْنَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (65) قَالَ بَلْ أَلْقَوُا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعَصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (66) فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيْفَةً مُوْسَى (67) قُلْنَا لاَتَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى (68) وَأَلْقِ مَا فِي يَمِيْنِكَ تَلْقَفُ مَا صَنَعُوا كَيْدَ سَاحِرٍ وَلاَ يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (69)[12]
Artinya:
“Mereka berkata: “Wahai Musa! (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah orang yang mula-mula melemparkan?” Musa berkata: “Silakan kamu sekalian melemparkan!” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: “Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.”
Setelah membaca ayat-ayat tersebut, hendaknya meminum sedikit airnya sedangkan sisanya dipakai untuk mandi. Jika dibutuhkan pengobatan ini untuk kali selanjutnya maka tidak mengapa untuk di ulang lagi sebagaimana cara yang sebelumnya hingga penyakitnya benar-benar hilang.
- Cara pengobatan lainnya, berupaya mengerahkan tenaga dan daya untuk mengetahui dimana tempat sihir itu terjadi, di gunung atau ditempat manapun dia berada, bila tempatnya sudah di ketahui, maka ambil dan musnahkan sampai sihir itu lenyap. Sihir berupa buhul-buhul dimusnahkan dengan dibakar misalnya. Terkadang sihir dikirim lewat boneka, maka bonekanyalah yang di musnahkan, dengan membacakan ayat-ayat ruqyah seperti yang telah disebutkan diatas tadi.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri kita dari sihir dan usaha pengobatan atau penyembuhan yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah nabi kita Muhamad, semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu menjaga kita dari semua kejahatan makluknya dari jin dan manusia. Dan menjaga kita dari berbuat kesyirikan seperti mendatangi para dukun, naudzubillahi mindzalik.
Wallau a’lam bisshowab.
REFERENSI:
- Al-Jami’ul Farid, Abdullah bin Al-Jarullah
- Ash-Shahihain, Bukhari dan Muslim
- As-Sunan, Abu Dawud dan Tirmidzi, dll
Ditulis oleh : Umi Ashfa Fadiyah (Staf Pengajar di Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)
[1] Hadits riwayat Muslim dalam shahihnya
[2] Hadits riwayat Abu Daud
[3] Al-Jamiul Farid hal 124
[4] Al Qur’an surat An Nisa: 48
[5] Al Qur’an surat Al-Maidah: 72
[6] Al Qur’an surah Al-Baqarah 255
[7] Al Qur’an surah Al-Baqarah 285-286
[8] Hadits riwayat Muslim
[9] Hadits riwayat Bukhori
[10] Al Qur’an surah Al A’raf: 117-119
[11] Al Qur’an surah Yunus: 79-82
[12] Al Qur’an surah Thaha: 65-69
Baca Juga Artikel:
Leave a Reply