Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

PAHALA YANG TERUS MENGALIR

Alhamdulillah, Segala puji hanya milik Allah rabbul alamin, Dialah Allah yang telah menciptakan kita dan kepada-Nyalah kita dikembalikan, diantara tanda kesempurnaan iman seseorang ialah mengimanini adanya hari kiamat, hari kebangkitan yang mana pada hari ini tidaklah bermanfaat lagi harta, anak-anak yang kita miliki, pada hari ini seseorang lari dari saudaranya, lari dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, pada hari ini setiap orang memiliki kesibukan tersendiri dan tidak bisa saling tolong-menolong, pada hari ini setiap orang hanya bisa tertolong dengan amalan shalihnya biidznillah, sebelum menuju qiyamat kubro didahului dengan kematian dan Alam kubur disinilah manusia butuh akan pahala yang terus mengalir karena orang yang meninggal sudah tidak bisa beramal. Rosulullah bersabda:

: إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له” (صحيح مسلم :1631)

Jika manusia itu mati, maka akan putus amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Muslim no. 1631)

Allah berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)]الشعراء : 88 ، 89]

Pada hari tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak (88) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (89)”. (Asy-Syu’ara’: 88-89)

Allah berfirman:

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (37) [عبس : 34 – 37]

pada hari itu manusia lari dari saudaranya (34) dan dari ibu dan bapaknya (35) dan dari istri dan anak-anaknya (36) setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya (37)”.

Rosulullah bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. ( صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري – (1 / 168).

tujuh golongan yang Allah berikan naungan tatkala tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh-kembang didalam beribadah kepada Allah, orang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai berkumpul dan berpisah karena Allah, orang yang diajak bermaksiat kemudian mengatakan sungguh aku takut kepada Allah, orang yang menyembunyikan apa yang diinfakkan tangan kanannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahuinya, orang yang mengingat Allah dalam keadaan seorang diri kemudian bercucur air mata”. (shahih bukhari-dengan susunan fathul bari: 1/168)

Para pembaca yang mudah-mudahan dirahmati Allah, kita hidup Didunia ini hanya sementara bahkan bagaikan seorang musafir yang menuju suatu tempat, para pembaca ternyata memang benar kita adalah musafir yang menuju kampung akhirat ingatlah nasihat Rosulullah kepada ibnu umar beliau bersabda: “Hiduplah kamu di dunia seakan-akan seperti orang asing, atau seperti seorang pengembara. “Ibnu ‘Umar lantas berkata kepada sahabat yang lainJika engkau berada di petang hari, janganlah tunggu sampai datang pagi. Jika engkau berada di pagi hari, janganlah tunggu sampai datang petang. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah pula waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416)

mengingat akan kematian dan perkara yang akan terjadi setelahnya, tentunya kita membutuhkan bekal, ketahuilah tidak ada bekal yang paling baik didalam menjalani hidup Di Dunia ini melainkan Taqwa kepada Allah, dengan menjalankan peritah-Nya baik dalam keadaan lapang maupun susah sesuai dengan kemampuan kita dan menjahuisemua larangan-Nya semampu kita.

Allah berfirman : yang artinya : dan berbekallah kalian sungguh sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kalian kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal” (Al-baqarah:197)

Para pembaca yang mudah-mudahan dirahmati Allah, sungguh merupakan rahmat Allah kepada hambanya yang beriman, Allah bukakan pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak, ingatlah tatkala seorang hamba meninggal terputuslah semua amalnya, dia tidak bisa lagi beramal sebagai mana orang yang masih hidup didunia, pada saat di alam kubur tentunya berharap agar terus mendapatkan aliran pahala, pada saat dialam kubur inilah hanya amalan yang menemaninya jika dia seorang yang beriman maka amal shalihnyalah yang akan menemaninya, jika sebagai orang yang zalim maka amal buruknyalah yang akan menemaninya. Maka sisa-sisa hidup ini mari kita pergunakan untuk beramal shalih, Rosulullah menyebutkan dalam hadistnya beberapa amalan yang apabila dilakukan oleh seorang hammba didunia pahalanya terus mengalir walaupun dia telah meninggal, wahai saudaraku renungilah amlan-amalan ini lalu berusaha untuk mendapatkan bagian darinya selama masih ada kesempatan di dunia, bersegeralah melakukannya sebelum ajal menjemput, berikut ini diantara perbuatan-perbuatan yang pahalanya terus mengalir walaupun pelakunya telah meninggal:

عَن أَنَسٍ ، قال : قال رَسُول اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وَسَلَّم : سبع يجري للعبد أجرهن من بعد موته ، وهُو في قبره : من علم علما ، أو كرى نهرا ، أو حفر بئرا ، أو غرس نخلا ، أو بنى مسجدًا ، أو ورث مصحفًا ، أو ترك ولدا يستغفر له بعد موته. مسند البزار 18 مجلد كاملا – (13 / 483)

Dari anas rodiyallahu anhu, beliau berkata” Rosulullah bersabda: ada tujuh perkara yang pahalanya akan tetap mengalir padahal dia telah meninggal Dunia, sedangkan dia berbaring di dalam kuburnya, yaitu: orang yang mengajarkan Ilmu, mengalirkan sungai, membuat sumur, menanam kurma, membangun masjid, wakaf mushaf (Al-qur’an), meninggalkan anak yang memohonkan ampunan buatnya setelah dia meninggal”. (H.R Al-bazzar: 13/483 maktabah syamilah), hadis ini disahihkan oleh syaikh Al-al bani didalam kitab ( shahihul jami’ no: 3602)

  1. Mengajarkan Ilmu.

Ilmu disini yaitu ilmu yang bermanfaat, ilmu yang sesuai dengan Al-qur’an dan As-Sunnah, ilmu yang bisa mengantarkan seseorang agar paham tentang agama islam, mengenal Allah Azza wa Jalla, mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan mahluk-Nya. Ilmu yang dengannya bisa membedakan yang benar dengan yang salah, bisa membedakan yang halal dengan yang haram.

  1. Membangun masjid.

Masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah, tempat yang diperintahkan desebut nama-nama Allah di sana, tempat dilaksanakanya shalat, membaca, mempelajari dan mengkaji Al-Qu’an.

  1. Wakaf Al-qur’an

Dapat dilakukan dengan mencetak Al-qu’an lalu diwakafkan pada kaum muslimin dengan menempatkan dimasjid-masjid, majlis ilmu atau rumah-kerumah, maka orang yang berwakaf Al-qur’an akan mendapatkan pahala sebab orang yang membaca Al-quran wakafkan tersebut.

  1. Mendidik Anak

Mendidik anak dengan cara yang benar, mendidik anak agar paham Al-quran dan As-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah, membesarkan mereka dalam ketaqwaan dan kebaikan, biizdnillah Hal ini bisa melahirkan generasi yang shalih dan shalihah, yang bisa mengamalkan ilmunya, mendo’akan kedua orang tuanya, guru-gurunya, serta berdakwah dijalan Allah.

  1. Membuat aliran sungai

Membuat aliran sungai dari sumber mata air dan sungai induk kemudian dialirkan kemasyarakat, sawah ladang, dan perkebunan kaum muslimin sehingga banyak orang yang mengambil manfaat dari aliran sungai tersebut.

  1. Menggali sumur

Menggali sumur kemudian mewakafkan pada kaum muslimin, untuk dipergunakan kebutuhan mereka, seperti wakaf sumur bor dimasjid-masjid, pesantren-pesantren atau pemukiman kaum muslimin.

  1. Menanam pohon kurma.

Menanam pohon kurma kemudian mendermakan buahnya kepada kaum muslimin, seperti untuk makanan mereka, untuk buka puasa orang yang berpuasa baik pusa romadhan maupun puasa sunnah.

Sumber artikel:

Al-quran alkarim, shahih bukhori, shahih muslim, musnad Al-bazzar, majalah assunnah maret 2012 hal 19.

Disalin oleh : Ali Zufri

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.