Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

SABAR TIDAK BERARTI BERPANGKU TANGAN

“sampai kapan kita terus bersabar melihat keadaan seperti ini ?” Apa kita bersabar terus sampai hancur dan binasa ?”,”kalau kita bersabar terus tanpa berbuat apa-apa, maka kapan keadaan buruk ini akan berubah?.

Komentar-komentar di atas barangkali sering kita dengar ,atau bahkan di sampaikan kepada kita ketika kita berupaya mengajak sebagiaan kaum muslimin untuk bersikap benar dan bersabar dalam menghadapi kejadiaan di sekitar kita yang tidak kita inginkan.

Tentu saja kometar-komentar tersebut tidak di dasari ilmu dan pemahaman agama yang benar,khususnya dlam memahami makna sifat sabar yang banyak di puji dan di perintahkan dalam ayat-ayat al-qur’an. Allh berfirman;

فاصبر صبرا جميلا

Maka bersabarlah kamu dengan kesabaran yang indah.(QS.Al-Ma’arij/70:5)

Perintah Allah ﷻ untuk menetapi sifat sabar dalam menghadapi keadaan seperti itu menunjukkan hal ini pada akhirnya akan mendatangkan banyak kebaikan, karena sifat sabar merupakan sebab utama turunnya pertolongan dari Allah ﷻ kepada hamba yang menetapinya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas bahwa Rasullulah bersabda;”ketauhilah bahwa bersabar ketika(menghadapi) seatu yang tidak di sukai (akan mendatangkan)banyak kebaikan,sesungguhnya pertolongan(dari Allah ﷻ  selalu)bersama sifat sabar,sesungguhnya jalan keluar (selalu) bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesusahan (selalu ada) kemudahan “

KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN SIFAT SABAR

Keutamaan dan kemuliaan ini banyak di sebut dalam ayat Al-qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari Rasullulah ﷺ.

Allah ﷻ berfirman :

إنما يو فى الصبرون أجر هم بغير حسا ب

Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan di sempurnakan (ganjaran)pahala mereka (pada hari kiamat kelak) tanpa batas.(QS.Az-Zumar/39:10).

      Imam Asy-syakani  berkata; ayat ini menunjukkan bahwa pahala dan ganjaran kebaikan orang-orang yang bersabar tidak ada batasannya…ini adalah keutamaan besar dan ganjaran kebaikan agung yang mengandung arti bahwa setiap orang yang mendambakan pahala(dari)Allah dan menginginkan balasan kebaikan disisi-Nya  maka hendaknya dia menetapi sifat sabar,mengikatkan diri dengannya dan berpegang teguh padanya”.

Dalam sebuah hadits yang sahih, dari abu said Al-khudri bahwa Rasullulah ﷺ besabda:

ومن يتصبر يصبره الله وما أعطي أحد عطاء خير وأوسع من الصبر

Barang siapa yang bersungguh-sungguh berusaha untuk bersabar maka Allah akan memudahkan kesabaran baginya. Dan tidaklah seorang di anugrahkan (oleh Allah ﷻ )pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) dari pada (sifat)sabar.

Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya keutamaan dan tingginya kedudukan sifat sabr dalam islam, bahkan menunjukkan bahwa sifat ini menepati kedudukan tertinggi dalam isalm, karena sifat ini menghimpun semua sifat dan perbuatan yang terpuji.

Sebagaimana hadits ini juga menunjukkan bahwa sifat sabar tidak akan di raih kecuali dengan taufik dari Allah ﷻ dan dengan bersungguh-sungguh berusaha melatih dan membiasakan diri menetapi sifat tersebut, demikian pula sifat-sifat mulia lainnya dalam islam.

 MAKNA SABAR DAN HAKIKATNYA

Arti sabar secara etimologi adalah al-habs (menahan/mancegah), maka makna sabar adalah menahan diri dari  berputus asa, dan menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota badan dari perbuatan yang di larang Allah.

Sedangkan  hakekat sabar adalah seperti yang di paparkan oleh imam ibnu qoyyim yaitu “ahklak mulia yang termasuk perangai jiwa (yang luhur), dengannya seorang hamba akan menjauhi perbuatan buruk dan tidak terpuji. Sifat ini merupakan bagian dari kekuatan jiwa yang menjadikan baik dan lurus keadaannya .

Adapun rukun sabar ada tiga yaitu:

  1. Menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allah ﷻ.
  2. Menahan lisan dari keluh kesah(kepada selain Allah ﷻ)
  3. Menahan anggota badan dari petbuatan yang di larang Allah ﷻ, seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian,memotong rambut dan sebagainya.

IDENTIKKAH SABAR DENGAN PASRAH PADA KEADAAN DAN BERPANGKU TANGAN ?

Berdasarkan pemaparan di atas, jelas bahwa sifat sabar tidak berarti berpangku tangan atau pasrah pada keadaan, seperti yang di tuduhkan sebagian kaum muslimin kepada orang-orang yang selalu menyeruhkan untuk bersabar dalam menghadapi kenyataan sepahit apapun. Bahkan menetapi sifat ini justru merupakan solusi dantindakan terbaik dalam menghadapi semua itu, karena bukannkah sifat inilah yang Allah ﷻ perintahkan ke pada Rasul-Nya ﷺ, sebagiaman apenjelasan di atas, ketika rasullulah ﷺ menghadapi kesusahan ynag lebih dari kesusahan apapunynag di alami seorang manusia di jaln Allah ? buakankah sifat ini merupakan sebaiki-baik penolong bagi seorang hamba? Bukankah sifat ini termasuk sebab turunnya pertolongan dari Allah ? diatas telah kami nukil sabda Rasullulah  ﷺ:”ketauhilah, sesungguhnya pertolongan(dari Allah ﷻ selalu) bersama sifat sabar.

Memang benar kita di perintahkan oleh Allah ﷻ untuk berusaha merubah keadaan yang buruk dan yang bertentangan dengan petunjuk islam, bahkan kita di perintahkan unuk berusaha merubah kemungkaran dan kemaksiatan yang terjadi semampu kita. Allah ﷻ berfirman :

إن الله لايغير ما بقوم حتى يغيروامابأنفسهم

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.’’ (QS. Ar-Ra’d/13:11).

Akan tetapi, ini semua bukan berarti kita boleh melakukan tindakan apa saja dalam rangka merubah kemungkaran, sampai pun dengan melanggar batasan-batasan agama!

Karena kalau ini diperbolehkan, maka apa bedanya kita dengan para pelakuan kemungkaran yang pertama, lalu kita merubahnya dengan cara yang sama mungkarnya atau bahkan lebih buruk?

Oleh karena itu, para ulama melarang tindakan mencegah kemungkaran jika ditakutkan atau paling tidak ada kemungkinan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, ‘’Tidak diperbolehkan mengingkari kemungkaran dengan tindakan yang lebih buruk daripada kemungkaran tersebut. Oleh karena (dalam  Islam) diharamkan memberontak dengan senjata kepada penguasa atau pemerintah (meskipun) dengan alasan beramar ma’ruf dan nahi munkar, karena akibat (buruk) yang ditimbulkan setelah itu, dengan  melakukan perbuatan haram dan meninggalkan kewajiban, lebih besar daripada perbuatan mungkar dan dosa yang mereka lakukan.”

Di dalam Al-Qur’an,Allah ﷻ memerintahkan kepada kita untuk menghadapi dan menyikapi perbuatan buruk dengan cara baik, bukan dengan keburukan.Allah berfirman:

“Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan, tolaklah (keburukan itu) dengan cara yang lebih baik , maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang  sabar dan tidak dianugerahkan  melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat /41:34-35).

Artinya: Tolaklah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, kemungkaran dengan kebaikan, kezhaliman dengan pemaafan dan dosa dengan bertaubat.

Kemudian dengan ayat ini, Allah ﷻ menjelaskan manfaat besar menlak keburukan dengan kebaikan, yaitu menjadiakan orang yang memusuhi kita tunduk, bahkan menjadikannya seperti teman akrab bagi kita. Ini berarti bahwa sikap ini merupakan cara terbaik untuk mencegah kemungkaran, karena akan melahirkan kesudahan yang baik dan damai.

Jadi berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa bersabar bukan hal tercela dan tidak menunjukkan sikap lemah, bahkan sifat ini adalah sifat terpuji dan merupakan cara menghadapi dan memecahkan masalah yang terbaik, karena sifat ini merupakan sebab utama turunnya pertolongan dari Allah.

Semua tindakan dan sikap tersebut merupakan sebab kebaikan yang di puji dalam islam, sebagaimana dalam hadist-hasist dari rasullulah ﷺ berikut :

  1. Yang artinya, “sesungguhnya sikap lemah lembut tidaklah di tempatkan pada sesuatu kecuali akan meng-hiasinya dan tidaklah di hilangkan dari sesutau kecuali akan menjadikannya buruk “.
  2. Yang artinya, “sikap at-ta-anni (tenang dan tidak terburu-buru mengambil keputusan ) adalah dari Allah sedangkan sikap tergesa-gesaadalah dari setan”.
  3. yang artinya,”tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemaafannya kecuali kekecewaan”.
  4. Yang artinya,”ada tiga sifat yang menjadikan hati seorang muslim tidak akan menjadi dengki dan buruk…( di antaranya): menasehati (dengan baik) para pemimpin kaum muslimin”.

Dan tentu semua sikap-sikap baik inilah yang akan memudahkan turunyya pertolongan  dari  Allah ﷻ

Referensi :

Di susun oleh Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni,M.A.

(majalah As-Sunnah,edisi 06 Dzulhijah 1437 H/ Oktober, Tahun XX, penerbit,Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, SABAR TIDAK BERARTI BERPANGKU TANGAN).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.