Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

DAN AYAHNYA SEORANG YANG SHALIH

DAN AYAHNYA SEORANG YANG SHALIH

Allah azza wajallaberfirman,

وكان أبو هما صالحا

…Dan ayahnya seorang yang shalih

(QS.Al-Kahf/18:82)

Suatu rumah tangga akan menjadi wadah pendidikan dan pengajaran yang sangat positif jika dipersiapkan dengan baik, karena dari interaksi aktif dirumah tanggalah, akan terbentuk pada diri anak pengetahuan, kemahiran, kecenderungan, nilai-nilai, perasaan dan cara berfikirnya dalam menghadapi kehidupan.

Di dalam rumah tangga yang baik akan berlangsung pula tarbiyah yang baik, dan tentu setiap rumah tangga menginginkan anggota keluarga dan anak-anaknya menjadi shalih dan baik, sebagaimana doa kebanyakan orang tua :

والذين يقولون ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتن قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

Dan orang-orang yang berkata: “Ya tuhan Kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Furqon/25:74)

Orang Tua Yang Shalih Akan Mendoakan Anaknya

Hendaknya setiap usaha orang tua diiringi dengan doa memohon kepada Allah. Sebab diantara doa-doa yang dilantunkan oleh para nabi, adalah doa khusus untuk kebaikan anak-anak dan keturunannya.

Sebagaimana Nabi Zakaria, beliau berdoa:

قال رب هب لى من لد نك ذرية طيبة إنك الد عآء

Zakaria berdoa:”Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.” (QS.Ali-Imran/3:38)

Pada ayat ini, Zakaria tidak berhenti dalam doanya untuk lahirnya keturunan saja, tetapi beliau lanjutkan dengan permohonan; keturunan yang baik merupakan keturunan sesungguhnya.

Orang Tua Yang Shalih Tidak Mendoakan Kejelekan Untuk Anaknya

Orang tua perlu berhati-hati untuk tidak mendoakan putra putri mereka dengan doa yang tidak baik, karena bisa jadi doa yang anda panjatkan bertepatan dengan waktu terkabulnya doa, hingga doa tidak baik untuk anaknya kan terkabul, yang akhirnya orang tua sendirilah yang akan memetik buah pahitnya.

Diriwayatkan di dalam shahih muslim, sebuah hadits panjang dari Jabir, bahwasanya ada seseorang mengutuk untanya; “Semoga Allah Melaknatmu”. Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam bersabda; “siapakah orang yang melaknat unta ini?”. Orang itu menjawab: “Saya ya Rasulullah!” kemudian Rasulullah Shalallahu’alaihiwasallam bersabda”Turunlah jangan da sesuatu yang terlaknat bersama kami!, janganlah kalian berdoa tidak baik untuk diri kalian!, jangan mendoakan tidak baik untuk anak-anak kalian!, jangan mendoakan harta kalian dengan doa yang tidak baik!, dan(bisa jadi) itu bertepatan dengan waktu mustajab yang ketika kalian meminta di waktu itu maka akan dikabulkan”(HR.Muslim)

Maka jangan sampai keluar dari lisan orang tua, doa jelek pada anaknya sendiri. Terkadang orang tua ketika marah karena kenakalan anaknya, keluar doa jelek dari lisan orang tuanya, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud. Yang terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan semoga anaknya menjadi shalih serta beada di jalan yang lurus.

Orang Tua Yang Shalih Akan Menjaga Keluarganya Dari Api Neraka

Allah berfirman:

يأيها الذين ءامن اقواأنفسكم وأهلكم نرا وقودها الناس والحخارة عليها ملئكة غلاظ شداد لايعصون الله مآ أمرهم ويفعلون مايؤمرون

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya aalah manusia dan batu penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim/66:6)

Pemeliharaan tehadap keluarga, yaitu pemeliharaan terhadap isteri anak-anak dari api neraka adalah dengan cara memberikan tarbiyah (pendidikan) dan pengajaran yang benar kepada mereka.

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, menjelaskan bahwa ayah sebagai penanggung jawab terbesar dalam rumah tangga berkewajiban mendidik keluarga serta putri-putrinya untuk mentaati Allah.

Orang Tua Yang Shalih Memberi Teladan Untuk Anak

Teladan yang baik lagi shalih termasuk sarana terpenting yang memiliki pengaruh kepada anak, dia akan mengikuti perilaku orang tuanya, baik sengaja ataupun tidak.

Seorang anak yang melihat bapaknya berdusta tidak akan mungkin bisa mempelajari kejujuran, karenanya Islam sangat menekankan contoh yang baik, dan memerintahkan kepada seseorang pendidik atau orang tua untuk mengambil contoh dari Nabi shalallahu’alaihi wasallam sang pendidik, demikian juga dari kalangan para Salaf Shalih serta anak-anak mereka.

Orang Tua Yang Shalih Menjaga Perilakunya Untuk Kebaikan Keturunannya

Para orang tua harus sadar bahwa perilaku mereka sekarang ini akan memiliki dampak kepada keturunannya di dunia dan di akhirat. Sehingga ia berusaha memperbaiki hubungan dan kedekatannya kepada Allah dengan senantiasa bertakwa kepada-Nya.

Allah azza wajalla berfirman tentang balasan untuk orang istiqomh di jalan-Nya,

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزل عليهم الملئكة ألا تخفوا ولاتحزنوا

“sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih”. (QS.Fushshilat/41:30)

Tentang makna “dan janganlah kamu merasa sedih”,Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan: “ Atas apa yang kamu tinggalkan dari urusan dunia ; berupa anak,keluarga,harta,dan hutang. Kami yang akan menjaga mereka di dunia.”

Seorang ulama shalaf berkata kepada anaknya,”wahai anakku! , sungguh aku akan memperbanyak shalatku disebabkan engkau.”sebagai ulama berkata;” maknanya aku akan menambah shalat-shalatku dan banyak memohon kepada Allah untuk kebaikanmu dalam setiap shalatku”

Orang tua yang shalih akan memilihkan untuk anaknya pasangan yang shalih

Orang tua yang shalih akan mengarahkan anaknya yang hendak menikah untuk memilih yang shalih atau shalihah . bila anak laki-lakinya hendak menikah,tentunya kan diarahkan untuk memilih wanita yang shalihah,yang taat beragama,karena dia akan menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.karena bersama ibulah anak-anak akan terbentuk. Ibu yang shalihah tentu akan mengajarkan anak-anaknya Al-Quran dan sunnah nabi .ia akan mengajarkan akhlak yang baik,halal dan haram,dan membacakan kisah-kisah para teladan dari kalangan nabi dan orang-orang shalih .demikian juga bila anak wanitanya telah siap menikah tentu orang tua yang shalih akan memilihkan lelaki yang shalih sebagai kreteria utama untuk mendampingi putrinya.

Orang tua yang shalih menanamkan perkara agama di mulai dari yang terpenting

Di dalam rumah-tangga terdapat landasan-landasan pendidikan dan pengajaran islam yang agung.dan orang tua harus berupaya mendidik dan mengajarkan anak-anak di rumah tangganya dengan memulai dari yang terpenting yaitu mendoktrinkan kalimat ,laa ilaaha illallaah ( tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah )Muhhammadur rasulullah ,manakala sang anak sudah mulai fase berbicara .hendaknya hal pertama tama yang mengetuk pendengaran anak-anak adalah kalimat pengenalan kepada Allah,kaliamat tauhid,bahwa Allah berada di atas arsy ,selalu mengawasi tindak tanduk mereka , mendengar perkataan mereka dan selalu menyertai mereka di manapun mereka berada.

Itulah pembinaan akidah sejak usia dini, seperti tarbiyah dan pengajaran yang dilakukan rasulullah ﷺ terhadap Ibnu Abbas yang tatkala itu masih anak-anak. Rasulullah ﷺ bersabda: “ Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa patah kata; Jagalah (agama/ketentuan-ketentuan syari’at) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah (batas-batas ketentuan) Allah, niscaya akan engkau dapati Allah ada di hadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah saja, dan jika engkau memohon pertolongan, maka memohonlah pertolongan hanya kepada Allah. Ketahuilah! Andaikata seluruh umat manusia berhimpun untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka  tidak akan mampu memberikan manfaat apapun kecuali sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berhimpun untuk menimpakan suatu malapetaka kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukannya sedikitpun kecuali menurut sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena takdir telah diangkat, dan lembaran-lembaran catatan takdir telah kering.”

Selain itu, di tengah rumah tangga, anak-anak usia tujuh tahun harus mulai diperintahkan untuk shalat, ketika umur sepeluh tahun harus mulai dipisahkan ranjang tidurnya serta dipukul jika tidak mau melaksanakan shalat, dengan pukulan pendidikan, bukan pukulan yang mencederai. Rasulullahﷺbersabda:

مرواأولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناء عشر وفرقوا بينهم فى المضا جع

Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika berumur tujuh tahun. Pukullah mereka jika meninggalkan shalat ketika berumur sepuluh tahun,dan pisahkanlah mereka di ranjang masing-masing. (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dll.)

Penutup

Harus diketahui orang tua bahwa pendidikan dan pengajaran di rumah tangga tidak terhenti meskipun usia anak merambah dewasa, karena itu orang tua dituntut untuk terus belajar dan terus meningkatkan diri baik ilmu ataupun amal, dan jika demikian keadaan setiap rumah tangga, maka dengan izin Allah- niscaya akan terbentuk umat dan bangsa yang shalih yang dimulai dari keluarga-keluarga yang kepala keluarganya adalah orang-orang yang shahih. Wallahu ‘alam.

 

SUMBER                  : MAJALAH AS-SUNNAH

Ditulis ulang oleh: YASMIN YUNI AZRAH

KELAS                      : IMAH 1

 

BACA JUGA:

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.