Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

Saudaraku, Masjid Merindukanmu

Masjid adalah tempat untuk ibadah, ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Ia adalah taman untuk orang-orang yang berdzikir kepada Alloh dan tempat berkumpulnya kaum muslimin. Ia juga mimbar hidayah dan petunjuk serta pencegah kesesatan dan kerusakan.

Firman Alloh:

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَاْلأَصَالِ {36} رِجَالُُ لاَّتُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَبَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَآءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَاْلأَبْصَارُ {37} لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَاعَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ {38}

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat.Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka.Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. An-Nur:36-38)

Wahai orang yang berpaling dari masjid dan menganggapnya sebagai penjara! Mengapa engkau berpaling dan pergi menjauh setiap kali mendengarkan seruan adzan? Dan engkau abaikan kumandangnya adzan di udara. Panggilan yang menyerukan “Hayya ‘alasholah … Hayya ‘alasholah” (Marilah tunaikan sholat … Marilah tunaikan sholat) bagi orang yang mau mengingat Alloh.

Sungguh masjid telah merindukanmu. Rindu kepada kelezatan darimu. Kelezatan kemakmuran masjid yang kebaikannya akan kembali kepadamu. Ia senantiasa memanggilmu dalam sehari semalam lima kali. Panggilan yang mengandung kebaikan dan nasihat. Dengan harapan engkau akan memenuhi seruannya dan memakmurkan kesunyiannya.

Firman Alloh:

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al Ahqaf:31-32)

Keutamaan berjalan ke masjid

            Saudaraku, andaikata engkau mengetahui keutamaan yang hilang darimu ketika meninggalkan pergi ke masjid, pastilah engkau akan menggigit jari-jarimu karena sedih dan menyesal. Perhatikanlah keutamaan-keutamaan yang didapatkan oleh orang yang berjalan ke masjid untuk menunaikan sholat.

  1. Mendapatkan tempat persinggahan di surga.

Andaikata diberitahukan kepadamu bahwa pergimu ke suatu tempat akan mememperoleh hadiah yang berupa harta dunia, pastilah kamu akan berjalan cepat menuju tempat tersebut meskipun jauh, pastilah mencurahkan semua kekuatan untuk mencapainya, pastilah kamu akan bersusah payah dan menghilangkan segala kelemahan serta lari ke arahnya sebagaimana seorang mujahid lari di medan perang. Maka bagaimana jika perjalanan ke masjid lebih mudah dan pahalanya lebih besar? Bukankah berjalan ke masjid lebih utama dan lebih berhak untuk mendapatkan persiapan dan kesungguhan?

Dari Abu Hurairah, dia berkata: “ Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

مَنْ غَدَا إلى المَسْجِدِ أَوْ رَاحَ ، أعَدَّ اللَّهُ لَهُ فِي الجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أوْ رَاحَ

“Barang siapa pergi ke masjid di pagi hari atau di sore hari, maka Alloh menyiapkan untuknya tempat persinggahan di surga setiap kali pergi di pagi hari atau di sore hari” (HR Bukhari dan Muslim)

            Sesungguhnya itu adalah pahala yang terus menerus dan balasan yang sangat mengagumkan. Persinggahan abadi di surga yang penuh kenikmatan. Andaikata kamu memperhatikan keindahannya, melihat perhiasannya, memandang rupanya, menyaksikan bentuknya dan menengok ranjang peristirahatan, kecantikan serta kebersihannya, pastilah akan amat sangat takjub. Dan pastilah kamu akan mengorbankan segala yang mahal dan berharga untuk memperoleh kenikmatan tersebut.

  1. Pengampunan dosa dan pengangkatan derajat

Ingatlah, setiap orang melangkahkan kakinya, tetapi melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid memiliki kedudukan agung di sisi Alloh. Yaitu langkah untuk menunaikan dzikrulloh (mengingat Alloh), langkah untuk menyambut panggilan-Nya, langkah untuk memenuhi perintah-Nya, dan langkah yang diayunkan karena mengharap keutaman-Nya, merasa takut terhadap siksaan-Nya serta mencintai Dzat dan Sifat-Nya. Setiap langkah yang diayunkan akan menghapuskan keburukan dan meninggikan derajat.

Rasululloh bersabda:

“Maukah aku tunjukkan kepada sesuatu yang bisa menghapuskan dosa dan meninggikan derajat?” Mereka berkata:” Tentu, wahai Rosululloh” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu dalam keadaan berat, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu sholat setelah sholat. Itulah penjagaan yang dianjurkan. Itulah penjagaan yang dianjurkan”. (HR Muslim)

Dan Rosululloh bersabda:

“Barang siapa bersuci di rumahnya kemudian menuju rumah dari rumah-rumah Alloh untuk menunaikan kewajiban dari kewajiban-kewajiban Alloh, maka langkah-langkah kakinya salah satunya menghapuskan kesalahan dan langkah lainya untuk meninggikan derajatnya”. (HR Muslim)

Suatu kerugian yang sangat besar, seorang yang mendengarkan panggilan “Hayya ‘alal falah” (Mari menuju kemenangan) dan mengetahui keagungan berjalan ke masjid dan besarnya pahala dan keridhohan Alloh, tetapi tidak mempedulikannya dan mengikuti hawa nafsunya. Padahal itu adalah ibadah yang disaksikan dalam waktu yang tidak lama, tidak merugikan harta dan tidak menghilangkan kesenangan. Bahkan itulah saat-saat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan.

Alangkah meruginya orang yang mengabaikan dan berpaling dari padanya karena sedang bersenang-senang di rumah, sibuk dengan jual beli, asik dengan mobilnya, tenggelam dalam kemaksiatan atau mengikuti acara hiburan.

Dan alangkah beruntungnya orang yang mengutamakan panggilan adzan daripada pekerjaan-pekerjaannya. Ia menjadikannya sebagai cita-citanya yang paling agung. Ia melangkahkan kakinya dengan tenang mengharap ridho Alloh dan kampung akhirat. Air wudhu terasa segar membasahi wajah, tangan dan kakinya serta menenangkan perasaan dan mensucikan jiwanya. Tidaklah sampai ke masjid melainkan ketentraman telah memenuhi hatinya dan menjadikannya pantas untuk bersujud kepada Sang Pencipta.

  1. Memperoleh kebaikan-kebaikan

Tahukah engkau ketika berjalan menuju masjid, siapakah yang dituju? Sesungguhnya engkau sedang berjalan menuju Alloh yang mengabulkan do’amu tatkala berdoa, mengampunimu tatkala memohon ampunan dan memberimu tatkala memohon. Dialah yang meliputimu dengan rahmat dan kesejahteraan di waktu pergi ke masjid dan di waktu sholat. Itulah kandugan makna “Hayya ‘lalfalah”.

Dan di antara besarnya kepemurahan Alloh, Dia memberikan kepadamu kebaikan-kebaikan dan pengangkatan derajat sebelum engkau sampai ke hadapannya dan sebelum engkau mengetuk pintunya.

Nabi bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya menuju masjid, maka dua malaikat mencatatnya untuk setiap langkah yang diayunkannya sepuluh kebaikan dan orang yang duduk di masjid menunggu sholat seperti orang yang qunut dan dicatat sebagai orang yang menunaikan sholat sampai pulang ke rumahnya” (HR Ahmad dengan sanad hasan)

Dan Nabi bersabda:

“Perkataan yang baik adalah shodaqoh, dan setiap langkah yang diayunkan untuk pergi menuju sholat adalah shodaqoh” (HR Bukhori dan Muslim)

  1. Kabar gembira bagi orang yang berjalan menuju masjid

Buraidah meriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda:

“Berilah kabar gembira kepada orang-rang yang berjalan di dalam kegelapan (malam) menuju masjid-masjid dengan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari kiyamat” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shohih)

Kabar gembira ini sesuai dengan jenis amal orang yang berjalan menuju masjid di dalam kegelapan. Karena ia menembus tabir kegelapan ketika pergi ke masjid untuk sholat subuh bersama imam, maka Alloh menggantikannya dengan cahaya yang sempurna pada hari dikumpulkannya manusia.

Keutamaan sholat di masjid

Ingatlah bahwa masjid adalah pasar yang menguntungkan untuk menggapai kehidupan akhirat. Langkah-langkah kaki yang diayunkan tatkala pergi ke masjid bernilai kebaikan-kebaikan. Berdiam di masjid mendapatkan rahmat. Menunggu sholat di masjid dicatat sebagai sholat …

Sholat berjamaah di masjid memiliki keutamaan-keutamaan di antaranya:

  1. Pahala menunggu sholat di masjid

Abu Hurairoh meriwayatkan bahwa Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Senantiasa salah satu di antara kalian di dalam sholat selama dia menunggu sholat, tidak menghalangi untuk pulang ke keluarganya (di rumah) kecuali sholat”.(HR Bukhori dan Muslim)

Renungkanlah keutamaan yang besar ini dari Alloh. Dudukmu saja di dalam masjid menyamai pahala sholat di samping mendapatkan ketenangan, ketentraman, kedamaian, kekhusu’an dan kesyahduan.

Di manakah orang yang menyia-nyiakan pemakmuran masjid dan duduk bersantai di rumahnya dalam keadaan lalai? Ia tidak mendatangi masjid kecuali dengan rasa berat dan malas setelah imam hampir selesai dari sholatnya? Di manakah dia dari mendapatkan keutamaan dan pahala tersebut.

Bahkan seorang mukmin ketika duduk di masjid menunggu sholat, para malaikat mendo’akan rahmat dan ampunan untuknya selama masih di tempatnya. Rosululloh bersabda:

“Para malaikat mendo’akan salah satu di antara kalian selama masih di tempat sholat yang ia sholat di tempat tersebut dan selama belum batal. Mereka mengatakan: “Ya Alloh, ampunilah dan rahmatilah dia”.

Maka sudah sepantasnya setiap muslim, bersegera untuk pergi ke masjid dan berusaha untuk mendapatkan shof awal sebelah kanan imam atau belakangnya. Jika tidak bisa, carilah posisi yang paling dekat dengan imam karena sholat dekat dengannya pahalanya besar dan pengaruhnya bagi orang yang sholat sangat menakjubkan.

  1. Pahala sholat berjamaah di masjid

Pahala sholat berjamaah tidak diragukan lagi oleh siapapun. Rasululloh bersabda:

“Sholat berjama’ah lebih utama daripada sholat sendirian dengan kelipatan dua puluh tujuh derajat” (HR Bukhari dan Muslim)

Perbandingan yang tidak sedikit, sholat sendirian mendapatkan satu derajat dan sholat berjama’ah mendapatkan dua puluh tujuh derajat. Tetapi sangat disayangkan, banyak orang yang tidak tertarik. Mereka memilih sholat sendirian di rumah daripada sholat berjama’ah di masjid. Seolah-olah sudah mendapatkan jaminan untuk masuk surga dan selamat dari neraka.

Janganlah engkau menipu dirimu! Janganlah engkau terpengaruh oleh orang yang lemah iman dan agamanya sehingga memilih rumahnya daripada rumah Alloh dan memilih hawa nafsunya daripada perintah Alloh! Rasululloh bersabda:

“Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada sholat fajar dan isya’. Andaikata mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, pasti akan mendatanginya meskipun dengan mengesot”. (HR Bukhori dan Muslim)

Perhatikanlah sifat orang munafik! Di antara sifatnya merasa berat untuk melakukan sholat subuh dan sholat isya’. Maka bagaimana seorang mukmin bisa ridho memiliki sifat munafik dengan mengabaikan pahala yang besar?

Rosululloh bersabda:

“Barang siapa menunaikan sholat isya’ dengan berjama’ah, maka dia mendapatkan (pahala) sholat setengah malam dan barang siapa yang sholat isya dan subuh dengan berjama’ah, maka dia mendapatkan (pahala) sholat satu malam” (HR Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits hasan shohih)

Banyak anak muda sekarang yang meninggalkan sholat berjama’ah di masjid dengan alasan lelah, jauh masjidnya dan alasan-alasan lainnya. Tetapi kalau mereka diajak untuk menyaksikan pertandingan olah raga atau begadang di malam hari, mereka bersemangat menyambutnya seperti prajurit berkuda yang gagah berani. Apa mereka tidak mendengarkan kisahnya Abdulloh bin Ummi Maktum yang buta, di mana dia meminta ijin kepada Rosululloh untuk tidak sholat berjamaah karena berat, banyak binatang berbisa dan binatang buas. Maka Beliau menjawab:

“Kamu mendengar seruan hayya ‘alasholah dan hayya ‘alalfalah, maka datanglah ke masjid” (HR Abu Dawaud dengan sanad yang shohih)

Mendatangi sholat jama’ah juga termasuk sebab-sebab yang menguatkan keimanan dan penghancur syetan. Rasululloh bersabda: “Tidak ada tiga orang yang meninggalkan pendirian sholat jama’ah di desa atau di kampung, melainkan syetan telah menguasai mereka. Maka hendakalah kalian berjam’ah karena srigala akan memakan kambing yang jauh dari perkumpulannya” (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Dan Nabi bersabda:

“Apabila kamu melihat orang yang biasa pergi ke masjid, maka saksikanlah keimanan baginya. Alloh berfirman: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Alloh adalah orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir” (HR Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits hasan)

Maka berbahagialah orang yang menggantungkan hatinya di masjid, menjadikannya sebagai tempat yang menyenangkan, mencari di dalamnya ketenangan dan kedamaian, menyelamatkan diri di dalamnya dari fitnah dan syahwat dunia, membaca di dalamnya Al Qur’an, takut siksaan Alloh, khawatir terhadap hisab, takut terhadap akhirat dan berharap rahmat Robbnya.

Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk meningkatkan semangatnya untuk sholat berjamaah dan memakmurkan masjid kegiatan-kegiatan ibadah. Janganlah menipu dirinya dengan alasan-alasan yang lemah karena ia akan berdiri sendirian dihadapan Alloh, menengok ke kanan dan ke kiri tidak ada sesuatu kecuali perbuatan yang pernah dilakukannya di dunia. Dan hati-hatilah terhadap datangnya kematian yang datang secara tiba-tiba sedangkan engkau dalam keadaan berpaling dari masjid dan sibuk dengan kesenangan-kesenangan dunia.

Ya Alloh, berikanlah taufik kepada kami untuk menunaikan apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhoi dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid-Mu. Amin, ya Rbbal ‘alamin.

Dipetik dari kitab Akhi al-Masjid hanna ilaik oleh Abul Hasan bin Muhammad al-Fakih, diterbitkan oleh Daru Ibni Khuzaimah dengan beberapa penyesuaian.

Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 04 Tahun 03

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.