Cara selamat dari kejahatan sihir dan kedengkian orang, imam Ibnul Qayyim dalam Bada’I al Fawaid (2/238-246) telah menyebutkan sepuluh faktor penting secara global, bila dilakukan oleh seseorang hamba dan dipraktekkkannya, maka leyaplah keburukan pendengki, pemilik pandangan jahat dan tukang sihir.
Diantara penyakit yang sangat membahayakan, penyakit yang muncul gara-gara pengaruh sihir, pandangan jahat dan kedengkian orang. Pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkannya bisa mengakibatkan kematian. Alhamdulillah, dengan nikmat Allah ‘azawaJalla bagi hamba-Nya Allah ‘azawaJalla mengadakan baginya cara-cara penuh keberkahan dan usaha-usaha yang bermanfaat untuk menolak keburukan-keburukan yang ditimbulkan hal-hal tersebut.
Pertama : memohon perlindungan dan penjagaan kepada Allah ‘azawaJalla dari keburukan-keburukan sihir, kedengkian manusia dan pandangan buruk orang lain.
Allah ‘azawaJalla berfirman:
{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)} [الفلق : 1-5]
Katakanlah:”aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai Subuh Dari Kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki bila dia dengki” (Q.S. Al-Falaq/113:1-5)
Allah ‘azawaJalla Maha mendengar suara orang yang memohon perlindungan kepada-Nya, Maha Mengetahui keburukan yang ia mohon perlindungan kepada-Nya, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Allah satu-satunya tempat memohon perlindungan. Allah lah yang memberikan perlindungan bagi orang-orang yang memohon perlindungan, menjaga dan memelihara dari keburukan yang mereka kuatirkan.
Kedua: Takwa kepada Allah ‘azawaJalla dan menjaga-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan mengurus penjagaannya, tidak mengalihkan itu kepada pihak lain. Allah ‘azawaJalla berfirman:
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ} [آل عمران : 120]
Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu, seseungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS. Ali Imran/3:120)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wassalam bersabda kepada Abdullah bin Abbas rodhiallahu’anhu :
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. (HR. At-Tirmidzi)
Maka, barangsiapa menjaga Allah, niscaya Allah ‘azawaJalla menjaganya, mendapati-Nya dihadapannya dimanapun ia berada. Siapa-siapa yang penjaganya adalah Allah ‘azawaJalla, dan Dia ada dihadapannya, maka terhadap siapa ia akan takut?
Ketiga : bersabar dalam menghadapi musuhnya, tidak perlu melawannya, atau mengeluhkannya, juga tidak perlu bicara tentang gangguannya sama sekali.
Tidak ada sesuatu yang lebih membungkam orang pendengki melebihi sikap sabar dalam menghadapinya. Setiap kali permusuhan pendengki bertambah, maka kezhalimannya itu akan menjadi kekuatan bagi yang didengki, yang dengan itu ia sedang melawan dirinya senduri tanpa ia sadari. Kedengkian dan permusuhannya justru berubah menjadi panah yang ia lontarkan kepada dirinya sendiri. Allah ‘azawaJalla berfirman:
وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ
Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. (QS. Fathir/35:43)
Apabila orang sabar terhadap pendengkinya, tidak mengambil pusing tentang perbuatannya, niscaya akan memperoleh kesudahan yang baik dengan izin Allah ‘azawaJalla.
Keempat : Bertakwalah kepada Allah ‘azawaJalla
Barangsiapa bertawakkal kepada Allah ‘azawaJalla, niscaya Dia akan mencukupinya. Tawakkal sebagian dari faktor paling kuat bagi seorang hamba untuk menghadang gangguan, kezhaliman dan permusuhan manusia yang tidak mampu ia hadapai. Orang yang telah Allah ‘azawaJalla lindungi dan cukupi, maka musuh tidak akan punya keinginan untuk melancarkan keburukannya. Sekiranya seorang hamba bertawakal kepada Allah ‘azawaJalla dengan sebenar-benar takwa, sementara langit seisinya akan menjatuhinya, niscaya Allah ‘azawaJalla akan jadikan baginya jalan keluar dari bahaya itu dan menolongnya.
Kelima : mengosongkan hati dari sibuk memikirkan hal tersebut
Ia ingin menghapus apa yang terbetik dibenaknya tentang itu, tidak menoleh dan tidak juga takut kepadanya, serta tidak memenuhi hatinya dengan pikiran tentang itu.
Ini termasuk cara penanganan paling bermanfaat dan kuat supaya keburukan pendengki sirna.
Sikap ini seperti seseorang yang tengah dicari-cari musuhnya untuk ditangkap dan disakiti, namun ia menjauh darinya sehinggga si pendengki tidak bisa berbuat apa-apa.
Keenam : Fokus kepada Allah ‘azawaJalla dan ikhlas kepada-Nya, serta menjadikan tergapainya ridha dan mahabbah Allah ‘azawaJalla pada setiap pikiran hati dan keinginannya.
Keinginan dan bisikan hati ini akan mengisi benak pikiran sedikit demi sedikit dan akhirnya dapat menguasai jiwa, meliputinya, sehingga semua yang dipikirkan dan diingikan hanyalah meraih cinta Allah dan dekat dengan-Nya, memuji dan mengingat-Nya.
Allah ‘azawaJalla berfirman tentang musuh-Nya, Iblis :
{قال فبعزتك لأغوينهم أجمعين (82) إلا عبادك منهم المخلصين (83)} [ص : 82-83]
Iblis menjawab, “demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali Hamba-hamba-Mu yang Mukhlis diantara mereka.” (QS. Shad/38:82-83)
Orang yang ikhlas layaknya orang yang berlindung dibenteng yang amat kokoh, sehingga tidak ada rasa takut pada diri orang yang berada disana, , dan tidak ada kekuatiran hilang pada orang yang bertempat disana. Musuh pun tidak berani mendekatinya.
Ketujuh : memurnikan taubat kepada Allah dari semua dosa membuatnya disalahi oleh musuh-musuhnya.
Sesungguhnya Allah ‘azawaJalla berfirman :
{وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ} [الشورى : 30]
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri (QS. Asy-Syura/42:30)
Tidaklah seorang Hamba dikuasai oleh orang lain yang menyakitinya melainkan karena dosa, baik ia ketahui atau tidak ia ketahui. Dosa yang tidak disadari oleh seorang Hamba berlipat-lipat daripada yang ia sadari. Dosa yang ia lupakan berlipat-lipat dari dosa yang ia ingat.
Disebutkan dalam do’a yang masyhur:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau, sementara aku tidak tahu. Dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari apa (dosa) yang tidak aku ketahui. (HR. A-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad No. 719)
Alangkah besar kebutuhan seorang Hamba terhadap istighfar kepada Allah dari dosa-dosa yang tidak ia ketahui yang jauh berlipat-lipat daripada dosa yang ia ketahui
Maka, saat ia harus menghadapai orang yang mengganggunya, tiada lain disebabkan oleh dosa-dosa nya.
Di alam ini tidak ada keburukan kecuali dosa-dosa dan pengaruh-pengaruh buruknya. Apabila seseorang telah selamat dari dosa-dosa, niscaya akan selamat dari pengaruh-pengaruh buruknya.
Maka, saat seorang Hamba dizhalimi, disakiti atau dikuasai oleh orang-orang yang memusuhinya, tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat baginya daripada taubat nasuha dari semua dosa yang menjadi sebab orang yang tidak suka menzhaliminya.
Kedelapan : bersedakah dan berbuat baik semampunya.
Dua hal ini akan membekaskan pengaruh luar biasa dalam menangkal bala, pandangan dengki dan keburukan pendengki.
Hamper-hampir kedengkian, keburukan dan pandangan buruk tidak mengenai orang-orang yang berbuat baik dan bersedekah. Seandainya ia terkena sesuatu dari itu, maka akan memperoleh pertolongan dan pembelaan dari Allah ‘azawaJalla, dan kesudahan yang baik akan menjadi miliknya.
Sedekah dan berbuat baik termasuk bagian dari syukur nikmat. Bersyukur sudah menjadi penjaga kenikmatandari segala sesuatu yang akan menghilangkannya.
Kesembilan : memadamkan api kedengkian pendengki, permusuhan orang yang menyakiti dengan berbuat baik kepadanya.
Setiap kali gangguan, keburukan, kezhaliman dan kedengkian bertambah, engkau kian bertambah baik kepadanya,saying dan menasehatinya.
Allah ‘azawaJalla berfirman :
{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)} [فصلت : 34-35]
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang anataramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keneruntungan yang besar. (QS. Fushilat/41:34-35)
Kesepuluh : memurnikan tauhid, dan beralih dari factor-faktor yang diusahakan kepada Dzat yang menentukan segala sesuatu, Yang Maha Mengetahui lagi maha bijaksana, dan meyakini bahwa segala sesuatu tidak dapat menimbulkan celaka atau kebaikan kecuali dengan izin Allah.
Allah ‘azawaJalla berfirman :
{وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka taka da yang dapat menolak karunia-Nya. (QS. Yunus/10:107)
Apabila seseorang hamba telah memurnikan tauhid kepada Allah, niscaya telah keluar dari hatinya rasa takut kepada selain-Nya. Musuhnya bagi dirinya terlalu lemah sehingga tidak pantas ia takuti Bersama Allah ‘azawaJalla. Bahkan ia hanya mengesakan Allah dalam sifat takut dan memandang bahwa memikirkan musuh dan takut terhadapnya petunjuk adanya kekurangan dalam tauhidnya.
Sebab, bila seseorang telah memurnikan tauhidnya kepada Allah, makai a sudah punya kesibukan yang menyita perhatiannya, dan Allah ‘azawaJalla akan menjamin penjaganya dan membelanya. “sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman
Orang yang beriman akan dibela oleh Allah ‘azawaJalla. Pembelaan Allah baginya sesuai dengan kadar keimanannya. Bila keimanannya sempurna, maka pembelaan dari Allah baginya sempurna, jika keimanannya naik turun, maka pembelaan Allah kadang dating kadang tidak.
Tauhid merupakan perlindungan dari Allah yang paling agung. Barang siapa memasukinya, niscaya ia termasuk orang-orang yang aman. Sebagian Ulama dahulu berkata, “barangsiapa takut kepada Allah, maka segala sesuatu akan takut kepadanya. Apabila ia tidak takut kepada Allah, maka Allah jadikan ia takut terhadap segala sesuat”.
Inilah sepuluh factor penting yang akan menghindarkan seseorang dari keburukan pendengki, orang yang berpandangan buruk dan Tukang sihir, semoga Allah ‘azawaJalla melindungi kita dari semua keburukan. Amin.
Sumber :
Majalah As-Sunnah Edisi10 Tahun ke- 12 Jumadil Akhir 1440 H / Februari 2019
Diringkas oleh: Supriyadi Abu Ghifar (Pegawai Ponpes DQH)
Baca juga artikel berikut:
LARANGAN MEMBENCI ANAK PEREMPUAN
IBUKU TIDAK ADIL DALAM BERSIKAP KEPADAKU. APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN.?
Leave a Reply